Cecil sedang fokus pada bahan-bahan yang ingin ia masak saat terdengar bantingan pintu utama. Refleks saja dirinya langsung bergegas ke depan untuk melihat siapa yang membanting pintu. Maklum saja, keadaan rumah yang sepi sedikit membuat Cecil was-was. Namun helaan napas lega tidak bisa terelakkan saat yang dilihatnya masuk ke dalam rumah adalah Bara, suaminya.
"Mas, kenapa? Kok banting-banting pintu?"
Bara yang wajahnya merah padam dan rahang mengeras langsung merubah ekspresinya. Tatapan yang tadi tajam seketika melunak saat mendengar suara dan melihat sang istri. Bara berjalan cepat menghampiri Cecil. Menciumi kening sang istri cukup lama.
"Kamu kenapa di rumah? Bukannya tadi izin mau pergi sama Mama?"
"Enggak jadi. Aku mau cobain menu baru buat makan siang kita."
Bara tersenyum. Jemarinya bergerak menyelipkan anak rambut yang jatuh di sisi wajah sang istri ke belakang telinga.
"Mbok Ijah mana? Kamu sendiri?"