On My Wedding Day( Di hari Pernikahan ku)
Setelah seharian Kadita bekerja dan kembali ke Rutinitas nya. Dia pun mulai dengan kesibukan wedding dan toko rotinya yang gedungnya bersebelahan. Agar Kadita bisa memantau perkembangan usahanya.Meski tergolong pengusaha muda. Namun tak membuat nya menjadi sombong. Kadita sering ikut seminar serta kontes wedding maupun toko roti yang kini lebih banyak di adakan banyak pengusaha muda di Jakarta.Tatkala sedang seminar di daerah Plaza Indonesia. Tiba-tiba bunyi dering hape Kaditapun langsung mengecek panggilan tenyata dari Baxia.
" Hai,Dita. Lagi apa? Sibuk enggak? tanya Baxia saat jam istirahat nya.
" Gue lagi seminar. Nanti gue hubungi lagi ya" ujar Kadita sambil menutup panggilan telponnya.
Selama kurang lebih tiga jam berlangsung seminar tentang make up dan wedding. Baxia menelpon lagi untuk memastikan sudah berakhir atau belum seminar yang dia hadiri.
" Hai,Dita!! Udah selesai belum seminar nya? tanya Baxia penasaran.
" Udah. Baru kelar gue keluar ruangan" ujar Kadita yang meninggalkan ruangan seminar nya.
" Elu lagi di daerah mana? Gue jemput ya? Elu kan punya janji Ama gue mau dinner bareng" ujar Baxia menagih janji kepada Kadita.
" Gue lagi di daerah Plaza Indonesia. Ya kalo gak ngerepotin janji disini aja.Ntar gue tungguin elu. Mumpung kerjaan gue udah selesai"
" Oke tunggu ya. Lima belas menit lagi gue sampai" ujar Baxia melaju dengan mobil nisan Xtrail nya.
Lima belas menit kemudian Baxia sampai di plaza Indonesia. Kadita menunggu sambil menikmati es kopi hitam dengan donat.
" Hei , Dita!! Gue enggak terlambat kan datangnya? ujar Baxia menghampiri Kadita yang sedang duduk di dekat pintu masuk plaza Indonesia.
" Enggak kok. Gue baru selesai beli es kopi sama donat. Cemilan buat hilangin bete karena nunggu" ujar Kadita yang menikmati cemilannya
" Udah makan belum? Kalo belum temenin gue makan lagi ya. Tapi kita makannya di restoran Bebek Peking" ujar Baxia sambil menarik tangan Kadita.
" Oke. Gue ngikut aja. Kan gue mau di traktir ya" ujar Kadita meledek.
" Iya tenang. Elu mau bungkus buat bokap nyokap elu juga gak apa-apa kok. Gue ikhlas banget" ujar Baxia yang berjalan dengan Kadita menuju restoran keinginan nya.
Mereka memasuki restoran dan memesan bebek Peking panggang dan minuman es lemon tea untuk dua porsi.
" Ibu bos susah ya kalo di Jakarta buat ketemu" ujar Baxia yang duduk di sebelah Kadita.
" Ah lebay banget deh. Gue aja baru masuk kerja di kantor gue. Dua hari gue istirahat di rumah memulihkan tenaga dan badan supaya enggak ngedrop" ujar Kadita mengeles .
" wkwkwkkw.. gue bercanda, Dita. Gue juga baru ada waktu luang. Kemarin sibuk lembur bikin laporan kerja. Dan hari ini gue sengaja minta ijin buat pulang sore. Dan gak di sangka elu lagi hadiri seminar Deket gue ngantor" ujar Baxia sambil minum es lemon tea nya.
" Tiap bulan gw pasti datang ke seminar atau kontes bareng pengusaha muda dan berbakat yang jauh lebih berpengalaman di bidang yang telah gue jalani selama empat tahun. Gue ambil ilmu yang mereka bagi dan bercerita tentang pengalaman dari nol alias memulai karir hingga menjadi sukses dan terkenal juga jadi inspirasi buat banyak pengusaha muda seperti gue" ujar Kadita menjelaskan.
" Wah hebat banget elu ya umur masih muda tapi pemikiran soal bisnis dan masa depan tentang usaha jauh lebih luas daripada gue. Dan gue banget banget bisa berteman sama elu" ujar Baxia memuji Kadita.
" Iya kita sedang generasi muda harus berwawasan luas. Jangan mau kalah ilmu apalagi kalah pengalaman dalam hal berbisnis. Maka gw selalu hadir dalam setiap event maupun seminar di daerah Jakarta".
" Kalo ngadain seminar tiap hari kerja atau
weekend juga ada? tanya Baxia penasaran.
" Semua tergantung Panitia pengelola acaranya. Kalo ngadain hari kerja gue datang sendiri tanpa asisten.Biar asisten gue di kantor ngurusin kerjaan dan mengelola bisnis sambil gue pantau lewat email maupun grup karyawan gue. Tapi kalo hari weekend gue usahakan asisten gue untuk hadir. Biar mereka bisa dapat ilmu yang bermanfaat dari seminar yang di hadiri nya"
" Gue seneng kalo elu lagi ngomong. Berasa kaya ngeliat calon istri dan calon ibu dari anak-anak gue nanti" ujar Baxia terpesona.
" Ah bisa aja elu mah bikin gue klepek-klepek mulu" ujar Kadita bercanda.
Dan obrolan mereka berlanjut hingga sampai Baxia mengantarkan Kadita pulang ke rumahnya.
" Makasih udah luangkan waktu buat dinner bareng gue" ujar Baxia sambil membukakan pintu mobil untuk Kadita.
" Gue kali yang harus nya makasih sama elu. Karena gue di traktir lagi bukannya gue balas traktir elu"
" Lah apaan sih?! Omongan gue waktu di Jogja jangan di pikirin. Gue sengaja ngomong begitu biar elu mau dinner ataupun ketemuan lagi sama gue. Makanya gue ngomong begitu. Maaf ya jadi maksa elu buat nemenin gue dinner hari ini"
" Oh enggak apa-apa. Gue juga emang kan abis seminar selama tiga jam bikin perut gue laper. Dan kebetulan banget lu nelpon ngajak makan. Kan rejeki gak boleh di tolak. Kalo di tolak gak akan dapat rejeki yang sama untuk kedua kalinya" ujar Kadita tersenyum.
" ya Alhamdulillah kalo elu gak merasa terpaksa tadi jalan bareng Ama gue dan dinner juga. Next time kalo lagi seminar lagi kabarin gue ya. Biar kita bisa ngobrol lagi"
" Siap pak. Gue masuk dulu ya. Elu hati-hati di jalan. Jangan ngebut bawa mobilnya".
" Iya makasih ya Kadita cantik" ujar Baxia sambil menyalakan mesin mobilnya.
Baxia meninggalkan rumah Kadita dengan mobilnya. Sedangkan Kadita masuk ke rumah nya. Saat dengan membuka pintu rumahnya. Tiba-tiba ada yang membukakan pintu dari dalam rumahnya.
" Mas harith?!! Kok enggak ngabarin sih kalo udah balik" ujar Kadita teriak dan terkejut.
" Sengaja aku enggak ngasih kabar biar surprise" ucap Harith sambil memberikan buket bunga untuk Kadita.
Mereka pun akhirnya saling berbincang di ruang tamu. Sedangkan ayah dan ibu Kadita sudah tidur.
" Kamu mah selalu begitu ya. Bikin kejutan mulu" ujar Kadita yang menyuguhkan secangkir kopi hitam panas kesukaan harith.
" Aku belum balik ke rumah di Bandung. Baru banget sampai Jakarta langsung mampir kesini. Biar kamu enggak ngambek lagi" ujar Harith sambil mencubit hidung Kadita.
" Ah bisa aja nih kamu" ujar Kadita manja.
Obrolan mereka pun hanya sebentar saja. Hanya berlangsung selama dua jam. Kemudian Harith pulang dengan membawa mobilnya.
Seminggu kemudian. Di keesokan pagi harinya di kantor. Selena datang pagi sekali dengan membawa calon suaminya.Namun siapa sangka calon suaminya membuat Kadita terkejut.
" Bu,ada mba Selena dan calon suaminya datang. Boleh suruh masuk? ujar Lylia asisten di Kadita wedding.
" Iya silahkan suruh masuk. Saya santai kok" sahut Kadita yang berada di dalam ruangan kerjanya.
Tak berapa lama kemudian Selena datang memasuki ruangan sambil menggandeng calon suaminya.
" Selamat pagi mba Kadita" ujar Selana nampak bahagia menggandeng calon suaminya.
" Iya silahkan masuk dan duduk" sahut Kadita yang bengong melihat calon suaminya Selena.
" Aku menepati janji buat bawa calon suami. Sekalian mau liat baju pengantin dan coba fitting bajunya mba" ujar Selana menjelaskan maksud kedatangannya.
" Oh iya silahkan. Hari ini saya jadwalnya di kantor enggak pergi seminar atau pergi rapat" ujar Kadita sambil memberikan dua cangkir teh panas dan kue bolu pandan.
" Oh ya aku sampai lupa. Perkenalkan ini calon suami aku namanya Mas Ferdi!!" ujar Selena memperkenalkan kepada Kadita.
" Oh iya. Saya Kadita" ujarnya bersalaman sambil tersenyum.
" Iya . Mohon bantuannya ya" ujar Ferdi yang juga terkejut dengan melihat Kadita.
Kemudian Kadita juga asisten nya mengantarkan Selena beserta mas Ferdi menuju ruangan koleksi kebaya dan baju pengantin yang di inginkan. Saat Selena sedang asyik memilih dan mencoba satu persatu kebaya dan baju pengantin milik Kadita wedding dengan di bantu Lylia, asisten Kadita wedding. Mas Ferdi mengajak Kadita untuk mengobrol.
" Apa kabar kamu? Udah hampir lima tahun gak pernah ketemu. Aku kangen kamu. Dan sekarang kamu udah jadi pengusaha muda hebat dan sukses" ujar mas Ferdi sambil menatap penuh cinta.
" Alhamdulillah baik,mas. " ujar kadita sedikit berbicara.
" Jadi ini alasan kamu resign di kantor ya? Mau mengejar impian kamu dan meninggalkan aku" ucap mas Ferdi ketus.
" Udah lah mas jangan bahas tentang masa lalu yang sudah berlalu. Kita udah punya jalan hidup masing-masing dengan orang yang kita sayang masing-masing. Apalagi mas akan segera mau menikah. Aku akan support sesuai kemampuan aku buat calon istri mas" ujar Kadita mengeles.
" Andai kamu enggak ninggalin aku. Mungkin sekarang yang berada di fitting baju kamu bukan dia" ujar mas ferdi.
" Udah tolong ya mas. Jangan ungkit lagi. Aku mau kerja profesional disini bukan ngebahas masa lalu apalagi kenangan terdahulu." ujar Kadita menghampiri Selena yang sedang asyik memilih baju pengantin.
Dari kejadian hari ini Kadita mengerti. Kadang orang yang kita sayangi dan kita cintai belum tentu calon pasangan hidup kita di masa depan. Bisa jadi hanya sebagai pembelajaran hidup yang bikin kita jauh lebih kuat menjalani masa depan tanpa harus melihat ke belakang. Sekarang Kadita sadar ternyata perasaan yang dahulu dia berikan ke mas Ferdi keliru karena kenyataannya mas Ferdi telah memilih calon pendamping hidup nya yang dulu pernah jadi angan Kadita untuk bisa bersanding ke pelaminan. Kini hanya tinggal kenangan yang di kubur dalam masa lalu yang kelam dalam hidup Kadita. Yang kini di rasakan Kadita bukan sakit hati dan kecewa. Melainkan dilema terbesar saat harus mengikhlaskan melepaskan mantan pasangan yang pernah singgah di hati dan hidupnya. Dan harus bekerja serta bersikap profesional untuk acara pernikahan mereka nantinya.