"Yang kamu bilang benar istriku." kata Mo Jiangye sambil tersenyum.
Lin Jingxuan melirik ke arah Mo Jiangye dengan tatapan yang dingin, hal itu menunjukkan bahwa ia tak menyukai Mo Jiangye. Setelah itu ia menggandeng Gu Feirou dan memutuskan untuk pergi dengan perasaan marah. Di sisi lain, Gu Feirou merasa dirugikan, sejak awal sampai akhir ia merasa seperti orang tak berguna, bahkan seperti orang yang diintimidasi.
Setelah menunggu Lin Jingxuan dengan Gu Feirou benar-benar turun, Ye Erruo menghela napas dengan lega, kemudian ia menggandeng tangan Mo Jiangye. Setelah itu ia berkata, "Ayo turun..."
Mo Jiangye seketika membelai kepala Ye Erruo dengan lembut, lalu ia berkata "Ayo..."
Sepertinya Mo Jiangye memahami bahwa Ye Erruo telah berubah, kemudian ia berkata dengan lembut, "Apakah kamu lapar?"
"Hmm, sedikit." kata Ye Erruo.
Mo Jiangye tiba-tiba melihat jam tangannya, seketika ia sadar bahwa jarum jam telah menunjukkan pukul sebelas.
"Lebih baik kita makan lobster kecil." kata Ye Erruo dengan mata yang tampak berbinar-binar.
Mo Jiangye hanya diam, setelah itu ia membawa Ye Erruo pergi dari rumah keluarga Lin, kemudian beranjak ke tempat tujuan. Meski telah pukul sebelas lebih, tapi tempat makan yang menjual lobster kecil itu masih begitu ramai. Bisnis dari pemilik tempat makan tersebut tampaknya berkembang dengan sangat baik.
Ye Erruo merasa puas karena ia makan lobster kecil yang begitu dicintainya, hal itu membuat kabut yang menutupi hatinya seketika hilang. Mo Jiangye yang duduk di seberangnya mengupas kulit lobster satu persatu, sedangkan ia yang memakan lobster tersebut. Ia makan lobster sambil menatap pria yang ada di depannya dengan senyum yang sangat puas. Mo Jiangye turut tersenyum melihatnya.
Saat Ye Erruo makan, ia melihat ada seseorang yang berjalan membawa udang dengan ukuran yang besar. Bahkan lebih besar dari udang yang dimakannya dengan Mo Jiangye.
"Kami juga ingin memesan itu..." kata Ye Erruo.
"Udang itu tak hanya dijual, tapi juga harus ditangkap untuk mendapatkannya." kata bos pemilik tempat makan itu.
"Menangkapnya?" kata Ye Erruo dengan pikiran yang bertanya-tanya.
"Di sana." kata bos pemilik tempat makan tersebut, sambil menunjuk tempat yang dimaksud.
Tidak jauh dari meja makan Ye Erruo, ia melihat ada kolam besar yang dikelilingi oleh banyak orang. Ia segera menarik Mo Jiangye menuju ke tempat itu.
Kolam tersebut seperti mesin penangkap boneka, namun diubah menjadi kolam penangkap, di dalamnya terdapat banyak lobster, udang, dan kepiting. Orang-orang dapat mengambil tangkapan laut itu dengan menggunakan cakar besi. Namun untuk mengambilnya, harus memasukkan koin terlebih dahulu. Hal itu tampak lebih sulit dibanding dengan menangkap boneka. Tapi orang-orang yang berada di tempat tu selalu beruntung, mereka bisa menangkapnya. Bahkan banyak pasangan yang turut bermain di tempat tersebut.
Ye Erruo menemukan dua koin di tasnya, lalu ia memasukkan koin tersebut ke mesin. Dengan perasaan was-was ia menggerakkan mesin, kemudian ia menjatuhkan cakar besi tersebut ke arah bawah, setelah itu mengangkatnya. Seketika cakar besi tersebut terangkat, akhirnya ia berhasil menangkap seekor lobster kecil.
"Bawa embernya… Bawa embernya..." kata Ye Erruo dengan perasaan bersemangat.
Mo Jiangye berdiri di samping Ye Erruo, terlihat ia membawa ember, lalu ia menatap Ye Erruo dengan tatapan yang lembut dan cerah.
Dengan segera, Mo Jiangye dan Ye Erruo mendapat perhatian dari semua orang yang berada di tempat itu. Utamanya penampilan Mo Jiangye, tampaknya penampilan itu banyak menarik perhatian gadis muda, bahkan selalu ada orang yang ingin mendekatinya.
Sudah tiga kali Ye Erruo memasukkan koin, tapi sayangnya ia hanya berhasil menangkap satu kali. Ketika ia akan mengambil uang ke tasnya, terlihat ia mengerutkan kening, kemudian ia berkata, "Sudah tidak ada uang. Ayo kembali."
Mo Jiangye tidak mengerti mengapa tiba-tiba ada koin, bahkan ia tak tahu koin tersebut berasal dari mana, kemudian ia berkata, "Aku masih ada dua koin."
Ye Erruo menatap Mo Jiangye dengan tatapan yang terlihat aneh. Dalam hatinya berkata, Bagaimana bisa Mo Jiangye punya koin?