Mendengar perkataan perempuan itu, Dyani memutar bola matanya malas dan berkata.. "Terserah! " Lalu dia masuk ke dalam kamarnya.
Pagi ini, Dyani telah sibuk di dapur, Dia telah terbiasa melakukan hal ini setiap pagi. Dyani melihat ruangan tengah yang tampak berantakan. Dyani bernafas lelah..
"Apa mereka merasa nyaman duduk disana? " Gumamnya heran. Dengan segera Dyani membersihkan ruangan itu dan segera meninggalkan rumah menuju kampusnya, meskipun jadwal kuliahnya belum ada pagi itu, tapi dia merasa bosan saat berada di rumah Julian. Sudah hampir satu bulan ini dia berada di rumah itu, dan Dyani selalu berangkat dari rumah, sebelum Julian bangun, tapi dia selalu menyiapkan sarapan untuk Julian, dan sepertinya Julian selalu menyantapnya.
Kali ini Dyani sengaja membuatkan dua porsi, karena perempuan itu ada di sana. Dia tak ingin perempuan itu berpikir kalau dia akan marah padanya. Malahan dia bersyukur perempuan itu menggantikan tugasnya. Dyani tak ingin menyerahkan dirinya pada orang yang tidak di cintainya. Dyani sangat berharap usia pernikahan mereka tidak berlangsung lama, dan dia bisa kembali ke Indonesia .
Dyani pergi ke perpustakaan sambil menunggu kelasnya di mulai tiga jam lagi. Mark, yang kebetulan melihatnya mengikuti gadis itu sampai ke perpustakaan. Dia melihat Dyani duduk sambil membaca sebuah buku. Wajah Dyani terlihat sangat manis saat membaca buku itu. Sepertinya gadis itu tengah larut dalam buku yang dibacanya. Untuk sesaat Mark terdiam, dia terpesona melihat wajah gadis itu. Pikiran nakalnya mulai berkelana membayangkan betapa lezatnya gadis itu.
"Apa yang sedang kau baca? Tanya Mark sambil memeluk Dyani dari belakang. Dyani kaget dan segera berdiri. Begitu Dyani berbalik, Mark menghadangnya.
Dyani menghindari Mark dan berjalan ke samping. Tapi Mark kembali menghadangnya. Dyani melihat ke sekeliling. Tak ada siapapun di sekitar mereka. Dyani tak tau kalau ruangan itu telah dibersihkan oleh bahawan Mark.
'Kemana semua orang, kalau tak salah ada lima orang yang telah datang di ruangan ini tadinya. ' Batin Dyani.
"Apa maumu? " Tanya Dyani kesal
"Aku menginginkanmu! "Jawab Mark sambil tersenyum.
Dyani mundur beberapa langkah. Tapi Mark malah semakin mendekat. hingga Dyani malah terpojok.
"Pergi dariku! " Kata Dyani ketakutan.
"Bukankah tadi kau bertanya apa yang aku inginkan? " Tanya Mark tersenyum licik. Dyani menyesali telah bertanya seperti itu.
"Kumohon.. pergilah! Aku wanita yang sudah menikah. Bukankah kau bisa mendapatkan wanita manapun? " Tanya Dyani dengan suara bergetar.
"Aku tak peduli kau wanita sudah menikah atau belum. Aku memang bisa mendapatkan semua wanita yang ku inginkan. Dan sekarang..., Aku menginginkan mu! "
"Plak! " Dyani langsung menamparnya. Mark terdiam, Dia tak menyangka kalau gadis itu akan seberani ini. Melihat itu, Dyani langsung berlari meninggalkan Mark yang masih belum pulih dari kagetnya.
Setelah tersadar, dia baru menyadari bahwa Dyani tak ada lagi di depannya. Laki-laki itu tersenyum tipis sambil mengusap pipinya yang ditampar oleh Dyani.
"Kau akan menyesalinya! " Gumam Mark sambil meninggalkan perpustakaan itu.
....
Di rumah Julian.
Laki-laki itu bangun dan menemukan rumah yang sudah tampak rapi. Sarapan telah tersedia di meja makan seperti biasanya. Pakaian kotornya pun sudah di cuci oleh Dyani. Pakai bersihnya tersusun rapi di meja dekat kamar Julian. Entah sejak kapan gadis itu mengerjakan semuanya.
Julian tampak tersenyum. Dia tak menyangka kalau gadis kecil itu mampu mengerjakan semuanya. Hampir satu bulan ini rumah Julian terasa nyaman karena semua tertata rapi, semua itu berkat Dyani.
Tapi Julian masih tak bisa melupakan kekasihnya Ketty. Julian sangat mencintai gadis itu. Tapi anehnya, Julian tak membenci Dyani seperti dulu lagi. Kadang dia juga bertegur sapa dengan Istrinya itu meskipun sepertinya Dyani selalu menghindari agar bertemu dengannya.
"Sayang... kau sudah bangun? Dan kau juga membuatkan sarapan untukku? " Tanya Ketty dengan senyumanya sambil memeluk Julian.
"Bukan aku yang membuatnya tapi gadis itu. Dia selalu memasak dan membersihkan rumah sebelum berangkat kuliah! "Kata Julian Tersenyum lembut. Ketty mengitari rumah itu dengan pandangannya. rumah itu tampak bersih..
"Jadi dia masih kuliah? " Tanya Ketty lagi.
"Iya..., usianya baru 20 tahun. " Kata Julian menerangkan.
"Apa kau akan mencintai gadis itu suatu hari nanti? " Tanya perempuan itu dengan nada kesal.
"Ya tidaklah sayang... Dia bukan tipeku! " Kata Julian sambil memeluk dan mencium bibir Ketty.
Julian menarik sebuah kursi dan mendudukkan Ketty di sana lalu berkata.. "Kita sarapan dulu! "
Ketty langsung tersenyum dan mengangguk.
.....
Di kampus itu.
Dyani berjalan menuju keramaian. Dia tak ingin kalau Mark menemukannya lagi ditempat sepi.
Jadwal kuliahnya masih ada dua jam lagi. Dan untuk kembali lagi keperpustakaan dia sangat lelah karena sudah berjalan cukup jauh. Akhirnya Dyani duduk di kursi taman itu. Tapi Mark kembali menemukannya dan duduk di sebelahnya. Dyani hendak berdiri. Namun tangan besar Mark menahan lengannya.
"Duduk! " Kata Mark dengan nada dinginnya. Dyani kembali merasa takut dan mengikuti perintah Mark.
"Aku berjanji..., Bagaimanapun caranya aku pasti mendapatkan mu! Aku akan membalaskan tamparan tadi! " Kata Mark sambil menatap Dyani tajam sehingga gadis itu menjadi ciut..
'Ya Tuhan... Apa salah yang pernah aku lakukan sehingga hidupku seperti ini?' Batin Dyani sedih. Tatapan Dyani tampak sedih, dan Mark melihat hal itu meskipun Dyani tak menatap kearahnya.
"Kau juga boleh menamparku! " Kata Dyani lirih. Mark kaget mendengar perkataan gadis itu yang ternyata masih berani menjawabnya.
Mark merasa kesal. Dengan geram Mark meremas pipi Dyani dan mencium bibirnya kasar, dan berkata.., "Ini baru pembalasan awal dariku! " sebelum meninggalkan gadis itu yang terdiam mematung. Laki-laki itu merampas ciuman pertamanya.
Mark pergi meninggalkan Dyani sambil tersenyum. Dia berhasil mendekati gadis itu meskipun mendapat rintangan. Tapi Mark, belum akan berhenti sebelum dia berhasil menaklukan gadis itu.
.......
Dyani pulang dengan langkah gontai. Ancaman Mark masih terngiang-ngiang di telinganya. Apa lagi yang akan dilakukan cowok itu untuk membalas dendam padanya..