"Jangan sentuh aku!" Ming Yue'er merasa gelisah, matanya tampak berkaca-kaca, ia berusaha untuk menahan penyiksaan pria itu.
"Wei Chihan, aku sedang datang bulan, kamu jangan seperti ini." Ming Yue'er berbicara dengan nada cemas.
"Aku tahu, kalau begitu sekarang kita akan lakukan cara yang lain."
Ming Yue'er membelalakan matanya.
Kemudian pria itu meraih cheongsamnya.
Lalu pria itu menyeringai, "Apakah kamu tidak ingin melepaskan pakaianmu?"
"Minggir!" Ming Yue'er mengepalkan tangannya dan menghantam wajah pria itu.
Wei Chihan mengelak dari tinjuan wanita itu, dan tangannya menahan tangan wanita itu.
"Dasar pembangkang, sepertinya kamu harus diikat agar kamu bisa diam." Wei Chihan berkata seraya menggenggam tangan wanita itu erat-erat.
Lalu pria itu membuka sabuk dengan sebelah tangannya.
Kemudian terdengar suara gesper sabuk yang jatuh, lalu ia melilitkan sabuknya ke tangan wanita itu dan mengikat wanita itu di tiang samping tempat tidur.
"Wei Chihan, hentikan, jangan~" Ming Yue'er berkata.
Namun mata tajam pria itu memancarkan tatapan yang dingin.
"Aku benar-benar menginginkanmu," ujar Wei Chihan lalu menyeringai.
Ming Yue'er mendengus ringan, ia gemetaran karena perbuatan pria itu.
Pria itu menundukkan kepalanya dan mencium wanita itu, lalu berusaha untuk memperdalam ciumannya.
Ming Yue'er justru menggigit bibirnya, jadi pria itu tidak berhasil melakukannya.
Pria itu membuka bibirnya.
Namun Ming Yue'er tidak mengatakan apapun, ia merasa malu.
"Katakanlah." Wei Chihan berkata dengan suara yang terdengar mengancam, dan wajah tampannya menatap wanita itu dengan tatapan yang tajam.
Ia ingin menaklukkan wanita itu, lalu ia melihat ada penolakkan di mata wanita itu.
Ming Yue'er menggigit bibir pria itu dengan keras hingga bibir pria itu berdarah, lalu matanya menjadi berkaca-kaca dan pandangannya menjadi kabur.
Mengapa ia bisa terjebak bersama iblis semacam pria itu?
Ming Yue'er memiliki ide gila di dalam pikirannya, ia harus bisa melarikan diri.
Wei Chihan merasa kesal ketika ia melihat wanita itu menggigit bibirnya, lalu ia mengangkat dagu wanita itu, "Anak nakal, ketika masa datang bulanmu berakhir, aku akan membuatmu menangis."
Ming Yue'er menggigit bibirnya dan matanya menatap pria itu.
Waktu telah berlalu dan kakinya terasa sakit.
...
Ketika Wei Chihan meninggalkan kamar, ikatan tangan Ming Yue'er akhirnya terlepas, lalu ia berbaring. Dahinya berkeringat dan bibirnya terluka karena gigitannya sendiri.
Lalu wanita itu mencium bau yang menyengat di hidungnya.
Ming Yue'er membuka cheongsamnya yang dirobek oleh pria itu, lalu ia membersihkan semua kotoran yang berada di tubuhnya.
Ia bangkit dan menutupi tubuhnya dengan selimut tipis, lalu ia mengusap air matanya dengan tangannya, kemudian menggenggam tangannya erat-erat.
Lalu terdengar suara ketukan pintu. "Nona Ming, apakah kamu baik-baik saja? Komandan menyuruhku untuk membawakan pakaian untukmu."
Ming Yue'er berseru ke arah pintu sambil menggenggam selimut erat-erat, "Xiang'er, masuklah."
Xiang'er mendorong pintu hingga terbuka, lalu ia mencium ada bau yang menyengat di dalam kamar dan mengerutkan keningnya, "Nona, bau apakah ini? Aneh~"
"Xiang'er, tolong kamu buka jendelanya." Pipi Ming Yue'er memerah, ia tahu jika Xiang'er itu merupakan wanita yang masih belia, dan ia tidak tahu alasannya mengapa.
Xiang'er berjalan menuju ke jendela dan membukanya, kemudian angin sepoi-sepoi berhembus masuk dan menghilangkan bau menyengat di dalam kamar.
Ming Yue'er mengambil pakaian yang diberikan oleh Xiang'er. Ketika ia hendak ganti pakaian, ia tiba-tiba merasakan ada sesuatu yang lengket di dadanya.
"Nona, ada apa?"
"Xiang'er, ambilkan air, aku ingin membersihkan diri."