Rara kini sudah tiba di rumahnya, Jojo memang selalu mengantarkan Rara sampai rumah bahkan Jojo pun sudah mengenal keluarga Rara dengan baik, Bahkan sang adik pun selalu senang jika Jojo datang berkunjung ke rumah, Jojo memang pintar menarik hati orang lain ia mampu membaur dengan baik pada siapa pun.
" Thanx ya Jo.." ucap Rara sambil menyerahkan helmnya pada Jojo.
Jojo hanya mengangguk seraya menunjukan senyum mautnya.
" Mampir dulu Jo?" tawar Rara seraya berjalan menuju pintu gerbang rumahnya.
" hemmm...makasih Ra, tapi gue ada urusan dulu nanti lah gue mampir!" jawab Jojo dengan halus.
" ok, hati - hati ya!" saut Rara.
Tak lama pun Jojo melajukan motornya meninggalkan halaman rumah Rara, Jojo melajukan motornya dengan kecepatan sedang menuju bengkelnya. Ya, Jojo memang mempunyai usaha sendiri . Meski ia masih terbilang kecil dari umurnya untuk memulai bisnis namun hal itu tidak menyurutkan niatnya untuk membuka bengkel bersama teman - temannya. Jojo membuka usahanya itu dengan hasil tabungan dari uang jajannya yang ia dapat dari kedua orang tuanya.
Orang tua Jojo adalah orang yang sangat menyayangi anak - anaknya, sang papah adalah pengusaha yang sukses sehingga mampu memberikan kenyamanan pada mereka. Sedangkan sang mamah adalah seorang designer yang sudah mumpuni, jadi jangan heran jika Jojo bisa mendirikan bisnis nya sendiri.
Jojo sudah sampai di bengkelnya, ia memarkirkan motornya di samping kios bengkelnya, " Dim, gimana hari ini?" tanya Jojo saat memasuki bengkel dan bertanya pada Dimas yang ia percaya.
" lumayan lah, Lo dari mana?" saut Dimas yang nampak asik sambil menyelesaikan satu pelanggannya.
Jojo mengganti seragam sekolahnya dengan kaos yang biasa ia gunakan saat berada di bengkel, kios bengkel nya memang cukup besar karna Jojo memang sengaja agar ia dan teman - temannya bisa beristirahat jika sudah lelah membantunya di bengkel.
" Oh iya Jo, stok barang masih oke sampe bulan depan" ucap Dimas lagi, memang Dimas selain montir ia pun mengerjakan yang lain, termasuk segala kebutuhan bengkel.
" Oke, pokonya kalo ada apa - apa jangan lupa Lo catet, nanti kasih laporannya ke gue ya?!" jawab Jojo sambil menikmati rokoknya dengan santai, meski Jojo baru memulai bisnisnya namun ia sangat serius untuk menjalani nya, maka tak heran jika ia menyuruh Dimas untuk mengelola dengan baik. Tentunya dengan di awasi Jojo langsung.
Jojo masih nampak asik dengan kegiatannya dan buku skestsnya, bisa di bilang Jojo adalah laki - laki yang multi talenta selain keahliannya di otomotif, Jojo juga terkadang mengikuti ajang balap motor. Mulai dari yang resmi hingga balap liar pun kadang Jojo ikut serta, otaknya yang encer serta bakat bisnis dari kedua orang tuanya pun tak luput, terlebih di bakatnya menggambar dan juga bermain alat musik serta ke ahliannya di dunia olah raga, membuat Jojo menjadi paket lengkap.
Jika sedang santai seperti saat ini, terkadang Jojo asik menggambar, entah itu objek sekitar atau terkadang ia menggambar Rara, ya sudah pasti Jojo sangat senang jika menggambar Rara karna menurutnya Rara menyimpan banyak kesamaan dengannya. Hanya Rara yang membuat Jojo bertekuk lutut dan menuruti semuanya, meski Rara tidak pernah menuntut Jojo dengan hal - hal yang aneh justru itu lah yang membuat Jojo terpikat pada Rara. Rara bukan lah cewek yang manja seperti yang biasa mendekati Jojo, menurut Jojo Rara lebih mandiri. Sehingga jika keduanya sedang bersama maka Jojo yang akan bersikap manja.
Jojo nampak larut dengan buku gambarnya dan segala imajinasinya saat Alfian datang untuk sekedar santai atau membantu pekerjaan Dimas. " Jo! Khenzo!" pekik Alfian memanggil Jojo yang sejak tadi asik, sehingga tak memperdulikan panggilannya, " ini bocah!" saut Alfian lagi dengan jengkel ia melemparkan tutup botol yang ada di dekatnya.
" Aww!!" pekik Jojo saat tutup botol itu mendarat di atas buku gambarnya, seketika Jojo langsung menoleh mencari tahu siapa pelakunya. Jojo melihat Alfian yang asik bermain gitar dan pura - pura tidak memperdulikan Jojo. " sial!" saut Jojo yang kembali melemparkan tutup botol itu kembali pada Alfian. Alfian terus memainkan gitarnya dengan santai.
" Si pea!!" pekik Jojo menutup bukunya dan berjalan ke arah Alfian.
" Apa sih Lo?" tanya Alfian sambil menghentikan permainan gitarnya.
" Au ah, noh kucing lewat make rok!" jawab Jojo asal.
Alfian dan Dimas kompak tertawa mendengar ucapan Jojo yang konyol, " Mana ada koplak?!" saut Dimas tertawa.
" Ya Allah Jo kalo gila jangan ngajak - ngajak kita" saut Alfian lagi.
Jojo hanya tertawa mendengar ucapan mereka.
sementara itu Rara nampak asik sedang membaca novel di kamarnya di temani dengan cemilan, Rara yang asik sambil tiduran di atas kasurnya ia nampak begitu serius membaca novelnya.
Rara memang hobi membaca novel, ia lebih suka menghabiskan waktunya membaca atau menonton film di kamarnya. Rara jarang sekali keluar rumah malah bisa di bilang ia tidak pernah keluar rumah jika bukan hal yang penting. Bisa di bilang Rara anak rumahan.
Saat sedang asik pintu kamarnya di ketuk mbak Yul, asisten rumah tangganya, " kak, kakak?!" panggil mbak Yul sambil mengetuk - ngetik pintu kamar.
" Masuk mbak!" jawab Rara tanpa mengalihkan matanya dari kegiatannya.
mbak Yul pun membuka pintu kamar itu dan berjalan ke arah Rara, " kak di panggil mamah tuh!" ucap mbak Yul.
" Mau apa?" tanya Rara yg kini mengalihkan pandangannya.
" Bantuin bikin kueh kak!" ucap mbak Yul. Rara langsung bangkit dari tidurnya dan berjalan menuju dapur, Fitri yang tak lain adalah mamah Rara sangat handal dalam membuat berbagai macam kueh Rara sangat senang jika sang mamah membuat kueh, ia senang bereksperimen dalam membuat kuehnya.
Rara yang memang pada dasarnya menuruni bakat sang mamah makanya ia senang membuat kueh dan tak jarang kueh nya pun berhasil dan menyamai hasil kreasi sang mamah.
" mamah bikin kueh apa?" tanya Rara saat sudah duduk dan melihat berbagai macam bahan kueh yang sudah tersedia di atas meja makan.
" Biasa lah, bolu sama beberapa cookies aja" jawab sang mamah sambil menyiapkan bahan kueh, " kalo mau bantuin kuncir dulu rambutnya!" ucap sang mamah lagi sambil menunjuk rambut panjang Rara yg tergerai hingga punggung. Rara langaung menguncir rambutnya seraya memperhatikan dengan serius karna jika ia salah sedikit maka kuehnya tidak akan jadi, alias gagal.
Mereka bertiga pun nampak asik berkutat dengan kegiatannya membuat kueh di dapur, sedang kan Raka sang adik asik bermain di ruang Tv sambil menonton Tv.
setelah hampir dua jam berkutat dengan segala bahan kueh, akhirnya mereka selsai dan menghasilkan tiga buah bolu yang beraneka rasa dan beberapa toples cookies.
" Ahh...akhirnya selesai juga!" ucap Rara sambil menyenderkan tubuhnya di bangku. Mbak Yul masih nampak asik berkutat dengan kegiatannya membersihkan area dapur, sedangkan sang mamah sedang asik merapihkan cookies kedalam toples - toples yang sudah tersedia. Setelah mencuci tangan dan membantu mbak Yul membersihkan dapur Rara berjalan menghampiri Raka sambil membawa sepotong kueh dan setoples cookies.
" Ka, aku mau?" rengek Raka sambil meraih toples cookies yang di bawa Rara.
" Pelan - pelan ka bukanya, awas pecah toplesnya!" seru Rara saat melihat Raka yang nampak antusias dengan cookies nya.
Rara santai sambil menikmati kuehnya ia menyenderkan tubuhnya di sofa depan Tv sambil menonton film kartun yang di lihat Raka.
Saat sedang asik nonton Tv, tiba - tiba dari arah depan pintu rumahnya sayup - sayup Rara mendengar ada orang yang mengetuk pintunya, Rara pun bangkit ke arah pintu rumahnya.
Namun saat Rara membuka pintu rumahnya dan melihat siapa tamu yang berkunjung ia sedikit terkejut, " maaf mau cari siapa ya?" tanya Rara pada sosok laki - laki yang berdiri di depan pintu gerbangnya.
" Maaf ini rumahnya Keira kan?" tanya sang laki - laki.
" Iya mas nya mau cari siapa ya?" tanya Rara lagi.
Namun sang tamu hanya tersenyum menunjukan sederet giginya yang rapih namun berwarna kuning mungkin akibat nikotin atau kafein. Sambil terus menatap bingung Rara membuka kan pintu gerbang rumahnya.
" Lo Keira kan?" tanya sang laki - laki sambil mengulurkan tangannya, Rara hanya menatap bingung menaikan sebelah alisnya, " iya tapi maaf anda siapa?" tanya Rara lagi dengan curiga.
" kenalin gue Tyo!" jawab sang laki - laki yang penampilannya cukup menarik, dengan celana pendek dan kaos oblong biasanya di tambah topi dan beberapa aksesoris gelang membuatnya sedikit menarik.
" Sory Tyo mana ya?"
" Gue Tyo rumah gue di blok sebelah!" ucap nya santai memperkenalkan diri.
Otak Rara yang kini sudah memperoses maksud dari sang tamu, ia menunjukan senyumnya sambil menerima uluran tangannya , " Oh iya, gue Keira tapi maaf ya gue lagi sibuk.." jawab Rara cepat tanpa mempersilahkan sang tamu.
" Sorry banget ya mas..." ucap Rara lagi sambil menutup kembali pintu gerbangnya, nampak sekali seraut wajah kecewa yang di tunjukan oleh sang laki - laki itu.
Rara memang tidak menyukai jika ada tamu yang seperti ini, terlebih lagi tamu itu khusu mencari Rara. Tyo sudah yang kesekian kalinya bertamu dan di tolak oleh Rara, selain cuek Rara memang terkenal judes dan paling susah untuk di dekati, tak banyak yang tahu jika Rara sudah memiliki hubungan dengan Jojo.
Namun Tyo tidak menyerah ia tetap berdiri di depan pintu sambil memanggil - manggil Rara yang sudah berjalan ke dalam rumahnya, " Ra! Keira!" panggilnya.
Rara pun dengan malas memutar tubuhnya kembali berjalan ke arah Tyo, " mas maaf ya...kalo ga ada yang penting mas boleh pulang dari pada panas - panasan disini!" ucap Rara dengan wajah datar dan tatap dingin.
" hemmm...aku cuman mau ngasih ini" ucap nya sambil memberikan sebuah bingkisan makanan. belum sempat Rara menolak kini Tyo sudah berjalan meninggalkan Rara yang masih terpaku menatap bingkisan di tangannya itu.
Rara memutar matanya malas dan kembali berjalan masuk, Rara memberikan bingkisan itu pada Raka yang nampak asik bermain.
Rara tidak pernah mau ambil pusing dengan segala yang menurutnya tidak penting, jadi ia memberikannya pada Raka dan kembali menikmati kuehnya kembali.