Iva tersentak dari mimpi erotisnya kala pintu kamarnya dibuka secara kasar. Dan sosok yang selalu menjadi objek liarnya sedang berdiri di sana dengan wajah merah padam dan tangan terkepal.
"Bar," bahkan suara Iva terkesan mendesah. Sisa-sisa kenikmatan yang dihasilkan oleh mimpi indahnya bersama Bara seakan masih terasa. Bagian intimnya berkedut geli.
"Kamu benar-benar iblis." Desis Bara berjalan dengan langkah pelan menuju Iva yang terduduk di atas ranjang dengan gaun tidur yang berantakan.
Bara menatap Iva dengan tajam. Pandangan matanya begitu intens.
"Kamu di sini, Bar."
Bara tersenyum miring, "jika cara halus tidak bisa menyadarkan posisimu. Maka aku dengan senang hati melakukan cara kasar."
Bara bukan laki-laki yang bisa berbuat kasar kepada perempuan. Apalagi perempuan itu adalah Iva, sepupunya. Tapi jika sudah menyangkut keselamatan orang yang dicintainya, maka apapun akan Bara lakukan.
"Lihat ini."
