Chereads / Chronicle: His Bloody Bride / Chapter 3 - Tragedi

Chapter 3 - Tragedi

Tansy terlihat panik, "Olea apa kau yakin tidak apa apa? Dari pahamu mengeluarkan darah Lea, apa kau haid?"

Dengan sigap Olea pun mengangguk, dengan rasa gemetar dan tubuh yang getir akan kesakitan.

"Tansy tolong bawa aku ke toilet dan tolong belikan aku pembalut ya Tansy."

Tansy dan Sage dengan cepat membopoh Olea menuju kotak yang disuruh para senior dan membawa isi yang terdapat sebuah cincin permata, tak selang beberapa menit berjalan Tansy membawa Olea ke toilet wanita dan Sage memberikannya sebuah pembalut.

Olea kembali menangis didalam toilet dengan menahan suara, 'bagaimana ini? sangat perih dan aku sudah tidak sanggup kuliah hari ini seluruh tubuhku sangat sakit.'

Tansy berteriak didepan toilet yang berisi Olea, "Olea kau tidak apa apa, terlihat wajahmu sembab dan matamu bengkak dan juga kau terlihat sangat lelah aku akan izin kepada senior untuk kau pulang saja."

"Tansy aku ingin pulang, haidku deras sekali dan perutku sakit."

"Baiklah, kau tunggu disini bersama Sage, apa kau tidak ingin ke UKS Lea?"

"Tidak perlu, ditasku ada ponsel dan tolong taruh nomormu disana Tansy."

"Baiklah, kau tunggu disini dan aku akan membawa tasmu."

"Terima kasih Tansy" Olea menangis kembali dengan teringat ayah dan ibu, bagaimana ini sedangkan pria itu mengancam Olea, terlebih setiap hari ia akan selalu mengirimkan surat untuknya untuk menemuinya dan memuaskannya.

'Pria gila yang memperkosaku dengan memakai topeng dan berwangi maskulin siapa dia?, hatiku merintih dengan menahan kesakitan disekujur tubuh.'

"Lea apa kau menangis?" Teriak Sage dengan panik didepan pintu toilet.

"Tidak apa-apa Sage," Olea menghapus air matanya dan membenarkan baju miliknya yang kusut dan terlihat banyak bekas ciuman di sekujur tubuh miliknya, terlebih banyak sekali noda merah di dada-nya yang membuat Olea merasa semakin jijik dan kotor.

"Olea kau diperbolehkan pulang, dan juga aku sudah menaruh nomor ponsel milikku dan kabari aku."

Olea pun membuka pintu toilet dan berjalan tertatih.

"Kemari, taruh nomor ponsel milikku," Timpal Sage kepada Tansy yang memegang ponsel milik Olea.

Olea memakai tas ransel miliknya dan Tansy memberikan ponsel kepadanya.

"Biar supirku yang mengantarmu."

"...."

Olea mengangguk tanpa mengeluarkan se kata dua kata.

Terlihat para senior yang berkumpul di halaman utama universitas dan mata Olea melihat wajah senior Shae yang kembali melihatnya dengan tajam. Wajah Shae begitu sangat menakutkan jika sedang menatap seperti ada keinginan yang tersembunyi.

Olea menunduk dan berjalan tertatih menuju mobil milik Tansy.

"Pak Jimin tolong antarkan temanku hingga rumahnya dan juga kau kembali kemari untuk menungguku."

"Baik nona."

Olea memasuki mobil milik Tansy dan memberikan alamat kepada supir pribadi milik Tansy,

"Apa nona sedang tidak sehat? Mukamu sangat pucat nona?"

"Tidak apa apa pak," Senyum Olea berpura-pura sumringah senang sembaring melihat pohon pohon dijalanan yang kali ini terlihat menari bagi dirinya.

Tak selang 30 menit mobil Tansy tiba dirumah dan hanya ada Yoju satpam rumah dan Bo Huan pelayan pribadi keluarga The Belle.

"Nona, bukankah kau masuk asrama mulai hari ini?" tanya Huan spontan karena panik melihat Olea yang tampak pucat.

"Ah.. Selamat siang saya Jimin supir pribadi nona Tansy dan nona Olea adalah teman baru nona Tansy, ia sakit hari ini dan diizinkan pulang dan juga besok baru akan bisa masuk asrama," Pak Jimin menatap peduli kepada Olea dan Olea langsung berdiri dekat Bo Huan pelayan pribadi dirinya.

"Terimakasih pak Jimin," Ucap Olea dengan tersenyum dan langsung masuk kedalam rumah dengan Bo Huan.

Pak Jimin terlihat memarkirkan mobilnya dan kembali ke sekolah untuk menunggu Tansy pulang kuliah.

"Nona, apa yang terjadi?" Panik Bo Huan memecah ketika melihat leher milik Olea terdapat banyak noda merah,

"Nona, kau tidak memiliki pacar lagipula kau belum melakukan pesta pertunangan dengan tuan muda Kim dan ini noda apa?"

"...."

Olea memotong pembicaraan Bo Huan dengan cepat, "aku hanya terkena pukulan bola basket senior, dan tolong siapkan obat tidur untukku."

"Baik nona."

Olea berbaring di ranjang, mengingat kembali tragedi hari ini yang berlangsung cepat. Sungguh itu sangat kotor dan Olea merasa benar-benar tidak bisa melupakan mata dan aksi liarnya yang memperkosa dirinya dengan aksinya yang penuh nafsu.