"Aku nggak marah sama kamu, aku marah pada diriku sendiri, jika kamu seperti ini malah membuatku ingin mengamuk karena tidak bisa melakukan apapun," ujar Jaeta begitu pelan pada Anala yang ada dalam pelukannya.
"Jae, aku tidak ingin menjadi beban untukmu. Lakukan saja semuanya seperti biasa, aku tidak menuntut apapun selagi perasaanmu tidak berubah. Aku hanya butuh itu,"
Jaeta memejamkan matanya sambil mengeratkan melakukannya dan mencium puncak kepala Anala dalam-dalam, "kenapa tidak menuntut apapun? Tuntutlah sesuatu padaku agar aku percaya kamu ada disisiku."
Anala memberikan jarak antaranya dan Jaeta, ia menyentuh wajah Jaeta lembut dengan tatapan hangat, "aku menuntutmu terbuka padaku dan jangan lakukan sesuatu yang membahayakan dirimu sendiri."
Jaeta balas menatap Anala kesal, "sikapmu ini semakin membuatku ingin memperjuangkanmu lebih dan lebih keras lagi. Apa kamu sengaja ingin membuatku gila!?"