Chereads / Mr.Robot / Chapter 8 - Mr.Robot [7]

Chapter 8 - Mr.Robot [7]

Beby hanya diam dengan pernyataan yang Devan lontarkan kepadanya. Apa ia tidak salah dengar? Apakah telinganya mengalami kerusakan?

"Lo becanda, 'kan?" tanya Beby dengan nada kikuk.

"Yaudah kalau lo nggak mau," jawab Devan santai.

"Bukan gitu!" seru Beby. "Kenapa lo tiba-tiba mau gue jadi pacar lo?"

"Nggak papa," jawab Devan singkat.

"Gue serius, Devan!" omel Beby.

Devan tidak menjawab dan fokus mengendarai mobilnya yang akan membawa mereka menuju ke sekolah.

Setelah mobil sampai di sekolah, Beby segera keluar dari mobil Devan dan berlari menuju ke kelasnya.

Beruntung karena hari ini guru sedang rapat, jadi Beby tidak perlu membuat kebohongan agar dapat masuk ke dalam kelas.

Beby segera duduk di samping Jessie.

"Kenapa lo?" tanya Jessie.

"Kayaknya kita cari pemeran baru pria aja deh, gue udah nggak kuat sama sikap Devan," jawab Beby.

"Devan ngerendahin lo lagi?"

"Bukan!" seru Beby. "Devan mau gue jadi pacarnya."

Bagai disambar petir, Jessie membulatkan matanya tidak percaya. Sebenarnya apa yang ada di pikiran Devan?

"Ceritain dari awal!"

Beby segera menceritakan semuanya secara detail, mulai dari dirinya yang dibawa oleh Devan ke tempat Gabriel sampai Devan memberikan tawaran untuknya dengan menjadikan dirinya pacar.

"Kalau lo nerima Devan, Devan baru mau bantu lo?" tanya Jessie yang diangguki oleh Beby.

"Yaudah cari yang lain aja, yang ganteng banyak. Abang lo, Gio juga bisa," ujar Jessie dan Beby mengangguk setuju.

"Bener banget! Sergio kan ganteng, baik lagi, gue yakin dia pasti mau bantu!" ujar Beby dengan semangat empat lima.

"Nah, boleh tuh! Sergio juga temenan dekat kan sama abang lo? Gampang jadinya," timpal Jessie.

Beby tersenyum senang, dan tanpa ia ketahui, jika ia mengajak Sergio untuk menjadi pemeran utama di filmnya, ancaman akan datang kepadanya.

Sementara di sisi lain, Devan kini sedang asik memainkan ponselnya di dalam kelasnya sementara Alvin dan Ken sedang sibuk menggoda perempuan yang berada di kelas tersebut, sementara Ray sedang melakukan hal yang sama dengan Devan.

Tiba-tiba saja ada satu notifikasi dari Line, dan Devan segera membukanya.

Anonym: Beby nyari pemeran utama pria baru, dan pemeran utama itu Gio, nama lengkapnya Sergio Aditama.

Devan mengeram rendah saat membaca pesan dari Line tersebut. Tangannya terkepal kuat sehingga buku-buku jarinya memutih.

"Kenapa lo?" tanya Ray yang menyadari perubahan ekspresi Devan.

Devan bangkit dari tempatnya tanpa menjawab pertanyaan Ray. Dirinya kini melangkahkan kakinya menuju ke ruangan kepala sekolah yang merupakan ruangan Ayahnya.

Devan masuk tanpa mengetuk terlebih dahulu, membuat Darel menatap bingung ke arah putra semata wayangnya.

"Ada apa, Devano?" tanya Darel dengan nada dingin.

"Ayah mau bubarin ekskul multimedia?" tanya Devan to the point.

Darel mengangguk. "Kenapa? Kalau kamu keberatan, Ayah bisa membatalkannya dan tetap membiarkan ekskul itu berjalan."

Devan menggeleng. "Boleh Devano minta tolong?"

Darel mengangguk. "Apa?"

"Ayah bilang ke Beby, harus jadiin Devano sebagai pemeran utama di filmnya, kalau nggak, Ayah akan membubarkan ekskul multimedia."

Darel menatap bingung ke arah Devan. Pasalnya, Devan tidak pernah meminta apapun kepadanya, dan karena Beby, ia rela menurunkan harga dirinya.

"Oke, Ayah akan turutin keinginan kamu," ujar Darel yang membuat Devan tersenyum singkat.

"Terimakasih," ujar Devan kemudian pergi meninggalkan ruangan Darel.

Devan tidak akan membiarkan Beby mencari pria lain, karena Beby hanya miliknya.