Anala kaget mendapati panggilannya ditolak oleh Jaeta. Itu artinya Jaeta tahu kalau dia coba menghubungi bukan??
"Kenapa dia mematikan panggilanku? Apa dia marah? Aku melakukan kesalahan??" Anala membeku menatap layar ponsel ditangannya.
Anala berdiri diluar mobil, pandangan gadis itu beralih menatap bangunan rumah di depannya, ini adalah rumah Jaeta. Tidak ada tempat lain yang bisa Anala cari lagi hingga akhirnya berakhir di rumah Jaeta.
"Jae, setidaknya aku tahu kamu dimana dan baik-baik saja, cukup itu saja...," gumam Anala sedih memikirkan hal apa yang membuat Jaeta sampai-sampai tidak mempedulikan usahanya menelfon sejak tadi dan malah menolak panggilannya.
Anala memejamkan matanya menahan kesedihan yang perlahan terasa mulai menyakitinya, ia coba berpikiran positif dan menenangkan diri, namun rasanya sangat sulit, bahkan rasanya ia ingin menangis.