Sherly sialan! Jelas banget dia sengaja ingin membuat telingaku panas! Aku mengacuhkan ucapannya lalu menarik William pergi meninggalkannya. Kulirik William yang tersenyum-senyum tak jelas. "Lu kenapa dah? Kehabisan obat?" tanyaku kesal.
"Emm, gpp.. Gw cuma senang aja."
"Senang kenapa lu emangnya! Senang karena gw kelihatan bego didepan Sherly tadi?"
"Jelas bukan dong! Sini lu ikut gw dulu." Ucapnya lalu menarik tanganku.
Dia membawaku ke atap kampus, tempat dimana hanya terdapat kami berdua disini. Dia lalu mendorongku pelan hingga aku bersandar ke tembok, membuatku kaget. Jarak kami sangat dekat, sampai aku dapat mendengar hembusan nafasnya dengan jelas, membuat jantung ini berdegup kencang. "Lu mau tau alasan kenapa daritadi gw senyum2 gak jelas?"
"E.. Emang apa alasannya?" ucapku sedikit gugup.
"Gw tadi rasanya senang banget pas liat lu cemburu kayak gitu. Tandanya lu ada perasaan sama gw, bener gak?" Senyum William tipis sambil memegang wajahku dengan tangannya.
"Enggak kok! Enggak! Siapa bilang gw cemburu!" jawabku melirik kebawah, tak berani menatap matanya.
William mendekatkan bibirnya ke telingaku, "Serius? Lu gak marah gw di pegang2 sama Sherly?" bisikan lembutnya membuatku bergidik.
Aku diam tak menjawab, karena pada kenyataannya aku memang cemburu! Tapi tak mungkin aku memberitahukan padanya! Itu hanya akan membuatku semakin canggung.
Dia menarik mundur wajahnya, menatapku sambil menebar senyuman indah, aku terbuai, tak berkedip membalas tatapan indah itu. Dia secara perlahan menyentuh bibirku, mengusap lembut secara perlahan dengan jempolnya, lalu mendekatkan bibirnya ke arahku.
Bibir William semakin dekat, hampir menyentuh bibirku, aku hanya bisa menutup mata dengan jantung yang berdegup semakin kencang.
Priiit! Priiit! Priiit!
Suara peluit yang terdengar membuatku secara spontan mendorong William. Sialan! Kami ke pergok berbuat mesum di atap kampus! Matilah aku!
Saat aku menoleh ke arah orang yang meniup peluit itu berada. Emosiku seketika meluap-luap, wajahku mendadak merah dan kepalaku mengeluarkan asap.
"SHERRLLYYYYY...!!!! Teriakku geram
Aku geram! Rasanya ingin ku cakar wajah Sherly! Ini sudah kedua kalinya dia mengganggu di saat adegan panasku hampir terlaksana. Yang pertama aku memang bersyukur karena dia menggagalkan ciuman pertamaku dengan William. Tapi untuk yang sekarang, aku benar-benar kesal! Aku tidak terima! Mungkin karena aku sudah memiliki perasaan terhadapnya sehingga aku jadi begini.
"Wow...!!! Uda gw duga kalau kalian pacaran. Pantes aja tadi lu ngambek pas gw pegang wajah William." ucap Sherly sambil menyilangkan tangan.
"Kami memang gak pacaran kok! Lu aja sok tau!" tegasku.
"Ra, Ra.. Elu itu mau sampai kapan sok suci! Uda jelas2 ketangkep basah, masih aja gak mau ngaku! Yang lebih parah lagi, saking gak tahannya mau adegan ranjang, sampai rela pergi ke kampus pagi2." Sherly terkikik panjang.
Aku hanya diam, menatap Sherly tajam sambil mengerat gigi, dia membalas tatapan tajamku dengan menjulurkan lidah. Kelopak mata kiri nya dilebarkan dengan menarik kelopak mata bawah menggunakan jari telunjuk.
"Eh, gw ke kelas dulu ya." William berucap, wajahnya terlihat malu.
"Buru2 amat Wil? Lanjutin aja dulu adegan ranjang tadi, gw cabut deh, gak ganggu kalian lagi."
"Adegan ranjang pala lu! Lu pikir gw lagi main film bokep apa!" kesalku.
Kami lalu beradu mulut, sifat barbar kami mulai keluar hingga kata-kata vulgar pun tak luput dari tiap ucapan kami, membuat William tersipu malu sendiri saat mendengarnya.