Chereads / shadow is my husband / Chapter 5 - Bab - 5 -

Chapter 5 - Bab - 5 -

Kini Rara dan Jojo sudah di sekolah, mereka nampak asik dengan kegiatan masing - masing. Rara nampak asik bersama Isna dan teman - temannya yang bergosip ria tentang Jojo, ya Jojo memang cukup terkenal di sekolah selain karna wajahnya yang tampan dan juga tentunya predikatnya sebagai ' Bad Boy ' membuat Jojo semakin di idamkan.

Sedangkan Rara yang biasa mendengar segala tentang Jojo, ia hanya bisa tersenyum saja menggelengkan kepala. Rara tak pernah menyangka jika pacarnya begitu di idamkan teman - temannya, sedang kan Rara yang jelas - jelas pacarnya justru merasa biasa saja, entah ia harus merasa bangga atau bingung...entah lah! Rara tak pernah ingin tahu lebih.

Isna yang sedari tadi asik bergosip ia memang terkadang sengaja mengajak Rara bergabung agar Rara tahu bahwa banyak yang ingin merebut posisinya, namun bukan Rara namanya jika ia perduli. Rara tetap biasa saja walaupun selama tiga tahun mereka berpacaran terkadang Jojo terlihat bersama dengan cewek lain.

Rara tetap tak pernah ambil pusing, menurutnya masa mereka saat ini masih masa cinta monyet. Terlalu berlebihan jika menganggap cinta mereka adalah cinta yang abadi. Bukan kah jodoh, rezeki, mati sudah di atur.?

Sedangkan Jojo yang nampak asik bermain basket bersama teman - temannya, ia nampak cuek saat berpasang - pasang mata memperhatikan. Jojo tak pernah menganggap mereka semua terlebih ia masih ingin bersenang - senang dan menikmati masa remajanya. Namun satu hal yang selalu menjadi prioritasnya adalah. Keluarga dan masa depannya Rara.

Meski mereka nampak cuek namun Jojo sebenarnya tak pernah menganggap main - main jika menyangkut Rara. Entah apa yang membuatnya begitu perduli pada Rara namun satu hal yang pasti. Sejak Jojo menjalin hubungan bersama Rara ia merasa berbeda, rasanya ia seperti menemukan cerminan dirinya dalam diri Rara. Sama - sama cuek di luar tapi hangat di dalam.

Bel masuk pun berbunyi mereka semua buru - buru memasuki kelas masing - masing karna tak ingin kena amuk sang guru BP yang terkenal luar biasa, tegas.

Sejak kelas satu Rara dan Jojo tak pernah berada di satu kelas yang sama, namun itu justru membuat mereka nampak nyaman satu sama lain. Meski jika bertemu mereka hanya akan saling melemparkan senyum tanpa saling berucap sepatah kata pun. Karena keduanya sepakat untuk menutupi hubungan mereka. Dan itu berhasil hingga saat ini.

Kini keduanya nampak fokus mengikuti pelajaran di kelas masing - masing.

Setelah jam pelajaran selesai kini bel istirahat pun berbunyi. Rara dan Isna nampak antusias pergi ke kantin untuk mengisi perut mereka. Saat hendak ke kantin mereka tak sengaja bertemu Jojo dan Alfian yang juga kebetulan berjalan menuju kantin. " Ra, itu Jojo!" seru Isna memberikan kode pada Rara. Rara hanya melemparkan senyumnya saat tak sengaja matanya bertemu pandang dengan mata Jojo.

" Kek orang gila Lo!" ucap Alfian yang berada di belakang Jojo dan melihat tingkah pasangan itu.

" Lo yang orang gila!" sungut Jojo.

Kini langkah keduanya bertemu dan hanya saling diam seraya berjalan beriringan bersama yang lain. Isna dan Alfian kini terlihat seperti pengawal dan dayang yang sedang menjaga tuan nya.

" Ra Lo mau makan apa?" tanya Isna dengan setengah berteriak, ia memang sengaja meninggikan suaranya memberikan kode pada dua orang di hadapannya itu. " Gue mau siomay sama Es jeruk yang biasa aja Na, Lo?!" jawab Rara sambil memutar kepalanya menoleh pada Isna, " Apa aja yang penting bisa ganjel perut gue!" saut Isna.

" Lo makan batu sama baut - baut aja, gue yakin bisa ganjel perut Lo!" jawab Alfian yang ikut - ikutan.

" AWW...!!" pekik Alfian seraya mengusap - usap sikunya yang di cubit Isna, Isna melipat kedua tangannya di dada sambil menatap sinis Alfian, " Lo pikir gue debus apa?!" ucap Isna dengan nada sinisnya. " Lah emang iya kan?!" jawab Alfian lagi yang membuat Isna semakin geram.

" Udah Lo berdua kaga bisa akur apa?!" tanya Jojo membuka suara untuk melerai pasangan yang sedang ribut saat ini. " Udah Na, entar gue beliin yang sama kek Rara Lo tinggal ambil aja" sambung Jojo lagi seraya berjalan ke arah tukang siomay dan kedai minuman.

Isna tersenyum menang menatap Alfian, " Gue menang kan?!" ucapnya dengan wajah sombongnya. Rara menarik lengan Isna untuk mencari tempat yang kosong, jika tidak bisa panjang urusannya.

" Udah sini duduk, gue tau Lo bakalan menang!" ucap Rara saat mendapatkan tempat yang kosong.

" Yaealah Risna Addera gitu loh!" ucap Isna sombong.

" Terserah Lo!" ucap Rara tak kalah acuh.

" Udah Lo tunggu sini, gue ambil pesenan dulu!" ucap Isna berlalu menuju tukang siomay dan kedai es.

Rara hanya tersenyum mengangguk pada Jojo memberikan kode dan seakan berbicara lewat mata mereka masing - masing. ' Makasih ' itulah yang Rara tunjukan di matanya.

Jojo pun tersenyum mengangguk dan mengalihkan pandangannya pada teman - temanya.

" Lo tuh kebiasaan tau! " ucap Rara saat Isna kembali membawa dua porsi siomay dan es jeruk tentunya. Namun Isna hanya mengangkat bahunya tak perduli, menirukan gaya Rara.

" Biarin aja lah, Lo juga mau kan? "

" Iya, tapi ga tiap hari juga!" saut Rara sambil menyuap siomay nya.

Saat mereka asik menikmati makanan nya tiba - tiba saja Radit datang dan langsung duduk di sebelah Rara. Sukses membuat Rara menyemburkan es jeruk nya ke arah Radit, " Kenapa sih Ra?" tanya Radit tanpa perduli dengan tatapan menusuk Rara.

Menurut Radit itu malah membuat Rara semakin terlihat menarik.

Jojo yang sedari tadi memperhatikan Rara, ia langsung menatap tajam melihat Radit yang duduk di sebelah Rara. Jojo mengeluarkan ponselnya dan langsung menekan nomer Rara.

Saat ponsel Rara berbunyi ia semakin menatap tajam Radit yang terlihat cuek, Rara tahu pasti Jojo yang menghubunginya.

Benar saja saat Rara melihat layar ponselnya ia langsung menjawab panggilan itu.

" Mau apa dia?" tanya Jojo tanpa basa - basi dengan nada marah.

" Mana gue tahu Jo!" ucap Rara.

" Ywdh Lo taro aja hp Lo di atas meja, jangan di matiin. Gue mau denger dia mau ngomong apa?!" perintah Jojo.

Mau tak mau Rara pun melakukan apa yang Jojo perintahkan, " Lo mau apa sih?" tanya Isna mewakili Rara.

" Gue cuman mau ketemu pacar gue!" jawab Radit seraya melirik ke arah Jojo. Rara membulatkan matanya semakin tajam menatap Radit.

" Heh..!! Apa Lo kata?!" ucap Rara tak kalah sengit, " Ngarep Lo!" sambungnya lagi seraya mengalihkan pandangannya melirik Jojo yang masih setia mengawasinya dari kejauhan sambil memegangi ponselnya.

" Otak Lo ketuker dimana Dit?"

" Kaga lah, masa otak gue ke tuker!"

" Siapa tau aja ke tuker sama otak onta!" cibir Isna yang sedari tadi mewakili Rara, Rara tak perduli dengan keduanya ia tetap menikmati makanannya dan ingin segera pergi dari kantin.

" Sial Lo! ya kaga lah!" saut Radit lagi.

Radit adalah salah satu orang yang selalu berusaha untuk mendekati Rara, ia tak pernah perduli meski Rara sudah puluhan kali menolaknya.

Sebenarnya Radit dan Jojo hampir memiliki kesamaan, dengan wajah yang rupawan dan terlebih Radit yang selalu menunjukan segala yang ia punya.

Tak heran jika ia menjadi playboy di sekolah dan Rara pun tahu itu.

" Mending Lo jauh - jauh sana, nanti kalo cewek Lo liat bisa - bisa kita kena amuk!" cibir Isna seraya mengibaskan tangannya pada Radit untuk pergi.

" Lah kan cewek gue disini..." belum sempat Radit menyelesaikan ucapannya, Rara sudah bangkit berdiri dan berlalu meninggalkan Isna dan Radit yang masih asik berdebat.

Saat Rara hendak memasukan ponselnya ke dalam saku, ia lupa jika ia masih terhubung dengan Jojo, " halo..?" ucap Rara seraya menaruh ponselnya di kuping. " Ko pergi? " tanya Jojo.

" Hufft..." Rara menghela nafas, " Apa gue harus di situ terus?" jawab Rara sengit. Rara terus saja berjalan menuju kelasnya dan tak sedikit pun berbalik melihat ke belakang.

" Coba deh Lo nengok..." ucap Jojo santai.

Rara pun menuruti Jojo, ia memutar kepalanya melihat ke arah belakang langkahnya, Jojo tersenyum sambil terus berbicara, " Ywdh ke kelas aja, gue temenin " ucap Jojo lagi. Rara pun kembali melanjutkan langkahnya menuju kelas.

" Arrrggghhh....." pekik Rara saat masih tersambung dengan Jojo.

" Wow, singa ngamuk!" cibir Jojo. Rara lansung menoleh pada Jojo menaikan alisnya sebelah. Jojo hanya nyengir

kuda.

" Maksudnya??!" Rara tak kalah sewot.

" Ga ko, bercanda. Udah masuk sana gue temenin sampe nanti bel bunyi" sambung Jojo seraya menunjuk ruanan kelas Rara dengan dagunya.

Rara pun yang kini mood nya buruk karna Radit, jadi ia hanya menurut saja dan memasuki kelas.

sementara Isna yang masih nampak asik di kantin bersama yang lain, ia tak khawatir Rara akan marah - marah. Karena tadi Isna sempat melihat Jojo yang mengikuti Rara dari belakang, pasti saat ini Jojo sedang berusaha untuk menghibur Rara. Sedangkan Radit yang langsung pergi setelah kepergian Rara.

Radit berjalan menuju kumpulan cewek - cewek yang sedang bergosip. Radit langsung menebarkan pesonanya penuh percaya diri.

Itu lah yang membuat Rara ilfill pada Radit.

Rara yang kini moodnya berangsur membaik karna berbagai candaan yang Jojo lontarkan, ia kini mulai sedikit melontarkan tawanya. Jojo yang masih asik berdiri di depan kelas Rara dan setia dengan ponselnya, Jojo pun ikut tertawa mendengar tawa Rara yang berhasil keluar dari mulut Rara.

Isna yang sudah kembali dari kantin ia melihat Jojo yang masih nampak asik telepon Isna pun berjalan mendekati Jojo, " Ngapain Lo?" tanya Isna menepuk bahu Jojo.

" Ra ada badut Ancol ni udah Dateng..." ucap Jojo saat melihat Isna.

" Bangke!!" pekik Isna.

" Udah ya, gue ke kelas dulu...jangan ngambek lagi ya?" ucap Jojo.

" Makasih Jo!" jawab Rara sambil memutuskan panggilannya.

Jojo kembali memasukan ponselnya kedalam saku seragamnya, " Udah Sono temenin Rara gih!" perintah Jojo pada Isna yang masih berdiri di samping Jojo.

" Udah Sono!" usir Isna seraya berjalan memasuki kelas.

Jojo berjalan menuju kelasnya sambil mengusap - ngusap kupingnya dan tangannya yang sedikit pegal karena menemani Rara yang sedang marah.

.

.

.