Selama perjalanan menuju kafe yang dituju mereka habiskan dengan membicarakan hal hal ringan sama seperti orang yang baru bertemu lainnya. sekitar 10 menit mereka sudah sampai di parkiran kafe.
Dayana membereskan barang bawaannya dan menjulurkan tangan pada Mika seraya mengucapkan salam perpisahan
" Makasih teman baru" ucapnya tersenyum sambil menjulurkan tangan
" mmm , biar saya antar ke bandara" Mika enggan menyambut uluran tangan dari Dayana
" g usah Mik, nanti ngerepotin. biar nanti di antar supir bos aja" Dayana mulai segan
" g ngerepotin kok mbak, biar saya antar saja soalnya barang mbak banyak, nanti mau di tarok di mana? lagian ini masih lama menjelang keberangkatan mbak" Mika meyakinkan Dayana
" mmm bener ni g ngerepotin?" Dayana masih terasa canggung karena mereka baru bertemu, dan mika terasa baik sekali. " baik lah" jawabnya singkat
Mereka masuk ke kafe bersama, kemudian Dayana menuju meja yang telah di Reserpasi oleh perusahaan sebelum nya, dan Mika duduk di meja dekat dengan jendela sambil menghadap ke arah Dayana.
Dayana sibuk miting dengan bosnya, sementara Mika terus memperhatikannya, terbersit rasa bersalah di hatinya, apa yang di harus dilakukannya, membiarkan gadis itu pergi atau memberitahukan kebenarannya dan cariernya akan hancur. apa yang harus di pilihnya. Rasa bersalah itu semakin dalam tapi rasa ketakutan akan hancurnya carier nya pun juga semakin dalam, bagaimana kalau gadis itu hamil. Mika mulai frustasi dan memutuskan untuk membiarkan saja gadis itu pergi
Setelah satu jam miring Dayana berjalan bersama bis nya menuju pintu keluar untuk mengantarkan bosnya keluar, dan kembali kemeja Mika. sambil menghempaskan badannya di sofa yang mika tempati.
" kenapa?" Mika melihatnya heran
" mmmm entah lah, aku merasa lelah, padahal cuma satu jam" kemudian mengangkat tangannya dan pelayan datang
"jus mbak, wortel di campur mentimun trus tomat ya mbak, di campur jadi satu" mika mengarahkan pelayan itu
pelayan yang mencatat itu merasa heran dengan permintaan pelanggannya.
" tunggu, jangan di kasi susu ya, soalnya saya alergi," ucapnya pada pelayan itu dan pelayan itu mengangguk tanda mengerti
Mika yang melihat keanehan itu terus memandang gadis yang memijit keningnya itu," apa dia mengidam? tapi itu baru semalam, secepat itu kah?" dia merasa bingung.
Setelah beristirahat setengah jam mereka meninggalkan kafe tersebut menuju bandara, Dayana tertidur selama perjalanan. Mika merasa khawatir dengan Dayana yang selalu terlihat kelelahan.
"apa kah selelah itu, apa yang aku lakukan padanya tadi malam sampai dia bisa selelah ini?" dan mulai mencoba mengingat kembali kejadian td malam
tanpa di sadari mereka sampai di bandara.
Mika membantu Dayana mengantar barangnya untuk cek in, dan lagi lagi Dayana menjulurkan tangannya untuk bersalaman sebelum berangkat, mika menyambut tangannya dan kemudian menariknya
" masih ada 1 jam lagi sebelum berangkat, ayo cari oleh - oleh dulu" Dayana hanya mengikuti nya saja dan merasa heran, tentang apa yang terjadi.
" kenapa aku merasa dia tidak ingin berbisah, apa yang terjadi pada artis ini" ucapnya dalam hati
Mereka berjalan menuju pusat oleh oleh di bandara itu, kemudian mika berjalan membawa troli sambil memilih apa yang harus di bawa gadis itu, Dayana hanya memperhatikan apa yang dilakukan mika.
satu jam telah berlalu mereka kembali ke pintu cek in, Dayana dengan oleh oleh satu kantong besar itu masih menjulurkan tangan nya ke arah Mika, dan mengucapkan terimah kasih
" Terima banyak Mika" ucapnya, mika hanya tersenyum tipis sambil menatapnya
" aku masuk dulu, sampai ketemu di lain kesempatan" ucapnya lagi kemudian melepaskan tangannya.
Mika hanya melihat kepergian Dayana dengan diam dan melihatnya pergi.
Dayana mulai menjauh darinya, dia terus berjalan arak depan tanpa melihat Mika, Dayana sudah hilang di mata Mika. Mika berbalik dan akan pulang
Dayana sudah duduk di bangku tunggu ruangan keberangkatan sambil melihat henpon dan mulai mengunggah tas oleh oleh yang di belikan mika ke dalam akun sosial medianya.
setelah 15 menit menunggu, terdengar panggilan dari speaker bandara untuk masuk ke pesawat. Dayana berdiri dan mulai berjalan menuju antriannya, dan tiba - tiba tangan nya tertarik oleh seseorang dan menjauh dari antrian tersebut. Dayana heran siapa yang menariknya tanpa bisa melihat ke wajah orang itu karena di tutupi masker.
" tunggu tunggu pesawatku akan berangkat, lepaskan aku." ucapnya sambil meronta berusaha lepas dari tangan itu
" kau tidak bisa pergi" lelaki itu membuka maskernya