Aku terjebak di situasi sulit di sebuah negara dengan tingkat individualisme tinggi. Tidak ada yang bisa aku lakukan. Aku hanya bisa menikmati sedikit demi sedikit takdir yang telah ditulis untukku.
Entah apa yang ada dibenak nona Medusa, mereka menyekap kami di sebuah tempat yang tidak jelas keberadaanya.
Jika dibilang sial, aku memang sial. Tapi jika dilihat lebih dekat, keadaan kami sesungguhnya masih bisa disyukuri. Tidak ada diantara kami yang terikat. Mungkin Frada menganggap bahwa kami hanya segilintir orang lemah yang siap dihancurkan kapan pun ia mau.
Frada pada dasarnya adalah wanita sempurna. Ia cantik, berbadan ramping, kulit putih dan mata yang indah dambaan semua orang. Hanya satu yang tak ia miliki. Hati yang baik. Jika di film kita bisa melihat Maleficient yang jahat tetapi baik, sebaliknya hanya ada Medusa jahat yang bisa dilihat dari dalam dirinya.
Dari segi manampun, kecantikan wanita memang yang utama, namun akan lebih menarik jika ada kepandaian sedikit di otak mereka. Sayangnya, Frada hanya memiliki kelicikan hati tanpa intelektual. Ia hanya bisa berbahasa Rusia. Hal ini terbukti dari cara ia memasang alat penerjemah di telinganya. Harus berapa kali di set agar kau tahu apa temamu katakan?
Lucu sekalai, sampai-samapai aku tertawa geli.
"Why do you want to kill me?" , tanyaku.
Frada mengutak atik penerjamah miliknya.
"Rusak?" sindirku.
Tak berselang lama, ia mulai bicara.
"Sebenarnya aku tak ingin membunuhmu!" Seru Frada.
Ia menyetel alat penerjamah dalam bahasa Indonesia.
"Aku terpaksa melakukannya. Sergei, suamiku menemukan sebuah surat wasiat yang di simpan di rumah Gold di Amerika. Tak tertulis dalam bahasa inggris, dalam bahasa Mandarin lengkap dengan kanjinya kunonya.
Butuh seseorang yang cerdas dan mahir dalam tata bahasa Cina kuno untuk menerjemahkannya.~"
Surat wasiat, Suami? Wanita ini memiliki berapa suami?
"Apa isinya Nona Frada?" tanya Ficaso.
Frada mengalihkan pandangannya pada Ficaso.
"Sesuatu yang tak ku suka T-U-A-N Ficaso!", gertaknya. Ia tampak tak suka Ada yang menyelanya saat ia bicara.
"Dalam surat itu tertulis, jika suatu saat Gold meninggal dan ia menikahi wanita yang salah, maka semua harta kekayaannya akan langsung di sumbangkan kepada beberapa panti asuhan. Jika ia memiliki anak, maka setengah hartanya akan diwariskan kepada anak itu dan setengah lagi pada istrinya, baik dalam ikatan pernikahan maupun tidak."
kami semua berfikir sejenak mendengar jawaban Frada. Dia itu bodoh atau apa? Namanya warisan pasti akan jatuh ke tangan anak dan istri bukan.
dalam keadaan ini Jacob menyela, "Lalu di mana masalahnya? Bukankan Anda adalah istrinya?"
"Banar Nona, anda tak perlu khawatir. Anda adalah istri sah Tuan Gold. Anda akan tetap hidup dalam kemewahan." sahut Ficaso.
"Wah-wah ini pembicaraan yang menarik Frada Sayang! Mengapa kau harus menjelaskan hal-hal pribadi pada mereka? Apa kau tak takut dan malu?" tanya seseorang secara tiba-tiba.
Kami spontan mencari sumber suara itu.
"Sergei? Apakah itu Kau" tanya Ficaso pada pria yang datang dan tiba-tiba mencium Frada. Pria itu tampak keren tapi cukup menjijikan. Bukan karena badannya yang kotor, tapi caranya membanggakan diri dan mencium Frada. Seolah ia mau berkata bahawa dialah pria paling hebat di muka bumi.
"Benar akulah Sergei. " jawabnya dengan santai. "Apakah Frada sudah menjelakan? Aku adalah suami Sah Frada!"