Chereads / Mr.Robot / Chapter 13 - Mr. Robot [12]

Chapter 13 - Mr. Robot [12]

Setelah semalaman tidak bisa tidur karena perkataan yang dilontarkan oleh Devan. Beby sekarang sedang bersiap-siap untuk pergi ke taman bersama dengan Devan.

Devan sudah menunggunya di bawah, ia tidak mau membuat pria itu menunggu lama karena ia tidak mau diceramahi oleh kata-kata yang menyakitkan.

Beby kini sudah berada di bawah untuk menemui Devan yang sedang mengobrol dengan Troy, Papinya.

Devan yang menyadari kedatangan Beby segera pamit dengan Troy.

"Saya pamit, Om." Troy mengangguk.

"Beby pergi dulu, Poppa!" ujar Beby sembari mengecup pipi Troy persis seperti anak kecil.

"Sudah jangan cium Papi, nanti pacar kamu cemburu," ujar Troy sembari terkekeh.

Beby hanya mengerucutkan bibirnya dan segera pergi dengan Devan.

Devan hari ini menggunakan motor, membuatnya terlihat lebih keren berkali-kali lipat.

Devan sudah naik duluan ke motornya, sementara Beby bingung bagaimana caranya untuk naik ke atas motor Devan yang besar dan tinggi.

"Kenapa?"

"Tinggi," cicit Beby dan Devan segera turun dari motornya kemudian menstandarkan motornya.

Devan segera mengangkat Beby kemudian mendudukannya di jok motor belakang yang membuat Beby terkena serangan jantung mendadak.

"Punya badan itu yang tinggi," sarkas Devan dan Beby memilih untuk tidak memperdulikannya.

Sebelum motor Devan melesat pergi meninggalkan rumah Beby, Devan terlebih dahulu menyuruh Beby untuk melingkarkan tangannya ke pinggang Devan dan Beby hanya menurut karena ia malas berdebat dengan Devan.

Butuh waktu dua puluh menit untuk sampai di tempat tujuan. Ternyata Devan membawa Beby ke kedai ice cream, bukan taman.

Beby sangat senang tentunya! Ia jadi bisa memakan ice cream lagi tanpa harus dimarahi oleh Boby, kembarannya yang sangat menyebalkan.

Devan turun terlebih dahulu dari motor, kemudian membantu Beby untuk turun juga. Jika sedang seperti ini, Beby benar-benar merasa minder, Devan benar-benar memiliki tubuh yang bagus sementara Beby hanya wanita bertubuh pendek. Beby lebih terlihat sebagai adiknya Devan dibanding pacar.

Kedua insan itu akhirnya memasuki kedai tersebut. Keadaan kedai di hari minggu memang cukup ramai, namun beruntungnya mereka berdua masih mendapatkan tempat.

Beby memesan tiga mangkuk ice cream rasa strawberry. Perlu diketahui, Beby pecinta strawberry garis keras!

Devan tidak memesan apa-apa. Ia lebih memilih menikmati pemandangan wanita yang sedang memakan ice cream layaknya seorang anak kecil.

Beby makan sangat berantakan karena terlalu semangat. Sudut bibirnya terdapat ice cream yang membuat Devan terkekeh melihatnya.

"Beb?"

"Apa?"

Devan mendekatkan wajanya ke wajah Beby yang membuat Beby menegang di tempat. Wajah keduanya hanya berjarak lima centi meter.

Devan mengusap ujung bibir Beby menggunakan ibu jarinya yang lagi-lagi berhasil membuat Beby menegang di tempatnya.

"Jorok," ujarnya datar tanpa memikirkan bagaimana keadaan jantung Beby saat ini.

Beby berusaha bersikap biasa dan kembali melanjutkan menyantap ice cream favoritnya.

"Bukannya lo ngajak gue ke taman?" tanya Beby.

"Ayok!" ajak Devan.

Beby menatap bingung ke arahnya. "Ke mana?"

"Taman."

"Sekarang?"

Devan mengangguk.

"Ice creamnya belum habis," ucap Beby seperti seorang anak kecil yang disuruh berhenti memakan ice cream oleh ibunya.

"Urusan lo," ketus Devan.

Beby memasang wajah cemberutnya sementara Devan sedari tadi berusaha menahan tawanya dan tetap menampilkan ekspresi datar.

"Terus ice cream gue gimana?" tanya Beby dengan tampang memelas.

"Gue apa ice cream?" Devan bertanya pertanyaan yang menurut Beby sangat random.

"Lo!" jawab Beby semangat.

Devan tersenyum senang.

"Alasannya?"

Beby tersenyum sumringah ke arah Devan.

"Lo bisa membelikan gue ice cream, sedangkan ice cream tidak bisa membelikan gue Devan," jawab Beby yang membuat Devan sedikit bingung namun setelahnya ia mengerti.

"Jadi, bolehkan gue mesan ice cream lagi dan lo yang bayar?" tanya Beby dengan mata yang berbinar yang membuat Devan gemas.

Sial! Kenapa Beby sangat menggemaskan?