Bahu Nan Zhi yang ramping menghantam pintu kulkas, membuatnya mendesah kesakitan, "Aaaaa—"
Kemudian Mu Sihan memegang bahu Nan Zhi dengan satu tangan, dan satu tangannya yang lain melingkari pinggang wanita di hadapannya. Mereka hanya dibatasi oleh selapis pakaian, sehingga lelaki itu bisa merasakan sentuhan lembut kulitnya.
Ada jeritan dalam hatinya, ia takut kalau perempuan rapuh karena terlalu lembut.
Sangat lembut.
Punggung Nan Zhi menempel di pintu kulkas, pinggangnya terasa nyeri saat dipegang oleh tangan besar lelaki di hadapannya. Nan Zhi pun memberontak, ia merasa sangat kesal, "Dengarkan dulu penjelasanku, aku tidak bermaksud untuk muncul dihadapanmu."
Kemudian Mu Sihan tertawa meremehkan, tawa itu membuat dadanya bergetar kemudian ia berkata, "Belum melakukan apa-apa, tapi kenapa kamu sudah mendesah?"
Nan Zhi memutar matanya, ia mendesah karena kesakitan saat bahunya terbentur, oke ?
Ia tidak habis pikir, kenapa lelaki itu bisa begitu mesum?
Baru saja Nan Zhi akan menjawab, tiba-tiba Mu Sihan berbisik dengan nada yang santai, "Mereka memanggilku sekeras batu."
Nan Zhi reflek memandang ke perut bagian bawahnya.
Rahang tampan dan tegas pria itu mencapai bagian atas kepala Nan Zhi, kemudian lelaki itu tertawa, "Haruskah aku melepas celanaku dan menunjukkannya padamu?"
"Brengsek!" Nan Zhi meletakkan kedua tangannya di atas dada lelaki itu, kemudian mendorongnya dengan kuat, "kalau kamu seperti ini lagi, aku akan berteriak untuk memanggil orang."
Benar-benar sial.
Hal ini membuat Nan Zhi merasa takut setiap bertemu dengan lelaki tersebut.
Mu Sihan dilahirkan dengan sangat tampan dan luar biasa, saat tak tertawa, ia akan tampak dingin dan angkuh.
Orang lain sangat sulit untuk memahaminya.
Dan Nan Zhi tak bisa mendorong dada lelaki itu untuk menjauh darinya.
"Kamu pikir, apa yang kamu sentuh?"
Nan Zhi baru memperhatikan bahwa hari ini Mu Sihan memakai kemeja hitam dengan kerah V, saat jari tangannya mendorong dada lelaki tersebut, dua jarinya tanpa sengaja masuk ke dalam kerah baju, sehingga menyentuh kulit Mu Sihan yang dingin.
Nan Zhi pun segera menarik tangannya, belum sempat ia mengatakan sesuatu, ia sudah mendengar lelaki itu mengatakan sesuatu yang tak tahu malu, "Giliranku untuk menyentuhmu."
Apa?
Apakah Mu Sihan berpikir Nan Zhi baru saja menyentuh dadanya?
"Tuan muda, aku pikir kamu telah salah paham…Hei, apa yang kamu lakukan?"
Melihat tangan besar yang langsung masuk melalui kerah sweaternya, wajah Nan Zhi tampak memerah karena marah, hingga kepalanya seakan berasap.
Nan Zhi belum pernah bertemu dengan orang yang begitu tak punya malu seperti ini!
Lelaki itu berhenti dan mencubit bagian tubuh Nan Zhi yang lembut dan montok, lalu mengeluarkan tangannya dan berkata,"Sentuhannya masih ok."
Nan Zhi sangat kesal hingga lupa kalau lelaki ini maniak, dimana kita tidak boleh membuatnya marah. Kalau tidak, maka masalah ini akan menjadi semakin parah. Mata Nan Zhi terlihat merah dan kehilangan akal sehatnya, kemudian ia mengangkat kakinya dan menendang bagian yang lemah dari diri lelaki itu.
Ketika Nan Zhi akan menendangnya, Mu Sihan menekan lututnya yang begitu kuat, kemudian mencondongkan tubuhnya hingga menekan Nan Zhi.
Kedua kaki Mu Sihan yang jenjang tampak terbuka, dan menjepit kaki kurus dan lurus Nan Zhi di tengah.
Pose seperti ini membuat mereka tampak begitu intim. Lelaki itu kemudian menghela nafas. Sekarang ia berhasil mengunci Nan Zhi, dan membuat wanita itu menghadap ke dadanya, benar-benar tak bisa bergerak sama sekali.
Apalagi hari ini Nan Zhi menggunakan sepatu flat, membuat perbedaan tinggi antara keduanya terlihat begitu jelas.
Nan Zhi mengangkat kepalanya untuk menatap lelaki di hadapannya, tatapan lelaki tersebut tampak begitu gelap, seolah bisa menghisap segalanya.