Gu Anbao dibawa pulang ke rumahnya.
Ya benar, karena untuk mencegahnya melarikan diri lagi, Chen Yuhang sangat stres, maka tidak ada cara lain, dia membawa Gu Anbao ke rumahnya.
Dia tinggal di komplek Apartemen mewah yang ada di pusat kota.
Gu Anbao sedikit terkejut saat dia memasuki apartemen itu. Dia kira, seorang CEO seperti dia akan tinggal di sebuah Villa yang besar.
Tempat tinggal pendiri RK Group hanya memiliki 3 ruangan? Ini benar-benar sangat luas, 3 ruangan itu terdiri dari, satu kamar tidur utama, ruang kerja, dan ruang tamu. Semuanya dengan desain yang sangat sederhana.
Dia juga berpikir, jika Chen Yuhang tinggal di sebuah Villa itu sangat tidak mungkin, karena ia hanya seorang diri. Chen Yuhang tidak perlu tinggal di rumah seperti itu.
Hidup seorang diri.... kasihan sekali.
Dia diam-diam berpikir seperti itu.
Setelah Chen Yuhang masuk, dia menutup pintu, menguncinya, dan menambahkan kunci sidik jari untuk keamanan.
Dia terlihat sangat lelah, sedikit meregangkan tubuhnya, melepas sandalnya, dan masuk ke kamarnya, menutup pintu dengan membanting, di dalamnya tidak terjadi apa-apa. Tidak memperdulikan Gu Anbao lagi.
Sudah tidur?
Gu Anbao berbalik, dan melihat kunci sidik jari dirinya, kemudian dia membungkuk, melepaskan sepatunya.
Jam menunjukkan pukul 3 pagi, dia duduk di sofa, tidak tahu hal harus melakukan dilakukan.
Tidur? Apakah dia membutuhkan tidur? Dia merasa sangat lelah, tapi tidak bisa tidur. Dia tidak tahu sudah berapa lama dia duduk di sofa itu. Dia tidak bergerak sama sekali kemudian mesinnya otomatis berubah ke mode siaga. Saat ini, Gu Anbao tidak bisa menahannya lagi
Matanya melihat ke sekeliling, dari gelap hingga ada cahaya. Sunyi, dia bingung, apakah dia perlu 'tidur'?
Pukul 8 pagi, "Ding… Dong… Ding..." Terdengar suara dari pojok ruang tamu, kemudian robot yang berdiri di sebelah kulkas mulai bergerak.
Robot Ini adalah salah satu robot yang paling populer saat ini, Gu Anbao punya satu di rumah.
Robot ini sangat kompeten dalam urusan mengurus pekerjaan rumah, robot ini dijuluki ahli rumah tangga. Ada 2 jenis, berwarna biru muda dan merah muda. Yang biru muda disebut Nono, yang merah muda disebut Momo.
Robot milik Chen Yuhang berwarna biru muda, Nono.
Nono melepaskan dirinya dari pengisi daya, ia berjalan menuju kulkas mengambil sebutir telur dan susu. Kemudian pergi ke dapur, setelah beberapa saat dia kembali lagi ke ruang tamu dengan nampan berisi sepiring roti dengan telur dan segelas susu hangat.
Setelah menyiapkan sarapan, ia menuju mesin cuci, mengeluarkan baju dari keranjang pakaian kotor dan memasukkannya ke dalam mesin cuci. Tanpa sengaja, Gu Anbao melihat pakaian dalam laki-laki...
Dia tersipu malu, kemudian memiringkan kepalanya dan berpikir, 'hmm sepertinya mencuci pakaian dalam akan lebih baik dengan cuci tangan.'
Mesin cuci mulai bekerja, dan Nono masih belum bergerak dari sana, kemudian dia membuka kerangka penutup bawahnya dan mulai membersihkan sekitar sana dengan penyedot debunya, sebenarnya ruangan itu tidak kotor. Tapi, Nono masih tetap berputar-putar untuk membersihkan ruangan ini.
Ketika melewati sofa, dengan ramah Gu Anbao mengangkat kakinya membiarkan robot biru muda itu membersihkan sekitar sofa. Layar cahaya biru Nono memancarkan cahaya biru, memperlihatkan wajahnya seolah tersenyum dan mengatakan "Terima Kasih."
Gu Anbao menjawab dengan ramah "Sama-sama."
Peristiwa Ini adalah perbincangan antara robot dengan robot yang lain.
Saat itu Chen Yuhang belum keluar dari kamarnya.
Gu Anbao melihat jam di dinding, saat itu jal sudah menunjukkan pukul 8 lebih 40 menit. Tetapi dia masih saja belum bangun, bukankah akan terlambat? Tapi.. bukankah direktur sendiri bilang agak sedikit terlambat juga tidak masalah, kan?
Selain itu, semalam dia sangat lelah.. tidur sedikit lebih lama juga lebih baik.
Gu Anbao memutuskan untuk menunggu sebentar, jam dinding sudah menunjukkan pukul 9 tepat. Dan Chen Yuhang masih belum bangun juga.
Nono sudah menyelesaikan pekerjaannya, kemudian dia kembali ke tempat pengisian daya tadi.
Gu Anbao tidak bisa diam menunggu. Dia berdiri, menuju kamar Chen Yuhang ragu-ragu
Sesampainya di kamar Chen Yuhang, terdengar suara telepon berdering.
Dalam hati Gu Anbao berkata, 'Bukan kah waktunya untuk bangun?'
Dering telepon masih berbunyi, tapi pemilik teleponnya masih belum mengangkatnya, Gu Anbao yang saat itu ada di depan pintu kamarnya, kemudian dia perlahan memutar gagang pintu lalu membukanya.
Kamar itu sangat gelap, dan gorden tebalnya membuat sinar matahari tidak bisa masuk ke dalam kamarnya. Hanya ada sinar biru dari telepon yang berdering itu.
Gu Anbao berdiri di depan pintu, lalu memanggilnya dengan ragu-ragu "Chen... Chen Yuhang... telepon anda berdering."
Sangat gelap... hanya bisa melihat seseorang tidur di tempat tidur, tapi wajahnya tidak kelihatan.
"Chen Yuhang?"
Gu Anbao berjalan pelan-pelan mendekati kasur, pertama-tama berdiri di sudut kasurnya, memanggil dua kali, tapi masih tidak ada jawaban, kemudian Gu Anbao berjalan lagi di dekat kepalanya, pelan-pelan menggerakkan bantalnya
Gu Anbao bisa melihat dengan jelas wajah Chen Yuhang, dia terpana melihatnya! Dahinya berkeringat, rambutnya berantakan, wajahnya merah tidak seperti biasanya, bibirnya kering.
Gu Anbao pelan-pelan menyentuh pipinya, panas.
"Chen Yuhang, kamu demam?!"
Dia panik! Chen Yuhang demam. Badannya panas sekali. Apa yang harus aku lakukan? Termometer! Ya. cari termometer dulu!
Gu Anbao buru-buru membuka pintu, keluar dari kamar itu!
Namun dia bingung tempat termometer itu diletakkan.
Dia teringat dengan robot yang ada di rumah ini. Tentu bisa bertanya dengan robot pelayan di sini.
"Nono!" Gu Anbao berlari menuju robot biru muda itu, dan bertanya, "Nono! Termometer ada dimana?"
Layar biru muda Nono menyala "Termometer adalah suatu alat untuk mengukur suhu, sangat akurat untuk mengukur suhu. Bisa benda padat, benda cair dan gas. Alat itu bisa menerima suhu panas atau dingin, dan bisa bertahan di suhu panas atau dingin, bentuknya seperti...."
Gu Anbao sangat ingin menangis "Bukan! Bukan! Aku tidak menyuruhmu menjelaskan benda itu! Aku bertanya termometernya ada dimana!"
"Ada termometer untuk minyak tanah, termometer untuk alkohol, termometer untuk merkuri, termometer untuk gas, dan ada termometer untuk mengukur ketahanan...."
Gu Anbao menyerah, berbalik dan membelakanginya, kemudian kembali ke kamar.
Gu Anbao berusaha mencari dari laci, lemari, bawah tempat tidur, dan di setiap sudut ruangan kamar, namun sulit menemukannya. Semakin dia mencari semakin dia panik.
"Di ruang tamu..." Tiba-tiba terdengar suara yang serak.
Gu Anbao berhenti sesaat, kemudian dengan cepat dia berbalik dan berlari menuju ruang tamu, lalu dia menangis dan mengatakan "Aku tidak menemukannya!"
Kepala Chen Yuhang rasanya sangat pusing sekali, melihatnya yang tidak bisa menemukannya membuat kepalanya makin sakit.
Sepertinya demamnya ini hanya demam biasa, bagaimana bisa dia seperti itu? Bagaimana jika dia harus merawat kakek tua itu, tekanan darah tinggi, jantung koroner, dan liver. Itu kan sangat berbeda sekali dengan demam, bukankah itu lebih menakutkan?
"Di ruang tamu... di sebelah TV ada loker... ada kotak obat didalamnya…" Chen Yuhang saat itu sedang duduk di kasur, dengan suara lemah dan serak.
Setelah itu Gu Anbao dengan cepat berbalik dan segera menuju ke ruang tamu lagi, lalu dia membuka loker meja, didalamnya ada kotak obat, bagaimana bisa tadi tidak terlihat olehnya, akhirnya dia menemukan termometer itu.
Mungkin karena tadi terlalu panik saat mencari termometer itu, sehingga dia tidak melihatnya. Kemudian dengan cepat dia mengambil kotak obat itu.
Setelah itu Gu Anbao berbalik ke kamar dengan membawa kotak itu, lalu membukanya... dan menemukan bahwa termometer itu termometer elektronik. Sayangnya dia hanya mengenal termometer biasa. Di rumahnya dia menggunakan termometer biasa...
Chen Yuhang menggerakkan tangannya, lalu mengambil termometer itu dari tangan Gu Anbao, dia mengukur suhu tubuhnya sendiri, 39,8 derajat.
Tidak terlalu rendah..