Chereads / Mr.Robot / Chapter 10 - Mr.Robot [9]

Chapter 10 - Mr.Robot [9]

Beby dipanggil oleh dang kepala sekolah untuk memasuki ruangannya.

Dengan langkah cepat, Beby kini sudah sampai di depan ruangan tersebut dan segera memanggilnya.

"Bapak kenapa panggil saya?"

"Duduk!"

Beby segera duduk kemudian menetralkan detak jantungnya berharap tidak terjadi sesuatu yang buruk menimpa dirinya.

"Kamu kenal Devan?" tanya Darel dan Beby mengangguk.

"Saya mau Devan jadi pemeran utama di film kamu nanti," ujar Darel dan Beby hanya mengangguk lesu.

"Iya, Pak, nanti saya bujuk Devan supaya mau," jawab Beby lesu.

"Baiklah, sekarang kamu boleh pergi," ujar Darel dan Beby mengangguk.

Beby keluar dari ruangan tersebut kemudian mengepalkan tangannya kuat-kuat. Sebenarnya apa yang Devan mau?

Beby bergegas menuju ke kelas Devan untuk berbicara dengan pria itu. Kelas 11 IPS 3, kelas Devan dan ketiga temannya.

Wajah Beby sudah sangat merah sekarang, ia benar-benar menahan marah. Devan benar-benar brengsek menurutnya.

Saat Beby sudah sampai di depan kelas Devan, tiba-tiba saja nyali Beby ciut. Ia jadi kehilangan keberaniannya untuk berbicara dan mengumpati Devan dengan berbagai kata kotor.

Tidak lama kemudian, tiba-tiba saja Ray keluar dari kelasnya dan menatap heran ke arah Beby.

"Cari Devan?" tanya Ray yang membuat Beby sedikit terkejut.

"Bisa panggilin Devan, nggak?" Ray mengangguk kemudian kembali masuk ke dalam kelasnya untuk memanggil Devan.

Beberapa detik kemudian, Devan sudah keluar dari kelasnya dengan wajah yang dingin dan datar.

"Gue mau bicara sama lo," ujar Beby.

"Gue sibuk," jawab Devan ketus.

"Gue cuma mau bicara sebentar, Devan!" ucap Beby dengan sedikit menaikan suaranya.

"Gue nggak mau," kukuh Devan.

"Lima menit." Beby tidak mau mengalah dan Devan tetap pada pendiriannya, tidak mau.

"Mau lo apa sih?" tanya Beby kesal.

"Jadi pacar lo," jawab Devan santai.

"Alasannya?"

Devan mengangkat bahunya. "Tidak ada."

"Gue mau jadi pacar lo, setelah lo shooting di film gue," tawar Beby.

"Gue mau shooting di film lo, setelah lo jadi pacar gue," balas Devan yang membuat Beby merasa benar-benar kesal.

"Devan jelek!" pekik Beby.

"Lo cerewet!" balas Devan.

Ingin sekali rasanya Beby melempari wajah pangeran sekolah itu dengan kotoran hewan supaya wajahnya tidak lagi tampan.

"Waktu berpikir hanya satu menit, Beby," ucap Devan tiba-tiba yang membuat Beby membulatkan matanya tidak percaya.

"Lo kenapa ngeselin banget sih?" kesal Beby dan Devan hanya mengangkat bahunya.

"Tiga puluh detik terlewat."

"Brengsek!" umpat Beby sementara Devan hanya tertawa remeh.

"Sepuluh menit terakhir."

Beby makin membulatkan matanya.

"Lo gila ya?"

"Lima."

"Dev!"

"Empat."

"Oke, gue terima!" teriak Beby setelah itu perasaan menyesal menjalar di sekujur tubuhnya.

Devan tersenyum senang ke arah Beby.

"Kalau begitu, lo bisa atur jadwalnya, Pacar," goda Devan yang membuat Beby menatap jijik ke arahnya.

Devan sialan, Devan brengsek, Devan bajingan. Hanya kata-kata itu yang sedari tadi Beby sebut dalam hatinya.

Sampai tiba-tiba, Devan mengecup pipinya kemudian membisikan sesuatu.

"Lo cantik kalau lagi bego."

Beby diam di tempatnya, dirinya tidak bisa mencerna ucapan Devan akibat kecupan yang dihasilka oleh Devan.

Sementara Devan hanya menahan tawanya melihat wajah bingung Beby, kemudian kembali masuk ke dalam kelasnya dengan wajah yang cerah namun tetap dingin.

Setelah Beby mendapatkan kesadarannya, ia akhirnya dapat mencerna ucapan Devan dan mengumpulkan tenaganya untuk berteriak.

"DEVAN GILA! YANG BEGO ITU LO! DASAR BRENGSEK!"