Chereads / on my wedding day / Chapter 8 - bab 8. Refreshing dan Traveling

Chapter 8 - bab 8. Refreshing dan Traveling

(on my wedding day/ di hari pernikahan ku)

Setelah mandi,ganti baju dan makan malam.Dan juga merapikan baju gamis, daster ,vitamin ,hijab, peralatan mandi, peralatan make up serta skincare yang telah di packing nya untuk persiapan esok hari berangkat ke Jogja bersama teman temen alumni SMA nya. Lalu Kadita keluar kamar tidur nya dan menghampiri kedua orangtuanya.Kaditapun bercengkrama dengan kedua orangtuanya sambil tiduran di pangkuan ibunya.

" Ayah,ibu besok aku mau trip ke Jogja sekalian cuti selama sebulan. Karena sudah empat tahun lebih buka usaha aku mau cuti sekalian merefleksikan tubuh juga merefreshingkan otak yang jenuh akan pekerjaan dan hubungan yang makin rumit untuk di jalani maupun di jelaskan pada kalian. Aku butuh waktu buat me time" ujar Kadita manja.

" Iya,gak apa-apa nduk. Ibu dan ayah mengerti kamu. Yang penting buat kami liat kamu bahagia dengan apa yang kamu lakuin. Akan selalu kami dukung. Karena kamu anak kami yang memang sepantasnya kami support dan doa agar selalu bahagia." ujar ibu Kadita sambil mengusap keningnya.

Saat mendengar ucapan ibunya. Kadita langsung merasa lega. Karena selama ini dia di doakan dan di dukung penuh oleh orangtuanya.

Sehabis sholat subuh kaditapun di antar oleh kedua orangtuanya menuju Bandara Soekarno-Hatta. Disana semua temannya sudah menunggu kehadirannya. Keberangkatan jam 9 pagi dari bandara internasional Soekarno-Hatta. Dan lamanya perjalanan sejam lebih dari Jakarta ke Jogja. Saat di pesawat Kadita mendengarkan MP3 sambil tidur. Karena perjalanan sebentar jadi dia sebisa mungkin meluangkan waktu untuk tidur. Agar sesampainya di Jogja wajah dan badan fresh kembalai.Jam 10 lewat akhirnya rombongan kaditapun di sambut mobil travel menuju hotel di Malioboro ,Jogja. Saat sampainya di hotel mereka semua langsung di suruh beristirahat sebentar sambil menunggu jam waktu makan siang.

Panitia reunian menyewakan kamar hotelnya yang setiap kamarnya di isi oleh 2 orang. Dan total yang ikut serta ada 20 kamar. Jadi jumlah keseluruhan total yang hadir 40 orang.

Jam menunjukkan pukul 12 siang. Semua berkumpul untuk makan siang bersama.Dan Kadita duduk berhadapan dengan Baxia Ali Imran. Mantan ketua tim basket saat di SMA. Cowok populer yang selalu jadi favorit jadi bahan ghibah siswi sekolah SMA kami. Namun Kadita tidak terlalu tertarik dengan cinta monyet ataupun ngefans terhadap lawan jenis. Karena kaditapun selalu berfokus untuk belajar giat dan membahagiakan kedua orangtuanya.

" Kadita ya" ujar Baxia menyapa.

" Iya. halo apa kabar?" tanya Kadita ramah.

" Alhamdulillah baik,Dit. Kabar elu Giman sekarang? Tambah cantik dan anggun ya!!" ujar Baxia memuji.

" Alhamdulillah baik juga. Ah bisa aja elu mujinya. Gue masih sama seperti dulu kok" jawab Kadita merendah diri.

" Dari dulu enggak berubah ya ,masih aja bersahaja. Sekarang sibuk apa?" ujar Baxia memuji lagi.

" Owh. Lagi belajar jadi pengusaha kecil-kecilan. " jawabku sambil menikmati hidangan makan siang.

"Wah hebat ya udah jadi pengusaha. Banyak yang bilang katanya kemarin kerja di kantoran" ujar Baxia sok akrab.

" Oh iya. Dulu sempat kerja di kantoran. Tapi resign karena pengen mewujudkan impian dan cita-cita dari kecil" ujar Kadita menyambung.

" Kalo boleh tau apa impian dan cita-cita nya? Siapa tau bisa mewujudkan bersama gue? ujar Baxia makin akrab.

" Impian dan cita-cita aku mau jadi pengusaha. Alhamdulillah udah punya toko roti dan wedding organizer" ucap kadita.

" Waw,amazing bgt ya. Ciri cewek mandiri dan gigih nyari duit ya. Aku boleh dong minta nomer elu?

" Nah elu kesibukan nya apa sekarang? tanya Kadita menimpa obrolan.

" Gue sekarang bekerja jadi guru olahraga di salah satu SMP dekat rumah" ujar Baxia tersenyum.

Dan obrolan mereka berlanjut hingga bertukar nomer telpon. Kadita di kenal sebagai sosok wanita yang pinter dan ramah di sekolahnya. Maka tak heran bila satu sekolah pun mengenal nya berkat kepintaran sebagai wakil sekolah yang selalu meraih juara di tingkat propinsi Jakarta. Namun meski pintar kisah cintanya tak pernah berjalan indah dan mengesankan. Selalu jadi korban perasaan laki-laki yang hanya mempermainkan hatinya di saat sedang sayang dan cintanya. Setelah makan siang. Rombongan bergegas masuk mobil travel menunju Candi Borobudur. Karena cuaca panas semua yang hadir di himbau untuk membawa payung agar tidak kepanasan saat di Candi Borobudur. Sesampainya di candi Borobudur. Tiap masing-masing orang di berikan kaos dari panita. Bila ada yg tertinggal rombongan bisa dapat di temukan oleh panitia. Setelah makan siang bareng. Baxia selalu menemani Kadita dimanapun berada. Kebanyakan rombongan pada membawa keluarga masing-masing. Dan mayoritas sudah pada berkeluarga. Yang masih single hanya 5 orang termasuk Kadita.

Semua teman sekelas nya nampak bahagia karena masih bisa traveling sambil bersilahturahmi barengan alumni SMA. Juga bisa luangkan waktu yang keseharian nya semua sibuk dengan aktivitas masing-masing. Malah kadang waktu liburan weekend masih di gunakan untuk mengerjakan tugas laporan kantor. tiba-tiba bunyi dering hape Kaditapun berdering keras. Lalu segera mengangkat nya.

" Kamu sudah sampai Jogja nduk? tanya ayah kepada Kadita.

" Alhamdulillah sudah,yah. Maaf belum sempat ngabarin soalnya baru sampai yah. Ayah lagi apa? tanya Kadita.

" Ayah sedang ngasih makan ikan dan menyiram tanaman." ujar ayah Kadita.

" Ibu lagi apa yah? tanya Kadita lagi.

" Ibumu lagi nonton tv. Kamu juga jangan lupa makan,minum vitamin ya nduk. Selamat refreshing dan bersenang-senang" ujar ayah Kadita.

" Iya makasih yah. Ayah dan ibu juga jaga kesehatan ya. "ujar Kadita sambil menutup telepon nya.

Saat tadi sedang menelepon ayahnya. Kadita melanjutkan lagi berjalan kaki menuju tangga candi Borobudur dengan di temani Baxia di belakangnya. Sesampainya di puncak Candi kaditapun ber-selfie untuk membagikan moment jalan-jalan nya di media sosial.

" Tadi ortu lu nelpon? tanya Baxia penasaran.

" Iya ayah gue nelpon nanyain kabar. Biasa kalo gue jalan-jalan pasti selalu di telponin mulu nanya udah sampai belum. udah makan belum. jaga kesehatan. " jawab Kadita

" Elu gak ngeras terbebani. Ortu lu masih bersikap begitu. Masih anggap lu anak kecil ya! " ujar Baxia meledek.

" Enggak lah. Malah gue seneng kaya begitu. Itu bentuk perhatian orangtua sama anak perempuan nya. Kalo gue jadi orangtua juga bakaln bersikap hal yang sama." ujar Kadita membela orangtuanya.

" Eh maaf bukannya gue nyinggung orangtua lu. Cuman penasaran aja Ama orangtua yang udah merawat dan mendidik wanita hebat di depan gue. Yang gue berharap bisa jadi jodoh idaman elu" ujar Baxia memuji diri sendiri.

" Makasih pujiannya. Tapi gue belum mikirin nikah dulu. masih mau mikirin karir dulu" ujar Kadita menolak secara halus.

" Tapi kalo jadi temen Deket atau temen jalan bisa kan ya? tanya Baxia penasaran.

" Itu tergantung bagaimana elu bersikap aja. Gue mah selalu mengimbangi apa yang elu lakuin ke gue. Kalo elu baik. Gue akan seribu kali baik. Tapi kalo elu jahat jangan harap bisa berteman lagi sama gue " ujar Kadita mengancam.