Chereads / Jatuh Cinta Pada Robot Pribadiku / Chapter 20 - Lelucon Yang Buruk

Chapter 20 - Lelucon Yang Buruk

Karena ada laptop, Gu Anbao akhirnya tidak merasa bodoh.

Chen Yuhang berada di samping kantornya, sedangkan Gu Anbao duduk di sofa kecil berwarna merah, ada buku catatan kecil di pangkuannya dan dengan serius menatap laptop.

Chen Yuhang sedang sibuk bekerja, dia melihat Gu Anbao dengan seksama, berpikir dalam hati, 'sepertinya robot ini ada masalah.'

Dia sedang melihat apa?... sangat fokus.

Chen Yuhang akhirnya menemukan apa yang salah pada robotnya, robot ini tidak meliriknya sedikitpun.

"Ehem... ehem..." Seseorang berdehem.

Gu Anbao menatap wajahnya, Chen Yuhang pun juga demikian. Dilihatnya mata Gu Anbao bulat lebar seperti boneka.

"Kamu sedang melihat apa sih?" Tanya Chen Yuhang buru-buru.

"Ah.." Gu Anbao tidak mengira dia bakal ditanyain seperti ini, "Hanya... membaca sebuah lelucon.."

Membaca leluconan? Ah.. bagus, dulu aku juga menceritakan beberapa lelucon untuk membuat ayahku tertawa.

Chen Yuhang menghentikan pekerjaannya dan memutuskan untuk beristirahat sebentar. Dia memutar kursinya menghadap Gu Anbao, lalu meletakkan tangannya di meja dan berkata, "Baca beberapa tulisan itu untukku!"

Gu Anbao terdiam sebentar dan melihat ke laptop lagi. Di mulai membacanya, "Xiao Ying berkata, 'Aku akan masuk sekolah menengah.' Kenan berkata, 'Wah itu membuatku iri'...."

Setelah membaca, dia melihat raja iblis itu.

Hening sekali. Seperti sore yang akan mengundang suara jangkrik.

Chen Yuhang masih terdiam memperhatikan robotnya ini.

Sudah? Sudah selesai? 

Xiao Ying itu siapa??

Raja Iblis itu benar-benar tidak tertawa sama sekali, kemudian dia menekan pelipisnya dan berkata, "Tolong, bacakan yang lain."

Gu Anbao mencari lelucon yang lain dan membacakannya, "Anda harus berpikir 3 kali sebelum melakukan sesuatu. Bisakah anda melakukannya? Bisakah anda melakukannya besok? Bisakah anda melakukannya untuk orang lain?"

Chen Yuhang masih tidak memberikan respon yang diharapkan.

Setelah terdiam lama, akhirnya Chen Yuhang berkata, "Apakah kamu yakin sedang membaca lelucon? Lelucon yang kamu baca hari ini apakah gayanya seperti itu?"

Gu Anbao melihat ke layar lagi, "Eh?... iya kah?"

Apakah ini tidak lucu? Menurut Gu Anbao ini sangat lucu...

Jarinya mulai menyentuh layar laptop itu dan mulai menjalankan layar ke bawah, dia menemukan lagi. Sambil mengerutkan kening dan berkata "Untuk satu ini... aku tidak paham..."

Chen Yuhang memegang kepalanya "Bacakan saja!"

"Selain berciuman, lalu melakukan apa lagi?"

Chen Yuhang menjawabnya dengan malas "Makan."

Gu Anbao menggelengkan kepalanya, mengerutkan keningnya dan berkata, "Bukan makan, selain itu?"

Gu Anbao melihat layar lagi, kemudian berkata, "Dasar bodoh."

Respon dari robot itu membuat Chen Yuhang terdiam.

Gu Anbao menatap Chen Yuhang lama, dia menunggu respon darinya. Dia berpikiran jika Chen Yuhang juga tidak paham lelucon ini, kemudian dia melanjutkan membaca lagi "Cerita satu ini.. juga tidak lucu."

Telinganya bergerak-gerak.

Dia mendongak, melihat mulut Chen Yuhang yang terbuka. Bahu Raja Iblis ini seketika berguncang, dengan suara yang lembut dan pelan dia tertawa. Wajahnya juga menatap langit-langit, kemudian Chen Yuhang mulai tertawa. Wajahnya yang sehari-hari selalu serius, acuh tak acuh, akhirnya bisa tertawa... tampaknya bisa didekati?

Gu Anbao mengernyitkan dahinya dan bertanya, "Apakah kamu mengerti? Ceritakan padaku! Artinya apa?" Dia sangat ingin membaca lelucon itu dan tertawa!

Chen Yuhang melambaikan tangannya dan tersenyum, dia tidak ingin menceritakan apa maksud dari lelucon itu, "Jangan baca lelcucon itu, jika tidak masalah, cobalah baca tentang pengetahuan keperawatan."

Gu Anbao menundukkan kepalanya lemas, "Iya...."

Apa-apaan... dia tertawa sendiri tanpa memberitahu orang lain apa itu..

Suara keyboard mulai terdengar lagi.

Mau melanjutkan pekerjaannya lagi?

Gu Anbao melirik layar pekerjaannya. Dia akan mengirim email yang isinya, 'Aisi, aku akan menceritakan sebuah lelucon, selain berciuman, kamu akan melakukan apa....'

Gu Anbao hanya terdiam melihat hal yang diketik oleh Chen Yuhang.

Chen Yuhang menggerakkan mousenya, dan mengirim email itu. Pei Lijun bergabung dengan Huaxin, RK grup bekerja sama dengan Qin, dia berpikir bahwa perlu menceritakan lelucon ini.

Sekilas Chen Yuhang melihat Gu Anbao yang sedang mengintip laptopnya.

Chen Yuhang merasa lelucon ini sangat lucu, dia mengelus kedua telinga kucing Gu Anbao, hm.. telinganya bagus juga. 

Tidak diduga, Chen Yuhang akan mengelus kedua telinga kucing robotnya.... telinganya sangat lembut

Chen Yuhang tidak bisa mendeskripsikan betapa menggelikannya menyentuh kedua telinga kucing milik robotnya, kemudian dia berdiri.

Tiba-tiba ponselnya berdering.

Chen Yuhang menjawab telepon itu sambil mengelus telinga Gu Anbao.

"Kakek..." Jawabnya.

Telinga Gu Anbao bergetar..

Kakek? Itu telepon dari kakeknya?

"Yuhang! Dengar-dengar kamu sibuk ya akhir-akhir ini?" Suara kakek itu terdengar tegas dan penuh wibawa. Dia tidak menyalakan tombol speakernya, tapi Gu Anbao bisa mendengar suaranya dengan jelas.

"Ya aku baik-baik saja" Suara Chen Yuhang melunak, "Ada apa kek?"

"Cucu kecilku! Tidak apa-apa aku hanya ingin meneleponmu!"

Chen Yuhang tersenyum, "Kapanpun kakek bisa meneleponku."

Gu Anbao mendengarkannya dengan seksama.. sepertinya dia mempunyai hubungan yang baik dengan kakeknya.

Dia teringat dengan kakeknya... yah.. sepertinya kakeknya sudah meninggal saat dia berumur 3 tahun..

Kakek itu berdeham, bertanya dengan hati-hati.. "Itu.. aku dengar... katanya kamu menolak ibumu.."

Gu Anbao merasakan elusan di telinganya berhenti... kemudian dia melepaskan tangannya dari telinga kucing Gu Anbao.

Chen Yuhang kembali ke tempat duduknya, berkata lembut, "Tidak.. hanya saja akhir-akhir ini aku sangat sibuk."

"Dia tetap ibumu... meskipun dulu dia...."

Suara telepon itu mulai rendah, ditambah lagi suara kursi saat Chen Yuhang duduk, Gu Anbao benar-benar tidak bisa mendengar jelas, dia hanya bisa mengira-ngira dari raut wajahnya, antara sedang bahagia atau tidak...

"Apakah ibu menelponmu? Hmm.. begini..." Dia mengangguk, dengan nada bicaranya yang lembut ia berkata, "Jangan khawatirkan aku, aku tidak sembarangan. Tidak.. aku bukan menolak untuk bertemu.. aku hanya berpikir jika tidak perlu berhubungan terlalu dekat, biarkan mengalir seperti biasanya saja."

Gu Anbao tidak tahu apa yang dibicarakan Kakek Tua itu, dan wajah Chen Yuhang tersenyum dan berkata, "Aku hanya menjawab pertanyaan kakek, dan menjawab telepon dari Kakek."

Nada suaranya semakin lembut, tidak seperti biasanya yang terlihat kaku dan dingin, "Ya, tentu saja memang harus seperti itu. Ibu memang mengkhawatirkan anaknya. Ya.. aku paham."

Chen Yuhang terlihat benar-benar sabar.

Gu Anbao yang mendengarkan suaranya semakin rendah dan lembut semakin berpikir bahwa laki-laki ini mempunyai hati yang baik.

"Kakek terlalu banyak berpikir, aku tidak menyembunyikan sesuatu. Hanya saja, sekarang dia juga menjadi nyonya Shen, terlalu dekat dengan saya, dia juga kesulitan tinggal di rumah keluarga Shen. Benarkan Kek? Tentu saja, aku tidak berbohong kek. Jika aku terlalu dekat dengannya, itu juga tidak baik. Ya... kakek tidak usah khawatir. Hari ini kakek sudah minum obatnya?"

Hmm... apakah topik pembicaraannya hanya itu... 

Gu Anbao mengedipkan matanya, mendengarkan pembicaraan Chen Yuhang tentang ibunya, mendengarkan tentang sisi lain dari kehidupannya..

Kemudian topik pembicaraannya berubah, "Oh ya kek, saluran komunikasi telepon di daerah kakek akan segera diperbaiki. Aku akan mengirim seseorang untuk memperbaikinya dan mengganti telepon rumah kakek. Kek, secepatnya kakek harus pindah, fasilitas di desa tidak bagus. Bisa saja ini rusak lah, itu rusak lah dan masih banyak lagi."

Hah?.... Direktur selalu merasa dimana-mana masih tidak ada yang normal.

Chen Yuhang menutup teleponnya.. ekspresi wajahnya tiba-tiba berubah, dia duduk diam, jarinya mengetuk-ngetuk laptop.

Sepertinya... suasana hatinya sedang tidak bagus.

Tiba-tiba dia menekan salah satu nomor dan menelepon seseorang "Cheryl, jika Nona Shen datang besok, buatkan dia kontrak untuk menyewa robot."

"Baik, bisakah saya menggunakan kontrak sewa reguler milik kantor?"

"Boleh?" Chen Yuhang menjawab tegas. Dia melihat barang-barang yang ada di meja Gu Anbao, kemudian melanjutkan, "Mengenai jumlah kompensasinya, semuanya ditambah satu 0."