"Pak maaf, ini buk..,"
"Biarkan Jaeta bicara." Pak Wira ikut menghentikan Erik yang terus ingin menjadi penengah diantaranya dan Jaeta.
Tak ada lagi yang bisa Erik lakukan selain diam dan menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya.
"Apa yang ingin kamu bicarakan?" Pak Wira kembali bertanya dengan tenang pada Jaeta.
"Aku tidak ingin terus seperti sekarang. Aku ingi menampilkan hidupku yang apa adanya tanpa ada aturan ini dan itu, hidupku yang sebenarnya," Jaeta mulai menyampaikan keinginannya.
Pak Wira terkekeh pelan sambil melirik sekilas Erik yang merunduk. "Apa ini masalah Anala?"
Jaeta menatap bosnya itu dengan mata terbelalak, dari mana Pak Wira tahu?
"Mungkin kamu tidak tahu, Erik telah bicara mengenai ini. Kamu harus bersyukur memiliki manager yang begitu pengertian terhadapmu. Dia sudah memohon keputusan terbaik sebelum ini, mungkin karena dia tahu kamu tidak akan menyukainya, dia belum memberitahumu sama sekali."