Chereads / Peliharan Kesayangan! / Chapter 42 - Kalau Kamu Suka, Aku Akan Memberimu Lagi

Chapter 42 - Kalau Kamu Suka, Aku Akan Memberimu Lagi

Kaki kecil Ye Erruo yang dingin tiba-tiba menginjak kaki besar Mo Jiangye. Mo Jiangye yang awalnya menatap Ye Erruo dengan tatapan yang dingin, seketika ia menatapnya dengan tatapan yang lembut. Hal itu membuat hati Ye Erruo seperti dikelilingi oleh bola kapas yang terasa sangat lembut dan hangat.

"Aku tidak bohong padamu, dia benar-benar teman lamaku." kata Ye Erruo, ia berusaha meyakinkan Mo Jiangye.

"Laki-laki atau perempuan?" tanya Mo Jiangye.

"Hmm... Laki-laki..." gumam Ye Erruo dengan suara kecil.

Ketika Ye Erruo melihat Mo Jiangye yang kembali menyipitkan matanya, ia segera memperbaiki kata-katanya, "Perempuan!"

Melihat reaksi Mo Jiangye, Ye Erruo merasa bahwa Mo Jiangye tak curiga dan tak akan menyelidiki lebih lanjut. Akhir-akhir ini Mo Jiangye sangat sabar mengobati luka-luka di lengan dan bibirnya. Setelah itu, setengah bulan berlalu, Mo Jiangye juga tak menyentuhnya.

Saat malam, Ye Erruo meminta seseorang untuk datang ke tempat Gu Feirou, orang itu diminta untuk mengambil semua baju yang diberikannya pada Gu Feirou. Semua barang telah diambil, kecuali barang pemberian ibu angkatnya.

"Nyonya, sebelumnya kami sudah mencarinya di kamar Anda dan kamar Tuan." kata orang suruhan Ye Erruo.

"Apakah di kotak rias juga tidak ada?" tanya Ye Erruo sambil mengingat dengan jelas, ia merasa bahwa dulu ia meletakkan barang itu di atas meja rias. Dalam batinnya ia berkata, Bagaimana mungkin tidak ada?

"Kami sudah mencarinya ke semua tempat Nyonya." kata orang suruhan Ye Erruo.

Ye Erruo seketika kehilangan nafsu makan, sesuatu yang diberikan oleh ibu angkatnya adalah sesuatu yang berharga, bukan sesuatu yang sepele baginya. Ibu angkatnya memberikan sebuah kalung, diketahui bahwa kalung itu terdiri dari bahan-bahan berkualitas, seperti batu kristal, batu zamrud, batu giok, berlian, batu akik, perak, dan semua berbentuk seperti bulu merak. Bentuknya sangat unik dan membuat semua orang yang melihatnya akan merasa kalung itu sangat luar biasa.

Karena kalung itu terlalu berharga, Ye Erruo tak berani memakainya. Ia meletakkan kalung tersebut di meja rias kamarnya. Selain pelayan pribadi yang membersihkan kamarnya, orang lain dilarang masuk. 

Apa jangan-jangan seseorang telah membersihkan kamarku tanpa hati-hati? Tapi seharusnya tidak begitu, batin Ye Erruo. Sebelumnya, bukan hanya sehari dua hari ia meletakkan kalung tersebut di atas meja rias. Bahkan ketika ia dan Mo Jiangye pindah rumah, orang-orang dilarang masuk ke kamar tersebut. Dalam pikirannya, Bagaimana bisa kalung tersebut hilang?

"Ada apa?" tanya Mo Jiangye yang berada di samping Ye Erruo, terlihat ia sedang makan dengan menggunakan garpu dan pisau.

"Aku mau pergi ke rumah lama keluarga Lin, ayo ikut bersamaku! Ada hal penting yang harus aku cari di sana. Aku sudah meminta orang mencarinya, tapi tidak ketemu." kata Ye Erruo.

"Setelah makan." kata Mo Jiangye.

Mo Jiangye memberikan semangkuk bubur kepada Ye Erruo, kemudian ia berkata, "Ayo makan lagi."

Setelah itu, Mo Jiangye meraih satu tangan Ye Erruo, lalu ia berkata, "Makanlah bubur ini terlebih dahulu."

Kemudian Ye Erruo makan bubur tersebut dengan perasaan tidak tenang. Di sisi lain, Mo Jiangye terlihat begitu khawatir saat melihat Ye Erruo. Sebenarnya ia tidak memberikan izin Ye Erruo pergi ke rumah lama keluarga Lin.

Ketika tiba di rumah keluarga Lin, ternyata Ye Erruo tidak menemukan kalung tersebut, tampak wajahnya sangat sedih, lalu ia berkata, "Selesai sudah semuanya..."

Ye Erruo terlihat lemas, tanpa daya, ia hanya bisa menghela napas. Baginya kalung tersebut merupakan hal yang sangat berharga. Walaupun ibu angkatnya tidak memberinya banyak hal, tapi kalung tersebut adalah satu-satunya benda berharga baginya.

"Apa yang hilang?" tanya Mo Jiangye.

"Kalung… Sebelumnya aku meletakkan kalung itu di atas meja rias. Bahkan, kamu sudah pernah melihatnya." kata Ye Erruo.

"Jika sudah hilang ya sudah, jika kamu menyukainya, maka aku akan memberi kalung baru untukmu." kata Mo Jiangye.

"Kalung itu tidak ketemu... Lupakan saja, ayo kita pulang!" kata Ye Erruo, namun saat berbalik secara tiba-tiba, ia menabrak dada Mo Jiangye.

Saat Ye Erruo mengangkat matanya, tiba-tiba hidungnya mencium aroma maskulin dari tubuh Mo Jiangye. Tepat di depan matanya adalah tenggorokan Mo Jiangye, sedangkan di atas kepalanya adalah dagu Mo Jiangye. Bahkan ia dapat merasakan napas Mo Jiangye yang panas.

Ketika Ye Erruo ingin bergeser pergi, dengan cepat Mo Jiangye menahannya dan ia segera menatap Mo Jiangye dengan penuh tanda tanya di pikirannya. Mo Jiangye menempelkan jarinya ke ujung bibir Ye Erruo, seolah ia memberi isyarat bahwa ada sesuatu yang berbahaya akan diungkap di depan Ye Erruo.

Tiba-tiba, langkah kaki datang dari luar pintu, saat Ye Erruo memalingkan wajahnya, tiba-tiba ia merasa bibirnya dijepit.