Tak ada yang menyangka bahwa Nan Yao bisa bertemu dengan Nan Zhi saat datang ke rumah sakit.
Nan Zhi tidak mengenakan riasan wajah hari ini, rambut panjangnya diikat menggulung di atas kepalanya, dahinya yang bersih dan cerah terlihat dengan jelas. Wajahnya tampak natural dan indah, kulitnya yang putih tampak halus dan lembut. Ia mengenakan sweater dan celana ketat berwarna putih, sambil menggendong tas besar di pundaknya, tubuhnya terlihat tinggi dan ramping.
Meskipun banyak orang yang berlalu-lalang di rumah sakit, dan Nan Zhi juga mengenakan pakaian yang biasa, tapi dirinya tampak menawan.
Terutama kulitnya yang putih, terlihat begitu mempesona. Meskipun tidak berdandan, tetap terlihat cantik dan lembut, membuat orang yang melihatnya merasa iri.
Selama empat tahun Nan Zhi tidak ada, Nan Yao menjalani hidupnya dengan sangat mewah, dan terus menjalani berbagai macam perawatan kecantikan, tapi kulitnya tetap tidak selembut Nan Zhi.
Nan Zhi yang menyebalkan, sekali kembali langsung mencuri perhatian.
"Zhi Zhi, ternyata kamu benar-benar pulang ya, jadi kemarin yang pergi ke stasiun TV untuk interview itu benar-benar kamu ya?" Nan Yao berjalan mendekati Nan Zhi, sengaja untuk berpura-pura akrab.
Stasiun TV ini adalah stasiun TV pertama yang didirikan oleh Kakek Nan Zhi saat masih hidup. Pada tahun itu, Kakek Nan Zhi mengorbankan begitu banyak usaha untuk mendirikan stasiun TV domestik yang memiliki peringkat tinggi dan gemilang.
Hingga akhirnya keluarga Nan Zhi mengalami kemerosotan, dan stasiun TV ini adalah satu-satunya aset yang bisa dipertahankan.
Selain karena Nan Zhi ingin menjadi seorang penyiar TV, ia juga ingin merebut kembali stasiun TV ini dari tangan Nan Weiye.
Tentu saja, Nan Zhi tahu itu adalah proses yang panjang, tapi ia sudah mempersiapkan diri menghadapi berbagai macam kesulitan dan hambatan.
Ia mengangkat dagunya, sengaja menjawab dengan angkuh, "Aku pergi ke stasiun TV milikku sendiri untuk interview, apakah aku harus memberitahumu dulu? Nan Yao, apa kamu takut jika aku lolos interview, dan kamu tidak memiliki kesempatan untuk menjadi penyiar?"
Nan Yao tampak tersenyum dingin, ia tak menyangka bahwa setelah empat tahun berlalu, Nan Zhi masih sama seperti sebelumnya, angkuh dan tak punya otak.
Melihat ekspresi Nan Yao, Nan Zhi bisa menebak bahwa Nan Yao berpikir kalau Nan Zhi masih sama seperti dulu.
Di depan orang-orang ini, Nan Zhi harus memakai topeng palsu.
"Bagaimana bisa? Zhi Zhi bukankah empat tahun yang lalu aku sudah mengalahkanmu? Oww iya, aku mungkin telah hamil." Nan Yao berkata seraya mengelus perutnya yang masih datar, "awalnya aku tidak ingin cepat-cepat hamil, tapi setiap melakukan itu Kak Shaoxiu tidak suka memakai pengaman, karena dia tidak mau ada hambatan sedikitpun di antara kami. Kamu tidak tahu kan, seberapa baik kekuatan fisiknya…"
Nan Yao berkata demikian sambil malu-malu, jari-jarinya yang ramping menutupi bibirnya sambil tersenyum, "Tentu saja kamu tidak tahu. Lagi pula, setelah kamu kehilangan martabatmu empat tahun yang lalu, Kak Shaoxiu sudah menganggapmu kotor!"
Sudut mata Nan Zhi lalu melihat sosok ramping berjalan mendekatinya, dan kemudian ia menurunkan tatapannya, lalu mengangkat jarinya dan mengusap sudut matanya, "Nan Yao, sekarang kamu sudah bersama dengan Shaoxiu, jadi jangan muncul lagi dihadapanku, aku mendoakanmu semoga selalu bahagia dan bisa segera mendapatkan momongan…"
Saat Fu Shaoxiu datang mendekat, Nan Zhi menutup mulutnya, dan pergi dengan wajah yang sedih.
Fu Shaoxiu ingin menarik Nan Zhi, tapi belum sampai ia menyentuhnya, Nan Yao sudah masuk ke pelukannya.
"Kak Shaoxiu, Nan Zhi tadi bilang kalau akan merebutmu kembali dari tanganku."
Fu Shaoxiu melepas pelukan Nan Yao, kemudian memandang wanita dengan riasan tebal tersebut, "Tapi yang aku lihat, kamu yang mengganggu Zhi Zhi dan membuatnya sakit hati hingga pergi."
Nan Yao membuka matanya lebar dan menatap Fu Shaoxiu dengan tatapan tak percaya, "Pasti karena melihatmu datang, jadi Nan Zhi berpura-pura seperti itu. Kak Shaoxiu, empat tahun yang lalu dia telah membohongimu, sudah jelas kalau dia adalah wanita murahan, bisa-bisanya berpura-pura seperti masih perawan di depanmu. Jangan sampai kamu berhasil menyembuhkan lukanya tapi melupakan rasa sakitnya!"
…...