Polisi bernama Virgo telah siap menargetkan salah satu dari kami. Ia menegatur posisi tubuhnya untuk menembak. Tak berapa lama aku mendengar ia menembak dan Jacob menerik tubuhku untuk menghindar.
Sesaat setelah berhasil menghindar, aku melihat Virgo berteriak kesakitan dan tersungkur ke tanah.
Ada banyak darah mengucur dari telapak tangan dan kaki kirinya. Seseorang menembak pria ini.
Pistol yang ia bawa terlepas dan berada beberapa meter darinya.
"Virgo, kau bahkan rela mengikuti wanita gila ini dan menghianatiku. Aku kecewa padamu. Harusnya, aku tak membuat putriku menikahimu tahun lalu." gerutu kepala polisi dalam bahasa inggris.
ia mendekati Virgo dan mengambil pistol miliknya.
"Kepala polisi, terimaksih" kata Jacob .
Pria itu mengangguk.
Di sini lain, aku mulai melihat keadaan mulai terkendali. Sergei tersungkur ke tanah. Sedangkan Gold berada di belakang beberapa polisi.
Aku juga mulai mendengar suara sirine. "Sepertinya bantuan datang."seru kepala polisi.
"Apa orang itu sudah mati?" tanyaku.
kepala polisi segera tahu bahwa yang aku maksud adalah kekasih Frada, Sergei.
"Belum. Kami hanya melumpuhkannya. Mati adalah kata yang terlalu manis untuk orang seperti mereka."
Beberapa menit kemudian, dua kelompok polisi datang. Mereka juga membawa ambulance. Kepalaposi memerintahkan untuk menahan Frada, Sergei serta semua anak buahnya yang ada dipihak mereka.
Aku melihat Virgo kesakitan setenag mati. Sementara Frada nyaris tak bergerak. Keringat tampak mengucur deras.
Petugas medis membawa tandu. Seorang polisi memborgol tangan wanita itu sebelum membawanya ke tandu.
"Aku mau pengacaraku!" teriak Frada pada polisi wanita yang memborgol tangannya.
Disisi lain, beberapa polisi yang ada di pihak Sergei diangkut ke mobil polisi dengan tangan dan kaki yang terborgol.
Setelah semua pengacau ini diamankan Gold mendekati kami.
Aku tak sadar kembali terjatuh. Jacob berusaha menolongku. "Kita harus mendapatkan seorang dokter untukmu!"
Jika dingat lagi, aku memang begitu lemas. Pandanganku juga tak begitu bagus. Darah diperutku mulai keluar sejak beberapa waku lalu. Ini tentu saja terlihat semakin parah dengan setiap gerakan yang aku buat.
Maka tak heran, pakaianku sekarang bernoda merah kecokelatan. Noda darah tak bisa disembunyikan.
Jacob meninggalkan aku. Gold datang dan mendekatiku.
"Boleh aku membawa bayimu?", tanya Gold.
Aku tertegun dan menatapnya. Entah sejak kapan ia sudah duduk di depanku. Aku melirik Ficaso. Aku baru ingat lengan pria itu juga terluka dan bahakan masih ada peluru di dalamnya.
"Aku sudah bilang itu bukan bayimu." jawabku padanya dan setelah itu semua menjadi gelap.