"Saat ini juga? " Tanya Julian tak percaya.
"Ya.. bawa dia kesini saat ini juga! " Perintah Mark.
Julian berfikir beberapa saat, dia tak tau bagaimana cara membawa Dyani ke tempat itu. Gadis itu pasti tak akan mau menurutinya.
"Berikan ponselmu! " Kata Ketty pada Julian
Ketty membuat panggilan pada Dyani.
"Hallo... Dyani... bisa jemput Julian? dia mabuk parah. Aku harus pergi ke suatu tempat. Jemput dia di kasino K. Jangan lama ya.. soalnya aku ada urusan mendadak! " Kata Ketty.
"Baiklah.. aku akan segera ke sana! " Kata Dyani cemas.
Mark hanya geleng-geleng kepala mendengar itu. Dia merasa semakin kesal pada Julian. Bisa-bisanya laki-laki ini membuang wanita sebaik itu.
.....
Tak berapa lama kemudian, Dyani sampai di tempat itu. Hampir semua orang memandang dirinya karena pakaiannya yang mereka anggap aneh. Bagaimana tidak, Dyani hanya memakai baju santainya saja karena dia buru-buru ke sana., sehingga Dyani menjadi canggung saat menjadi perhatian orang-orang itu.
Seorang wanita seksi mendekatinya.
"Syukurlah.. kau segera datang. Ayo cepatlah.. tolong aku membawanya! " Kata Ketty seolah-olah cemas.
"Kenapa kau masih membiarkannya mabuk? " Kata Dyani kesal.
"Aku tak bisa melarangnya! " Jawab Ketty.
Ketty membawa Dyani ke sebuah ruangan. sesampai di pintu, Dyani berhenti.
"Apa dia di dalam? " Tanya Dyani.
"Iya... ayo masuk! " Ajak Ketty.
Dengan ragu Dyani masuk ke ruangan itu. Begitu dia sampai di dalam, Ketty segera menutup pintu dan menguncinya. Dyani kaget dan segera berbalik. Gadis itu tampak panik berusaha membuka pintu itu.
"Ketty.. buka pintunya! Apa yang kau lakukan?" Katanya berteriak ketakutan.
"Halo manis...! " Sebuah suara menyapanya lembut. Dyani menoleh ke belakang dan melihat Mark berdiri di belakangnya.
"Mark..? " Kata Dyani tak percaya. Mark tersenyum menatap wajah Dyani.
"Lihat kan? Kau datang sendiri padaku! "
"Buka pintunya! " Kata Dyani kesal.
"Suamimu telah menggadaikanmu padaku. Kau bisa membaca ini! " Katanya sambil memberikan surat salinan perjanjian itu.
Dyani tak percaya kalau Julian setega ini.
"Aku tak berhutang apapun padamu! Jadi lepaskan aku! " Kata Dyani kesal.
"Melepaskanmu? " Tanya Mark menatap tajam Dyani sambil terus mendekat. Dyani semakin menjauh. Gadis itu mundur perlahan..., Tapi Dinding membatasi geraknya, sehingga Mark dengan mudah menangkapnya.
"Lepaskan aku! " kata Dyani semakin ketakutan. Tapi Mark malah membopong dirinya dan menggendong Dyani di bahunya. Mark tak merasa kesulitan sama sekali meskipun Dyani meronta-ronta sambil memukul dirinya.
Mark melempar kan Dyani ke atas ranjangnya yang ada di sana. Dyani segera bangkit tapi Mark lebih dahulu menindih tubuhnya.
"Lepaskan aku... ku mohon..., Aku akan berusaha membayar semua hutang-hutang itu!" Kata Dyani mencoba bernegosiasi.
"Aku tak butuh uang itu! " Jawab Mark. Lalu mencoba mencium bibir gadis itu. Dyani menghindar sehingga Mark mendapatkan lehernya. Mark mencium leher Dyani dan meninggalkan tanda di sana. Dyani semakin panik, dia berusaha membebaskan diri. Namun Mark menahan tangannya. Dyani tak mampu melawan tubuh besar Mark. Meskipun Dyani bukan berasal dari Indonesia, namun tubuhnya tidak terlalu tinggi dan besar seperti orang sana. Tubuhnya tetap mungil dan tingginya hanya 165 cm. sangat jauh di bawah Mark.
Dyani berhasil melepaskan tangannya dan memukul wajah Mark dengan kuat. Tapi Mark hanya tersenyum dan segera membuka sabuknya lalu mengikat kedua tangan Dyani ke kepala Ranjang itu. Dyani semakin panik. dia berusaha menarik tangannya agar terlepas, namun tak bisa. yang ada pergelangan tangannya menjadi lecet karena sabuk itu.
"Mark... Ku mohon, lepaskan aku! " isak Dyani.
"Aku benci kau begitu setia pada cowok brengsek itu! " Kata Mark sambil merobek pakaian Dyani sehingga Dyani menjerit ketakutan.
"Ruangan ini kedap suara. Kau boleh berteriak sepuasmu! " Kata Mark yang mulai mencumbu Dyani.
Gadis itu tak tau harus berbuat apa lagi. Dia sebisa mungkin melepaskan diri namun sia-sia. Dan Akhirnya..., Mark memasukinya. Dyani berteriak keras karena sakit itu, Sementara Mark kaget karena Dyani masih perawan. Mark tersenyum puas, tapi dia juga heran. Bagaimana mungkin perempuan itu masih gadis sementara dia sudah hampir satu tahun ini menikah. Akhirnya Mark melepaskannya dalam tubuh gadis itu dan mencium lembut bibir Dyani.
Dyani masih saja terisak. Mark melepaskan ikatannya dan melihat lecet yang ada di pergelangan tangan gadis itu. Ada rasa penyesalan didirinya saat melihat luka itu. Tapi Mark sama sekali tak menyesal mendapatkan gadis itu.
Mark. mencium lembut pergelangan Tangan Dyani yang terluka tapi gadis itu kembali memukulnya. Mark kembali tertawa mendapat pukulan itu.
Dyani segera berinsut ke sudut tempat tidur dan menutupi tubuhnya dengan selimut, karena tubuhnya menar-benar telanjang. Gadis itu menangis tersedu sambil memeluk lututnya dan membenamkan kepalanya di antara dua lututnya itu. Mark mendekati Dyani, Namun gadis itu langsung menjauh dengan wajah ketakutannya.
"Kau milikku. Mulai hari ini..., Kau milikku. Aku tak akan menyerahkan mu lagi pada laki-laki itu. Kata Mark menatap tajam Dyani.
...
Julian dan Ketty sampai di rumahnya. Ketty tertawa gembira sambil memeluk koper yang berisi uang itu..
"Aku tak menyangka..., gadis itu semahal ini! " Kata Ketty puas.
Sementara Julian tertegun saat melihat rumah yang telah rapi dan makanan yang terhidang di meja makan.
"Ketty..., kita kembalikan uang itu. Aku tak ingin menjual gadis itu! " Kata Julian menatap Ketty.
"Kau ingin mengembalikan uang ini? Aku gak setuju! Apa kau mencintainya? " Tanya Ketty lagi.
"Bukan begitu! Tapi Aku tak tega. Aku akan menceraikannya dan mengembalikannya ke keluargaku. Aku ingin dia menemukan cintanya di sana! " Kata Julian.
"Jadi kau tak menginginkan uang ini? " Tanya Ketty kesal.
"Aku tak ingin sesuatu terjadi padanya.!" Kata Julian tampak khawatir.
"Baiklah... besok kita kembalikan! " Kata Ketty lembut. Dia telah berencana akan membawa kabur uang itu malam ini.
...
Dyani berjalan menuju kamar mandi masih melilit kan selimut di tubuhnya. Mark hanya tersenyum menatapnya.
"Nanti kau pasti akan terbiasa! " Tapi Dyani tak menjawab. Dia masih saja terisak. Sepertinya gadis itu menahan beban berat di dadanya.
Dyani menguyur tubuhnya, membersihkan diri agar bekas Mark hilang dari tubuhya. Tapi semua sia-sia belaka.
Dyani mengambil handuk kimono yang ada di sana. Dia menatap bayangannya di cermin itu dan berteriak. menggunakan bahasa Indonesia.
"AKU BENCI SEMUA ORANG.... ARGH...! " Katanya geram. Mark segera bangkit dari tidurnya dan berlari ke arah pintu kamar mandi. Mark mencoba membukanya, tapi pintu itu terkunci.
"Dyani... Buka Pintu! " Kata Mark panik. dia berusaha mencari kunci pintu itu di laci mejanya.
"Tiba-tiba saja.. "PRANG... "Suara kaca pecah semakin membuat Mark panik sampai sampai dia kesusahann memasukkan kunci ke lubang kunci itu.
Begitu Mark membuka pintu, Mark kaget melihat tangan Dyani yang terluka sepertinya gadis itu baru saja meninju cermin itu. Tangan kirinya memegang sebuah pecahan kaca yang siap di arahkan ke nadinya. Mark langsung berlari menangkap Dyani dan memeluknya dari belakang. Berusaha melepaskan pecahan kaca itu dari genggamannya. Tapi Dyani menggenggam kuat pecahan kaca itu sehingga melukai telapak tangannya.