Chen Yuhang melihat jam, dan menyadari hari sudah semakin siang. Karena perutnya terasa sudah sangat lapar, dia pun pergi ke dapur untuk mencari makanan.
Dia melewati meja makan dan melihat semangkuk mie di atas meja
Chen Yuhang berhenti, dan bertanya pada robot yang ada di belakangnya, "Kamu yang membuatnya?"
Gu Anbao menjawab dengan malu-mau, "Iya."
Chen Yuhang menatapnya terkejut, lalu berjalan ke meja makan dan mengambil sepasang sumpit, mengaduknya dan memakannya dengan lahap.
Mienya sudah disiapkan dari tadi, sehingga kini sedikit mengembang.
Chen Yuhang mengecap-ngecap mie itu dalam mulutnya. Menilai cita rasa mie yang dibuat robot itu.
Gu Anbao merasa berdebar, meski dia adalah robot. Sirkuitnya sudah dipasangi sistem yang mengenal rasa berdebar. Bukankah mienya baru matang? Harusnya sih enak!
Chen Yuhang pun langsung memberikan respon tambahan, "Hmmm bisa dimakan?"
Gu Anbao menatapnya tidak mengerti. Kenapa tanya padaku? Jelas-jelas bisa dimakan!
Sambil memegang sumpit dia makan sesuap lagi. Sebenarnya ini agak menjijikkan. Tapi karena dia bisa memasak tanpa diajari dan membuatkan makanan untuk tuannya yang sakit, ini patut dibanggakan. Tidak apa-apa, toh ini baru pertama kalinya.
Aku sudah mencoba memasaknya beberapa kali, kata Gu Anbao dalam hati.
Chen Yuhang kembali ke dapur, membuang semangkuk mienya ke tong sampah. Dia terkejut karena tong sampahnya hampir penuh dengan mie.
Hening sesaat.
Chen Yuhang berbalik dan bertanya ke Gu Anbao, "Seberapa banyak mie yang sudah kamu masak?"
Gu Anbao memandang semangkuk mie yang sudah dibuang, menjawab dengan tidak enak hati, "Emmmm.. 7.. 7.. porsi mie."
Untuk masak masakan seperti ini tentu saja, tidak langsung berhasil dalam sekali masak. Dia mencoba beberapa kali sesuai resep untuk memasaknya. Akhirnya setelah mencoba beberapa kali, dia berhasil membuat semangkuk mie dengan tampilan yang bagus. Tapi... hasilnya... dia malah membuangnya.
Dia tidak merasakan sedikitpun, tapi malah membuangnya.
Chen Yuhang membuka lemari simpanannya, dan dia menemukan 2 kantong mie besarnya sudah habis. Garamnya tinggal separuh, kemudian dia membuka kulkasnya, jahe dan bawang putihnya sudah habis.
Bawang putih, jahe, dan telur, semuanya habis.
Jadi berapa banyak jahe yang dia habiskan?
Baiklah, bahan makanannya sudah habis. Dia harus memesan bahan makanan ke toko langganannya.
Chen Yuhang mengambil ponselnya dan membukanya, kemudian dia menelepon meminta pengiriman. Gu Anbao memerhatikan Chen Yuhang menyelesaikan panggilan teleponnya. Sebaliknya Chen Yuhang memandang Gu Anbao. Seketika robot ini langsung menundukkan kepalanya.
Pengalaman memasak pertama Gu Anbao selama 18 tahun ini, ternyata lumpuh di tempat sampah begitu saja. Seperti salju yang kesepian.
Chen Yuhang melihat Gu Anbao dengan tatapan putus asa, suasana hatinya... sedikit rumit.
Sebagai CEO dari sebuah perusahaan independen dan sangat teliti, mengembangkan, memproduksi, dan menjual produk-produk dengan teknologi mutakhir, dia tidak pernah merasa begitu aneh saat sedang bersama robot.
Tiba-tiba bel pintu rumah berbunyi, seketika mereka berdua tertegun.
Pesan-antar? Cepat sekali..
Chen Yuhang membuka pintu, wajahnya bercahaya terkena sinar matahari.
Seorang wanita muda mengenakan pakaian olahraga berwarna kuning lemon, berdiri di luar pintu. Selendang hitamnya menutupi rambut hitamnya yang panjang, dan mengenakan topi baseball. Memakai kacamata hitam, dan masker menutupi wajahnya. Pasti seorang perempuan yang cantik.
Dia tampak senang melihat wajah Chen Yuhang, melepas masker dan kacamata hitamnya dan berteriak riang "Kak!"
Gu Anbao melihat wajahnya, sepertinya sangat familiar. Kemudian dengan segera mengenalinya.. itu Shen Xinran!
Salah satu dari 4 agensi Hua Dan yang terkenal di perusahaan entertainment dan yang paling sering dicari. Dia sudah pernah membintangi beberapa serial TV, iklan, berpartisipasi dalam beberapa acara TV, dan juga telah merilis single.
Benar-benar seorang bintang...
Jadi… Dia ini adalah Shen Xinran yang tadi menelepon Chen Yuhang?
Gu Anbao sama sekali tidak menyangka, Shen Xinran kenal dengan Chen Yuhang dan bahkan dia main ke rumahnya.
Dia barusan memanggilnya 'kak'? Apakah dia adalah adik perempuannya? Tapi... marganya berbeda. Yang satu bermarga Chen, yang satu lagi bermarga Shen.
Chen Yuhang jelas tidak menyambut kedatangan adik perempuan ini, dia melihat ke belakangnya, "Tidak ada paparazi yang mengikuti?"
Shen Xinran melangkah masuk, "Aku pergi dengan buru-buru! Oh iya.. Kak! Biarkan aku segera masuk! Jika ada seseorang yang mengenaliku bagaimana?"
Chen Yuhang mengerutkan keningnya, memberi jalan pada perempuan itu untuk masuk ke dalam rumahnya. Dia tidak ingin wajahnya terpampang dimedia dan menjadi berita utama besok.
Begitu Shen Xinran masuk, dia melihat Gu Anbao yang berdiri di ruang tamu, kemudian dia memegangnya.
Gu Anbao belum mempersiapkan senyum sapa untuknya, tapi Shen Xinran sudah memasang ekspresi dingin dan berkata, "Siapa kamu? Kenapa kamu bisa ada di rumah kakakku?"
Karena Shen Xinran mengubah ekspresinya dari riang menjadi dingin, membuat Gu Anbao sedikit terkejut, kemudian tanpa sadar dia melangkah mundur.
Robot....
Kata ini ada di tenggorokannya, tapi tidak bisa ia ucapkan.
"Kenapa kamu diam saja?! Tidak bisa bicara? Pergi kamu! Keluar dari sini!"
Gu Anbao ragu-ragu. Ia melihat Shen Xinran tampak sangat galak.
Dia akhirnya menjawab dengan terbata-bata, "Aku.. aku... adalah..."
Samar-samar dia merasa ada sesuatu yang ganjil. Jika dia mengaku bahwa dia adalah robot, bukankah itu sebuah penghinaan bagi dirinya? Layaknya mengakui anjing peliharaan. Robot Itu adalah alat, ya, sebuah alat. Orang-orang bisa tanpa pandang bulu membunuhnya, berteriak padanya, menyalahkannya, bahkan bisa mengusirnya.
Karena, dia adalah.. robot.
Ketika dia ditanya oleh penjaga keamanan waktu terakhir kalinya itu, dia masih dalam keadaan kacau dan bingung sehingga dia jawab saja 'robot perusahaan'. Tapi untuk sekarang, dia bisa dengan jelas merasakan sebuah penghinaan kepada dirinya.
Gu Anbao tidak mau menjawab jawaban itu. Dia tidak tahu bagaimana menghadapi kemarahan Shen Xinran. Ia menoleh ke Chen Yuhang, berharap dia dapat menjelaskan identitas dirinya.
Situasi ini membuat Shen Xinran semakin marah! Dia ingat bahwa tadi dia menelpon Chen Yuhang berkali-kali, tetapi Chen Yuhang tidak mengangkatnya. Dan sekarang... dia melihat Chen Yuhang hanya memakai handuk dan sedang bersama seorang gadis? Apa yang telah mereka lakukan? Mengapa dia tidak menjawab teleponnya?
Kemarahannya benar-benar sulit ditahan!
Shen Xinran melangkah maju! Dia akan menarik Gu Anbao keluar dari rumah Chen Yuhang. Chen Yuhang yang saat itu ada di belakang mereka tiba-tiba menahannya dan berkata, "Apa kamu sudah gila?!"
Gerakan Shen Xinran berhenti, dia berbalik dan menatap Chen Yuhang dengan mata memerah.
"Kak...."
"Dia adalah robot perawatku, kamu berani mengusirnya, hah?!" Chen Yuhang berkata tanpa ampun.
Shen Xinran melirik Gu Anbao dengan sinis. Lalu dia berjalan mendekat ke Chen Yuhang dan bertanya, "Kalau begitu, kenapa kamu tidak pernah menjawab teleponku?"
"Karena aku sakit! Aku baru saja minum obat. Lalu tidur dan kemudian bangun lagi karena berkeringat. Sekarang aku baru saja mandi! Apa kamu puas?"
Shen Xinran merasa khawatir, dia tidak peduli dengan sikap Chen Yuhang yang tidak menjawab teleponnya. Kemudian dia bertanya, "Kamu sakit? Sekarang bagaimana keadaanmu? Mau aku antar ke rumah sakit?"
Chen Yuhang malas menanggapinya. Dengan tenang dia menjawab "Aku akan istirahat."
"Kak.. aku bisa keluar dan ke rumahmu itu bukan hal yang mudah.. bisakah kita makan bersama?" Dia berusaha menghindar dari pembicaraan itu.
Chen Yuhang membuka pintu kamarnya, "Aku lelah, sekarang aku ingin tidur"
Shen Xinran menggigit bibirnya, tanpa ada perasaan bersalah, kemudian dia menahan Chen Yuhang dan memohon, "Kak…!!!"
Chen Yuhang berkata dengan malas, "Lain kali kamu tidak boleh datang ke sini lagi. Jika kamu ada keperluan denganku, silakan hubungi Cheryl!"
Shen Xinran tidak bisa berkata apapun, dengan enggan dia memakai kacamata hitam dan masker. Tetap merasa sinis pada gadis yang bersama kakaknya ini, kemudian langsung menuju pintu dan keluar.
Chen Yuhang menutup pintu rumahnya dengan rapat, lalu berbalik dan menatap Gu Anbao. Dia pun melanjutkan perkataannya, "Seseorang pasti akan menanyakanmu seperti ini, dan kamu juga akan seperti hari ini. Kamu tidak boleh menjawab bahwa kamu adalah robot. Bisa jadi kamu akan diperlakukan dengan semena-mena."
Gu Anbao hanya memberikan respon dengan sedikit bingung. Sebenarnya dia tidak ingin menyembunyikan ataupun berpura-pura. Tetapi, dia juga tidak mau dirugikan.