Julian merasa kecewa saat mengetahui Mark tak ada di sana, dan tak ada seorang pun yang mau menunjukkan alamat Mark. Dengan langkah gontai Julian meninggalkan kasino itu. Dia berencana akan pergi ke tempat Ketty, Julian ingin meminta uang itu kembali meskipun Ketty meminta putus darinya. Sayangnya Ketty pun tak ada di sana. seseorang mengatakan kalau dia telah di usir satu bulan yang lalu karena tak membayar sewa apartemen nya. "Pantas saja dia minta untuk tinggal di rumahku! " Batin Julian.
Julian hilang arah..., dia tak tau lagi meski berbuat apa. Jika mengadu pada orang tuanya, pasti orang tuanya akan memarahinya habis-habisan.
......
"Ayo buka mulutmu! A... ' !" Kata Mark berusaha menyuapi Dyani. Namun gadis itu menatapnya dengan kening yang mengkerut. Dyani kesal karena Mark memeperlakukannya seperti anak kecil!
"Aku bisa makan sendiri, lagi pula yang sakit itu hanya tangan kiriku! " Kata Dyani berusaha mengambil sendok dari tangan Mark.
"Tangan kananmu juga terluka kan? Kau meninju cermin itu dengan tangan kananmu! " Kata Mark masih terus menyuapi Dyani. Dyani tak ingin makan dari suapan Mark, tapi pria itu masih saja memaksanya. Akhirnya Dyani membuka mulut dan memakan makanan itu. Mark tersenyum gembira. Dia kembali lagi mengambil makanan dan menyuapi Dyani.
"M...., kenapa kau sampai seperti itu hanya karena aku melakukan itu padamu? " Tanya Mark gugup. Dia tak menyangka Dyani akan senekat itu.
"Aku dibesarkan di Indonesia. Ya meskipun sepertinya aku bukan keturunan asli di sana. Hal itu adalah aib bagi kami. Aku seorang wanita yang sudah menikah, suamiku berselingkuh dan lebih parahnya dia malah menjualku dan kau malah melecehkanku.! makanya aku putus asa" Kata Dyani geram.
"Maafkan aku, aku kira itu hal biasa bagimu! aku tak bermaksud melecehkanmu. karena itu bukan masalah besar disini" Jawab Mark sambil menatap Dyani.
"Mark..., bukankah kau telah terbiasa mendapatkan semua yang kau inginkan? Kau juga telah mendapatkan ku. bolehkah aku pergi? Aku akan berusaha mencicil hutang itu sampai lunas!" Kata Dyani dengan wajah Sedihnya.
"Aku tak mau! Kau harus jadi milikku! " Jawab Mark menatap Dyani tajam.
"Jika kau melakukan hal itu lagi, aku lebih baik mati! " Kata Dyani kesal.
"Kita akan menikah! " Kata Mark singkat.
"Aku wanita yang sudah menikah! dan satu lagi, kita tak seiman! " Jawab Dyani yang memang seorang muslim. Sementara Mark... dia tak menganut agama apapun.
"Jadi..., kemarin itu kau sedang beribadah? " Tanya Mark..., Dia melihat Dyani menutup dirinya dengan selimut dan melakukan gerakan-gerakan.
"Ya..., karena aku tak menemukan mukena.
Dyani memang bukan seorang islam yang taat. Dia masih belum mampu menutup auratnya dengan sempurna, tapi untuk beribadah, dia tak pernah meninggalkannya.
Dyanipun merasa menyesal karena dia hampir saja melakukan hal bodoh seperti kemarin. Andaikan kemarin dia sampai meninggal, pasti dia akan kekal selamanya dalam neraka. Begitulah menurut ajaran agamanya.
"Sayang..., kenapa kau terdiam? " Tanya Mark cemas sambil membelai pipi Dyani dan Dyani segera menepisnya dan kembali menatap Mark kesal. Mark hanya tersenyum melihat wajah kesal Dyani.
"Menikahlah denganku! " Kata Mark sekali lagi.
"Aku sudah menikah! " Jawab Dyani kesal.
"Tapi laki-laki itu tak mencintaimu! " Jawab Mark sambil menatap Dyani prihatin.
"Aku tak peduli..., Aku tak peduli lagi apapun saat ini. Aku hanya ingin kembali ke Indonesia.! " Kata Dyani sedih dan tiba-tiba saja air mata jatuh di pipinya.
"Kau tak boleh pergi! " Jawab Mark memegang pergelangan tangan Dyani. Dia sangat khawatir jika gadis itu benar-benar pergi.
"Kau jangan khawatir..., aku akan berusaha membayar hutang itu! " jawab Dyani lagi.
Dyani tak percaya kalau Mark benar-benar Mencintainya. Karena dia telah sering mendengar sepak terjang Mark di kampus itu. Laki-laki itu tak pernah lepas dari wanita. Jadi jika sampai Mark mengatakan kalau dia mencintainya, itu adalah hal yang mustahil menurut pikiran Dyani.
......
Waktupun berlalu, telah hampir satu minggu Dyani di rumah itu. Luka tangannya juga sudah mulai sembuh. Dia ingin kembali ke kampus itu. Dan berharap kalau Mark mengizinkannya.
Mark tak melarang Dyani, tapi selama di kampus, dia sering memantau gadis itu. Dan segera membawanya pulang begitu kelas Dyani berakhir.
Dyani sempat berfikir akan kabur, tapi pemantauan Mark terlalu ketat. Dia mempunyai beberapa anak buah disana. sehingga semua gerak-gerik Dyani dengan mudah dapat dipantaunya.
........
Malam itu Mark sudah berada di kamar Dyani. Dia duduk dengan tenang di tepi tempat tidur gadis itu. Mark tersenyum lembut menatap paras gadis itu. Tiba-tiba saja keinginannya untuk berbuat lebih pada gadis itu timbul. Mark langsung berbaring di samping Dyani dan memeluknya. Dyani kaget dan berusaha untuk bangkit. Tapi tubuhnya tertahan oleh Mark.
"Sayang..., aku benar-benar butuh saat ini.! Aku membutuhkanmu! " Bisik Mark sambil mencium bibir Dyani. Dyani segera meronta dan kembali menangis. Melihat itu Mark melepasnya. Dyani segera merangkak ke sudut tempat tidur dan kembali memeluk lututnya di sana.
"Sayang..., Aku pria normal. Tolonglah! Aku membutuhkannya? " Pinta Mark sambil mendekati Dyani. Tapi Dyani kembali berteriak... "Jangan mendekat! Aku tak mau! Kau bisa mencari wanita lain. Aku tak mau melakukan dosa besar! " Kata Dyani sambil menangis.
"Ini bukanlah dosa! " Kata Mark membujuk Dyani.
Bagimu bukan dosa. Bagi agamaku itu adalah dosa! " Jawab Dyani sambil berusaha meraih selimutnya dan menutupi dirinya. Mark kembali terdiam.
"Aku tak ingin melakukannya dengan orang lain! " Jawab Mark.
" Selama inipun kau selalu melakukan hal itu dengan wanita berbeda bukan? " Tanya Dyani lagi.
"Kau tak mencintaiku! " kata Mark lirih dan meninggalkan kamar Dyani.
Mark merasa kecewa karena Dyani malah menyuruhnya berhubungan dengan wanita lain.
.........
Malam itu, Julian datang ke sebuah Bar. Dia melihat Ketty sedang berjoget ria dengan seorang pria. Tarian mereka begitu panas seolah mereka dibalut oleh gairah mereka . Julian segera mendekatinya dan menarik tangannya. Ketty sangat kaget saat melihat Julian. Teman kencan Ketty segera mendekatinya dan menyerangnya. Julian menangkis serangan itu dan membalasnya sehingga pria yang separuh mabuk itu tersungkur. Julian segera menarik Ketty keluar dari Bar itu.
"Dimana Kau sembunyikan uang itu? " Tanya Julian sambil menarik rambut perempuan itu. Ketty menahan rambutnya karena merasa sakit. Julian malah semakin kasar.
"Katakan Dimana? " Tanya Julian geram, dan sekarang malah meremas pipi perempuan itu.
"A.. aku sudah membelanjakannya! " Kata Ketty takut. Dia tak menyangka Julian bisa sekejam ini padanya.
"Berikan padaku semuanya! Tunjukkan dimana rumahmu! " Perintah Julian sambil mendorong Ketty ke dalam mobilnya.
Ketty menuntun Julian kerumahnya. Sesampai di rumahnya, Ketty langsung memberikan sisa uang yang tertinggal.
"Hanya segini? Mana yang lainnya? " Kata Julian marah.
"A... aku sudah menggunakannya! " Kata Ketty takut.
Julian meremas tangan Ketty kuat.
"Apa yang kau beli? Dan tolong kau kembalikan semua perhiasan yang pernah ku berikan padamu! " Kata Julian kesal. Dia ingat, dia pernah membelikan Ketty perhiasan yang sangat mahal sehingga dia terpaksa korupsi uang kantornya sehingga dia di pecat.
"Itu milikku! " Kata Ketty kesal.
"Itu milikmu selama kau jadi milikku! tapi kau telah menghianatiku! " Kata Julian Kesal.
"Sekarang... berikan semuanya! Jika tidak, aku akan menghabisimu! " Kata Julian geram.
Ketty akhirnya memberikan perhiasan itu dengan berat hati.
"Sayang..., maafkan aku! Aku ingin kembali padamu! " Kata Ketty mencoba membujuk Julian. Namun pria itu segera menepis kasar tangan perempuan itu yang mencoba memeluk dirinya.