Bara menelusuri tiap sudut rumah mencari keberadaan sang istri.
"Ke mana sih?" Decaknya kesal.
Sudah setengah jam lalu dia habiskan untuk berkeliling rumah mencari Cecil. Namun istri cantiknya itu tidak kelihatan sama sekali.
"Pasti Mama nih." Sungutnya sambil merogoh ponsel disaku celana training yang ia gunakan untuk lari pagi keliling komplek.
"Halo, Ma. Istri Bara mana?"
Di seberang telepon Kinan memutar bola mata jengah. Putranya tidak bisa berjauhan sebentar dengan sang istri.
["Kenapa kamu? Kayak anak ayam kehilangan induk."]
Bara meringis mendengar omelan Kinan. Tangannya menggaruk tengkuknya yang tak gatal, hanya salah tingkah saja. Padahal Kinan tidak bisa melihatnya secara langsung. Tapi entah kenapa Bara agak sedikit malu.
"Bara kira ke mana gitu, Ma. Ini kan weekend, harusnya kan di rumah aja. Bara panggil-panggil dari tadi nggak ada yang nyahut. Bik Ijah pun nggak ada."
["Alesan aja kamu. Ini kami mau pulang."]