Chereads / Mr.Robot / Chapter 11 - Mr.Robot [10]

Chapter 11 - Mr.Robot [10]

Entah kenapa, hari ini Devan sangat bahagia. Setelah menjadikan Beby miliknya untuk kedua kalinya, Devan merasa menjadi orang yang paling bahagia di dunia.

Dirinya kini sedang berkumpul di rumah Ray bersama Alvin dan juga Ken tentunya.

Alvin dan Ken sedari tadi sedang bertanding memainkan PlayStation sembari beradu mulut dan saling melontarkan kata-kata kasar.

Ray sedang berbaring di tempat tidurnya sementara Devan duduk di bangku meja belajarnya Ray sembari memainkan ponselnya.

Ia membuka aplikasi Line dan mengechat satu nama.

Geraldi Devano : Beb?

read.

Devan mengernyitkan keningnya. Kenapa Beby hanya membaca pesan darinya? Kenapa wanita itu tidak membalas pesannya?

Geraldi Devano : Beb?

Geraldi Devano : cewe bawel

Geraldi Devano : nyai?

Beby Emeraldi : nyampah.

Devan tersenyum saat melihat jawaban ketus dari Beby.

Geraldi Devano : gue ke rumah lo.

Beby Emeraldi : gak usah macam-macam ya. Tn. Devan YTH.

Devan lagi lagi tersenyum, kenapa Beby selalu saja bisa mencairkan hatinya yang beku?

Dengan inisiatifnya sendiri, Devan menekan tombol telfon kemudian memulai panggilan suara dengan Beby.

"Ngapain si? Gue sibuk!"

"Hak gue dong mau nelfon pacar?"

"Hmm."

Sementara Ken dan Alvin, kini kedua makhluk astral itu menatap Devan yang sedang tersenyum dan sesekali terkekeh dengan tatapan bingung.

"Lo lihat si Devan, makin hari makin aneh!" Ken memulai pergosipan.

"Benar! Devan yang tadinya dingin banget kayak es doger sekarang jadi bucin!" Alvin membalas untuk memperpanas dunia pergosipan.

Devan yang merasa kedua temannya yang tidak waras sedang membicarakan dirinya, ia segera melempar bantal yang langsung mengenai muka Alvin.

"YANG NGAJAK GIBAH DULUAN KAN KEN, ANJING! KENAPA GUE YANG KENA LEMPARAN?" Alvin memasang muka layaknya perempuan yang sesang merajuk sementara Ken tertawa puas.

Devan kembali melanjutkan obrolannya dengan Beby, namun kini dirinya memilih untuk duduk di balkon kamar Ray supaya tidak ada makhluk-makhluk halus yang mengganggunya.

"Gue tanya tujuan lo nelfon gue ngapain?"

"Ketemu."

"Ha?"

"Besok."

"Apaan, sih, Dev? Kalau bicara jangan singkat-singkat!"

"Besok ketemu di taman."

"Siapa?"

"Kita, Devan dan Beby."

Devan langsung mematikan sambungan telfonnya setelah mengatakan hal tersebut.

Seketika dirinya sadar dengan apa yang ia ucapkan dan langsung merasa sangat menyesal.

Kenapa gue jadi cringe gini? Batinnya.

Tanpa pikir panjang, Devan kembali memasuki kamar Ray dan merebut paksa stick PS yang berada di tangan Alvin.

"BEGAL WOY! ADA BEGAL!" Alvin berteriak heboh yang membuat Ray menyesal telah mengajak Alvin ke rumahnya.

"Lo bisa diam nggak?" tanya Ray yang membuat nyali Alvin menciut.

Devan kini sedang bertanding dengan Ken. Ia dengan serius menekan-nekan stick PS-nya dan berusaha mengalahkan Ken dalam pertandingan.

"Yang kalah harus neraktir gue es doger! Titik," ujar Alvin dan Ken langsung membalas ucapannya. "Bacot!"

Alvin diam, merasa dirinya selalu disalahkan oleh teman-temannya dan menjadi bahan bullyan membuat dirinya lelah.

"Kapan gue punya pacar? Biar gue nggak kumpul terus sama tiga pria bego," ujar Alvin dramatis yang membuat ketiga temannya menatap jijik ke arahnya.

"Apa ngeliatin? Kegantengan gue melebihi Zayn Malik?" tanya Alvin dengan PD-nya.

"Orang bego, kenapa juga gue mau temenan sama dia," gumam Ken.

"SAYA MENDENGAR UCAPAN KAMU YA, BARBIE!"

Ken lagi lagi harus merasakan sakit di telinganya. Jika seperti ini, ia bisa mengalami penyakit tuli di masa mudanya.

"Eh, Dev. Lo pacaran sama Beby?" tanya Ray dan Devan mengangguk.

"Lah? Kok uwe nggak tau sich?" tanya Alvin dengan nada alay dan Ken pun membalas, "memangnya kamu siapa?"

Alvin langsung memasang ekspresi cemburut dan memilih diam saja karena kesadaran dirinya sudah ada sekarang.

"Lo nggak takut Beby kenapa-kenapa?" tanya Ray yang membuat Devan, Alvin dan juga Ken bingung.

"Maksud lo?"

"Bianca."

Raut wajah Devan tiba-tiba saja berubah masam. Bianca Valerie, gadis yang begitu terobsesi oleh Devan.

"Gue nggak akan biarin seorangpun nyakitin Beby."