Nan Zhi menyentuh sebuah permen susu, kemudian ia mengangkat tangannya dan menyodorkannya ke depan Mu Sihan, "Ini untukmu."
Mu Sihan tampak menghina, "Apa kamu pikir aku bisa makan barang seperti ini?"
Nan Zhi mendengar suara langkah Nyonya Tua dengan Kepala Pelayan sudah sampai dapur, melihat lelaki itu menekannya dengan begitu acuh, Nan Zhi pun menggigit bibirnya, lalu mengangkat tangan lelaki itu, dan menaruh permen susu di telapak tangannya.
"Tuan Mu, maukah kamu membiarkanku pergi?" Menghadapi orang yang arogan dan maniak seperti ini dengan kekerasan tidak akan pernah berhasil, Nan Zhi hanya bisa mencoba untuk membujuknya.
Mu Sihan mengepalkan jarinya dengan erat, ada permen susu dalam telapak tangannya.
Lelaki itu melihat wajah kecil Nan Zhi yang memerah, entah karena malu atau marah. Hal itu membuatnya tertawa dengan suara rendah.
Nyonya Tua dan Kepala Pelayan mendorong pintu dan masuk ke dapur, Nan Zhi berdiri di depan wastafel dan membelakangi pintu, wajahnya tampak memerah saat ia berpura-pura sibuk menyiapkan piring buah.
Sementara itu, Mu Sihan terlihat bersandar di kulkas dengan malas, kaki jenjangnya sedikit ditekuk, kemudian ia membuka pembungkus permen susu.
Setelah membukanya, Mu Sihan kemudian menggumpalkan pembungkusnya dan melemparkannya ke leher belakang Nan Zhi yang sedang menunduk.
Kebetulan pada saat masuk, Nyonya Tua melihat apa yang dilakukan Mu Sihan, dan Nyonya Tua segera mengerutkan alisnya. Dengan wajah tidak senang, ia kemudian menegur cucunya, "Sihan, jangan menggoda Nona Zhi."
Mu Sihan mengangkat alisnya, kemudian ujung jarinya mencubit permen susu dan mengangkat tangannya lalu melempar permen itu tinggi-tinggi, kemudian dengan mudah menangkap permen itu dengan mulutnya, mengunyahnya sambil tersenyum
Benar-benar manis.
Nyonya Tua memandang cucunya yang berusia lebih dari dua puluh tahun, lalu menggelengkan kepala dengan manja dan tak berdaya. Kemudian ia menunjuk-nunjuk Mu Sihan dengan jarinya, "Kamu ini!"
Nyonya Tua juga melihat ke arah Nan Zhi yang sibuk dengan piring buah, anak perempuan ini telah menyiapkan makan malam dengan sangat tenang, tanpa memerlukan bantuan orang lain.
Nan Zhi terlihat putih dan lembut, seperti belum pernah melakukan pekerjaan rumah sama sekali. Saat Kepala Pelayan meminta gadis itu untuk masuk, Nyonya Tua itu bertanya-tanya, jangan-jangan Nan Zhi bisa membakar dapurnya.
Tetapi ketika melewati ruang makan sebelum memasuki dapur, aroma sayur di atas piring-piring yang dihidangkan di atas meja makan telah membuat orang tua yang sudah tidak memiliki selera makan ini merasa sedikit lapar.
Yang lebih penting adalah, setelah Nona ini selesai memasak, ternyata dapurnya tidak berantakan. Peralatan dapur dan wastafel terlihat sangat bersih, tempat bumbu juga tertata sangat rapi, sama sekali tak seperti dapur yang baru saja digunakan untuk memasak.
Nyonya Tua diam-diam menganggukkan kepalanya, kemudian tersenyum dengan ramah, "Nona Zhi, hari ini kamu telah bekerja keras, mari keluar dan makan bersama kami."
"Maaf Nyonya, sebentar lagi aku masih ada urusan." Nan Zhi berkata, lalu memutar tubuhnya dan menundukkan kepalanya.
Nyonya Tua mengira Nan Zhi merasa sungkan setelah melihat Mu Sihan datang, kemudian dengan segera Nyonya Tua menjelaskan, "Kamu tidak usah pedulikan anak nakal di rumah kami ini, biasanya aku juga tidak pernah melihatnya mengganggu perempuan, nanti setelah makan aku masih ingin memberinya teguran."
"Nyonya...."
Mu Sihan meletakkan kedua tangannya di saku celananya, kemudian ia melihat ke arah Nan Zhi sambil mengangkat alisnya,"Nenek memintamu untuk tinggal, maka tinggal lah, jangan-jangan kamu masih takut aku akan memakanmu?"
Nan Zhi sesekali melihat lelaki itu dengan marah, tetapi lelaki itu tak melihatnya. Mu Sihan terlihat melingkarkan lengannya di bahu Nyonya Tua, "Nenek, bukankah kamu selalu mendesakku untuk mencarikanmu cucu menantu, aku sudah menemukannya."
Mendengar perkataan Mu Sihan, Nan Zhi pun terkejut dan hampir terjatuh karena tersandung.
Cucu menantu yang dikatakan oleh Mu Sihan, pasti bukan dirinya, kan?
Setelah menata piring dengan baik, Nan Zhi menarik nafas dalam, kemudian berjalan keluar.
Nan Zhi tidak bisa menolak, hanya bisa tinggal dan makan bersama mereka berdua.
Masakan yang dibuat Nan Zhi sangat sesuai dengan selera Nyonya Tua, ditambah cucunya pulang, membuat suasana hati Nyonya Tua menjadi cukup baik. Saat makan juga berbicara dan tertawa dengan Mu Sihan, sama sekali tidak seperti keluarga besar yang melarang berbicara saat makan.
...