Cecil menggeliat pelan dari tidurnya saat rasa dingin menerpa kulitnya. "Dingin." ucapnya semakin merapatkan diri ke tubuh Bara.
"Penghangatnya nggak idup ya, Mas?"
"Hidup, kok."
"Dingin banget."
Bara mendekap erat Cecil dan menaikkan selimut hingga ke batas leher.
"Kan udah dibilangin ini musim dingin. Lanjut jalan-jalan nggak?"
"Kalo dingin gini mana kuat. Tau gitu kita berangkatnya tahun depan aja nunggu musim kemarau."
Bara tertawa dan mencium kening Cecil. "Ayo berendam air hangat. Habis itu sarapan dan kita ke Syntagma Square. Kita hari ini jalan-jalannya di sekitar sini dulu. Puas-puasin di sini baru ke Santorini. Ya?"
Cecil mengangguk saja sambil mengeratkan lengannya di tubuh Bara.
"Mau ke mana dulu?"
"Kamu nggak mau belanja dulu selagi kita di Plaka ini?"