Untungnya setelah itu, dia berhasil menjatuhkan pisau si penjahat, lalu mengalahkannya.
"Guys! Dia kuat! Sebaiknya kita cabut!" usul salah satu penjahat.
"Ayo!"
Mereka lalu berlari berkumpul mendekati motor mereka, tapi bukannya menaiki motor, mereka malah memutar badan menghadap kami. Salah satu dari mereka mengeluarkan sesuatu lalu dilemparkan ke tanah.
Buuush!
Benda yang dilemparkan mengeluarkan asap! Lalu secara ajaib mereka beserta motornya menghilang dari pandangan! Loh? Loh? Kok bisa gitu! Emang mereka ninja ya? Ah sudahlah, aku tak mau ambil pusing! Yang terpenting sekarang adalah melihat keadaan William yang terkapar di jalan. Aku keasikan melihat perkelahian tadi sampai melupakannya.
"William! Lu baik - baik aja kan?" tanyaku sambil memegang wajahnya yang babak belur.
"Uhuk, gw baik - baik aja. Gimana dengan lu? Sorry bukannya lindungi elu malah babak belur kayak gini."
"Gw gak kenapa - kenapa. Ada orang yang nyelamatin kita tadi." kutunjuk ke arah terakhir kali pemuda itu kulihat tadi. "Loh? Kok uda gak ada dia?" bingungku.
'Ah sudahlah. Palingan juga pemuda tadi jadi ninja! Gak mau ambil pusing gw!' Batinku lalu memapah William yang terluka ke motor.
"Gw yang pake motor lu aja." Ucapku.
"Serius?" Wajah William tampak ragu.
"Seriuslah! Elu nya aja berdiri uda kesusahan, gimana mau pake motor? Gw aja yang pake biar lebih aman." Aku memasang wajah meyakinkan sambil menyilangkan tangan.
"Yaudah, motor ini lu bawa pulang aja, besok sebelum ke kampus lu jemput gw ya." William memberikan kunci motornya padaku.
"Ok! Gampanglah itu." ucapku lalu menghidupkan motor.
Aku tegang guys! Sebenarnya aku baru beberapa kali menggunakan motor, dan ini pertama kali nya aku membonceng seseorang. Lihatlah! Sekarang motornya meliuk-liuk layaknya barongsai! Aku jantungan, sedangkan William berteriak-teriak ketakutan dibelakang.
"Asik! Gw uda lancar pake motor!" Seru ku kegirangan. Aku menjemput William menggunakan motornya. Sesampaiku di rumah William, dia telah menungguku diluar.
Aku hendak memboncengnya. Tapi dia menolak keras karena masih trauma dengan kejadian semalam. Aku cemberut, lalu membiarkannya menggunakan motor.
Akhirnya sampai di kampus! Saat kami tengah asik mengobrol sambil berjalan, Sherly datang menghampiri. "Ya ampun! Wajah lu kenapa Wil sampai bonyok kayak gitu?" Sherly kaget sambil meletakkan tangannya di mulut.
"Kemarin gw habis di gebukin sama tukang begal." jawab William sambil menggosok-gosok hidung dengan jari telunjuk.
"What? Kasian banget pangeranku." Sherly memegang wajah William, tak tahu mengapa aku tiba-tiba merasa kesal dengan Sherly, aku tak senang melihatnya menyentuh William seperti itu!
"Kok cuaca tiba2 jadi panas ya? Padahal masih pagi! Masuk ke kelas aja yuk Wil, nanti luka lu jadi infeksi karena cuaca kayak gini." Aku menarik tangan William, "Cieeee.. Cemburu nih ceritanya gw pegang2 William?" goda Sherly sambil terkikik.
"Cemburu pala lu peang! Lu gak liat kondisi dia sekarang kayak gimana? Seharusnya dia duduk di dalam kelas buat istirahat sekarang! Lu kalau mau Pegang2 dia didalam kelas aja! Pegang sepuas lu deh, pegang sampai ajal lu tiba juga gpp!" Kesalku spontan. Aku kaget! Kenapa aku bisa mengucapkan kata-kata seperti itu? Apakah ini yang dinamakan cemburu?
Sherly tertawa terbahak-bahak sambil memegangi perutnya. "Serius gak cemburu? Yauda, kalau gitu nanti didalam kelas gw bakal pegang2 William sepuas gw! Ini saran dari lu loh. Jangan marah ya sayang."