Chereads / Kamu Sangat Manis / Chapter 33 - Wajah Yang Memerah

Chapter 33 - Wajah Yang Memerah

Ketika Wei Chihan menyadari bahwa wanita itu merasa sesak nafas, ia akhirnya melepaskan ciumannya.

"Dasar bodoh, apakah kamu ingin membuatku sesak nafas?"

Lalu Wei Chihan melepaskan wanita itu dan wanita itu merasa tubuhnya tidak nyaman.

Nafas Ming Yue'er terengah-engah dan wajahnya memerah, tetapi matanya masih tampak berkilauan.

"Nona, apakah kamu yakin bahwa kamu ingin duduk seperti ini?" Wei Chihan berkata dengan suara parau, seraya menghembuskan hawa panas ke telinga wanita itu.

Wajah Ming Yue'er memerah, dan ia segera menghindar ke samping.

Ming Yue'er terkejut ketika ia menyadari bahwa mobilnya sudah berhenti, lalu ia menatap ke jendela dan menyadari kalau di luar pintu ada penjaga.

Kemudian pintu mobil terbuka.

"Komandan, kita telah sampai di Tempat Pertunjukan Opera Chang Chun, jadi kita sudah boleh turun." Ajudan Zheng berdiri dengan hormat dan membuka pintu. (Tempat Pertunjukan Opera: Teater Opera Zaman Dahulu)

Wei Chihan mengajak Ming Yue'er untuk keluar dari mobil, dan ia menurunkan sepatu bootnya ke tanah, kemudian ia melihat ke dalam mobil, "Yue'er, apa lagi yang kamu tunggu? Ayo turun."

Kemudian Ming Yue'er melihat ke luar mobil dan merapikan leher pakaiannya, dua kancing pakaiannya dibuka oleh pria itu. Setelah itu, wanita itu keluar dari mobil.

Ming Yue'er keluar dari mobil, lalu ia menundukkan kepalanya. Wajahnya tampak memerah namun masih seindah bunga azalea yang mekar.

Tetapi tatapan Ming Yue'er tampak seperti sedang menahan amarah.

"Yue'er Kecil, apakah kamu masih marah? Ayo temani aku untuk menonton opera." Wei Chihan memegang bahu Ming Yue'er dan mereka berjalan menuju ke teater.

Ming Yue'er ingin menyingkirkan tangan pria yang menjengkelkan itu, tetapi ia tidak bisa melakukan apapun untuk melawan pria itu.

Jika ia melawan Wei Chihan, maka pria itu akan semakin bersikap sewenang-wenang terhadapnya.

...

Di dalam Tempat Pertunjukan Opera, di sekelilingnya ada pilar pernis berwarna merah dan ada lentera berbentuk segi delapan berwarna indah, menggantung di atas atap.

Di atas panggung opera sudah ada properti panggung untuk pertunjukan opera.

Di bawah panggung opera terdapat kursi pernis berwarna merah yang kosong, dan sepertinya sudah dibersihkan sebelumnya.

Lalu Wei Chihan mengajak Ming Yue'er untuk duduk di kursi barisan depan.

Setelah itu, dua kelompok prajurit ikut masuk ke dalam teater dengan mereka berdua. Lalu para prajurit tersebut berdiri di kedua sisi, sambil memegang senjata dengan ekspresi yang serius.

Kemudian Ming Yue'er duduk dan melihat sekeliling teater, ia memperhatikan bahwa di dalam teater dikelilingi para prajurit, lalu ia memikirkan bagaimana caranya agar ia bisa melarikan diri dalam situasi seperti ini.

"Komandan! Ini Teh Longjing untuk Anda." Kata seorang pelayan yang secara pribadi membuatkan teh untuk Wei Chihan, lalu orang itu menaruh tehnya di atas meja teh.

Wei Chihan menatap Ming Yue'er, kemudian ia menatap orang tersebut, "Permisi, apakah ada makan kecil yang enak di sini? Tolong bawakan lebih banyak makanan kecil, karena wanitaku ini belum makan."

Ketika orang tersebut mendengar permintaan Wei Chihan, ia menganggukan kepalanya, "Tuan, di sini ada kue osmanthus [1], kue poria [2], kue nanas, kue isi pasta kurma dan kue buah."

Setelah orang itu menyebutkan semua jenis makanan ringan yang tersedia, ia memandang Ming Yue'er, "Nona, makanan kecil apa yang ingin kamu coba?"

Ming Yue'er menatap pria itu dengan marah, lalu ia berkata dengan nada dingin.

"Permisi, apakah ada lauk di sini?"

"Ya, ada Nona."

"Kalau begitu aku pesan hidangan yang dipotong menjadi beberapa bagian dan dihancurkan." Kata Ming Yue'er, lalu ia menatap Wei Chihan dengan tatapan marah.

"Begitu rupanya..." Orang itu tampak tercengang, "Nona, hidangan apa yang kamu maksud? Aku belum pernah mengetahuinya sebelumnya."

"He, he, he~" Wei Chihan tertawa, dan suara tawanya terdengar jelas hingga bergema di sekitarnya. 

  1. Kue Osmanthus: Kue yang terbuat dari bunga osmanthus, tepung beras ketan, dan gula batu.
  2. Kue Poria: Kue yang berasal dari daerah selatan provinsi Fujian, biasanya dimakan untuk sarapan.