Chereads / Justice sword (Revisi) / Chapter 58 - Code atma

Chapter 58 - Code atma

Berada diakhir Arc ke-dua, akan menjadi scene dengan tempo yang sedikit lebih menegangkan.

Violetta adalah penerawang, bukan peramal.

__________________________________________________

Ada dihalaman belakang kastil pemerintah kota Arata. Kastil ini dimiliki putri Tina selagi seleksi kerajaan masih berlangsung. Para kandidat yang lain juga memiliki kastilnya masing-masing dikota administrasi yang mereka kelola.

Nirvana menjalani latihan ringan bersama Virgo, si war butler yang menjadi bawahan Satella.

Virgo menguasai keterampilan pedang satu tangan.

Pedang kayu saling beradu pukul.

"Tanpa kekuatan grafik saint, aku takkan menandingi kekuatan para kombatan profesional di dunia ini."

Nirvana berpikir dalam hati kala menangkis pedang kayu dari lawan latihannya.

Berbeda dengan Nirvana dengan teknik pedang dua tangan, Virgo memakai gerakan khas tuk teknik pedang satu tangan.

Menaruh tangan kiri dibelakang dalam posisi pasive. Tangan kanan melakukan ayunan dengan sedikit tenaga, namun berulang, cepat.

Attack speed lebih cepat, tempo ayunan pedang Virgo lebih unggul. Teknik satu tangan membuat itu seolah terasa sangat ringan kala diayunkan.

Setiap mengayunkan pedangnya, kakinya menghentak tanah.

Nirvana agak asing dengan teknik pedang satu tangan.

"Mirip teknik pedang kesatria Perancis."

"Ini kan Musketeer Perancis!"

Memperhatikan, Nirvana terus mengimbangi.

Hingga akhirnya cidera otot mulai dirasa karena Nirvana lebih banyak terkena tebasan pedang kayu.

"Aku kalah telak." Nirvana terhenti karena menderita banyak cidera ringan pada ototnya.

"Tidak apa-apa. Yang pasti, jangan patah semangat." Virgo menyudahi sesi latihan pedang kayu.

Mereka bubar jalan, meninggalkan arena pelatihan.

"Aku kan sudah berada didunia ini selama empat bulan."

Diluar jam terbang Nirvana pada ekskul olahraga pedang disekolah, Nirvana telah berlatih selama empat bulan bersama para kru penjaga sekolah sihir. Di potong dua minggu, karena itu masa-masa Nirvana istirahat panjang setelah hampir kehabisan mana roh nya akibat terlalu banyak pakai mantra crest, lifrasil.

Tiga tahun jam terbang pelatihan pedang di ekstrakulikuler sekolah bukan tandingan tuk orang-orang kelas pejuang di dunia ini.

******************

Kamar tamu.

Setelah mandi, menjatuhkan diri dikasur.

Latihan saja bisa melelahkan gini. Orang profesional memang bukan main. Latihan yang sulit, capek.

Suara ketukan pintu.

"Masuk!"

Nirvana yang berfikir bahwa itu Violetta, langsung mengijinkannya masuk. Namun ketika orang yang mengetuk masuk, sungguh tidak terduga. Sesuatu yang meresahkan tetapi Nirvana sudah terbiasa.

"Lelah kan...." Suaranya penuh kelembutan.

"APA!" Nirvana shock.

Langsung ikut melompat ke kasur. Sosok dengan gaun tidur hitam, sengaja menindih pemilik kamar.

"Elves goddess lagi?"

Nirvana berfikir keras, siapakah identitas dewi peri itu.

Parahnya disaat asik terlentang, pinggang Nirvana ditindih oleh dada seukuran E cup. Elves goddess malahan menatap dengan senyum penuh arti daripada merasa salah.

"Kok bisa ada disini?"

Nirvana mulai resah dan kebingungan.

"Eh, apa nih?"

"Wah gawat!"

Elves goddess bernada sarkastik ketika Nirvana kian gelisah.

"Kok ada yang mengeras disini?" Wajah polos elves goddess.

"Tentu saja, kamu menindihnya dengan pegunungan besar itu." Nirvana memprotes.

"Menindih, seperti begini?" Tanya elves goddess. Lebih parahnya lagi, sekarang ia memaju mundurkan tubuh bagian atasnya yang sedang menindih pinggang Nirvana.

Seolah-olah sedang merasakan sensasi pijatan plus-plus.

"Keterlaluan...."

"Ara.... Seperti menjahili adik shota saja. Habisnya usia kita beda empat ratus tahun sih. Fuhuhu" Elves goddess memberi nada mengolok-olok selembut suara wanita penggoda.

"Uh-- Hey, hentikan ini, dasar tukang pijat plus-plus!" Nirvana mencengkeram bahu elves goddess, mendorongnya agar bisa menjauh.

"Ara ... ara.... Suami ku jadi betah tinggal di rumah semenjak aku jago tits job. Jangan meronta-ronta, wahai pemuda," seru elves goddess, dengan nada genitnya.

"Enyahlah, dasar tukang tits job!" Nirvana terus mendorong tubuh elves goddess, supaya ia menjauh. Namun elves goddess tidak mau berhenti sampai dirinya berhasil mengeluarkan mayones dari wadahnya.

Yang satu mendorong jauh, satunya lagi menarik kuat-kuat. Adu tenaga terus terjadi dengan alotnya. Hingga elves goddess memakai cara curang untuk menang dari upaya tarik menarik.

"Dengarkan sugesti saya!"

Sugesti diberikan....

"Kamu gak bisa bergerak, kamu paralyze!"

Satu jam berlalu....

"Sekarang kamu boleh sadar lagi!" Elves goddess menjentikan jarinya. Nirvana memperoleh kesadaran secara penuh.

"Gimana rasanya?"

"Apa maksudmu?"

"Pijat pijatnya sudah satu jam loh."

Nirvana teringat bahwa dirinya dibuat tak bisa bergerak dengan seseorang memijatnya.

"Pijat pakai apa?" Nirvana kaget.

"Pijat pake-- Tidak, kamu gak boleh tahu. Ini kan pijatan khusus. Cuma tindih menindih saja. Yang aku lakukan hanya gerakan pijat, tapi kamu sampai pelepasan. Bukan making baby loh cuma pijat khusus," ucap elves goddess dengan nada genit.

"Maksudmu pijat plus-plus?" Tanya Nirvana.

"Benar sekali," seru elves goddess.

"Sial kamu! Aku jadi pelepasan. Pagi-pagi udah dibikin lelah, aku barusan habis latihan tau!" Nada protes Nirvana.

"Justru untuk melemaskan otot." Elves goddess terus menggoda saja dengan nada genitnya.

"Ara.... Aku bawa ini buat mengembalikan stamina mu," kata elves goddess, memberi sebuah ramuan herbal.

Elves goddess setengah berdiri di atas Nirvana, dengan bertumpu pada lututnya. Tau-tau Nirvana terkejut karena tangannya terasa ditetesi oleh sesuatu.

"Apa nih, kok menetes!" Nirvana terkejut.

"Itu jus lendir aku." Elves goddess menahan tawa.

"SERIUS!" Nirvana lebih terkejut daripada sebelumnya.

"Aku gak pake pantsu," bisik elves goddess.

Nirvana tersentak kaget seolah benang petir menyetrum bagian kepalanya.

"Sebenarnya kamu ini siapa sih? Dasar peri mesum," ucap Nirvana.

"Baiklah, setelah bulan darah ketiga ada kemungkinan buat kamu tahu lebih cepat tentang identitas ku loh."

Belum selesai bicara, tapi elves goddess melihat Nirvana tertidur pulas. Ketiduran karena kelelahan. Namun Nirvana sempat mendengar perkataan terakhir dan sempat mengingatnya.

"Kecapekan, ini salahku. Maafkan diriku ini yang selalu bolak-balik ke masa lalu." Elves goddess menatap penuh rasa takjub.

Sekarang sudah jam sembilan pagi. Entah bagaimana elves goddess mengecup bibir Nirvana Sebelum pergi memakai benda sihir yang berwujud jam pasir kaca yang antik.

Lingkaran sihir pun muncul, ia segera menghilang.

Setengah jam kemudian Nirvana terjaga.

Ia segera bangun.

"Kenapa aku merasa basah pada bagian mulut?" Nirvana bingung.

Berdiri dari tidurnya. Nirvana pun berfikir, mungkin elves goddess menciumnya?

"Siapa sih identitas elves goddess yang sebenarnya?"

Melangkah ke kamar mandi yang berada didalam kamarnya.

"Aku harus mandi lagi deh." Batin Nirvana.

Sepuluh menit berlalu, Nirvana duduk di kursi depan meja dengan kaca yang ada didekat jendela. Nirvana berfikir untuk meminum potion pemberian elves goddess supaya mengembangkan kondisi. Setengah botol diminum, Nirvana merasa jauh lebih baik, lebih sehat.

"Mungkin dia benar, bahwa potion ini memulihkan stamina," gumam Nirvana, terdiam lalu meminum potion sekali lagi sampai habis.

Suara ketukan terdengar....

"Siapa?"

"Ini aku."

Kali ini Violetta yang datang. Ketenangan Nirvana kembali untuk saat ini. Untung ia tidak didatangi lagi oleh sosok dewi peri misterius itu.

Nirvana mengehela napas.

"Masuklah!"

Setelah Nirvana mempersilahkan masuk, pintunya dibuka. Melangkah kearah Nirvana yang lagi duduk membelakanginya. Violetta berjalan perlahan, sangat anggun. Sudah hampir dekat, ia mulai bersuara.

"Semalam aku didatangi anjing bertubuh panjang yang kita rawat waktu itu. Semalam dia sudah jadi arwah gentayangan. Ghost dalam wujud binatang, bukan manusia." Men-jeda ceritanya, Violetta pun mengambil sesuatu dalam kantung sihirnya. Nirvana menatap cermin, melihat pantulan Violetta disana.

Nirvana jelas melihat Violetta lagi mengambil sesuatu dalam kantung sihirnya. Sambil merogoh, Violetta melanjutkan kata-katanya.

"Lalu aku melakukan ritual untuk merubahnya wujudnya menjadi artificial spirit. Itu cara yang sama dengan major spirit yang ku buat sebelumnya, yaitu Casper. Jadilah sosok spirit, yaitu inugami." Violetta mengeluarkan batu kristal panggilan diakhiri penjelasannya. Batu kristal itu adalah wadah bagi spirit.

"Apa kamu tahu, spirit bisa diberikan feed. Kita bisa jadikan binatang sihir sebagai feeder untuk artificial spirit kita. Bila itu terus diberi makan, lama-lama akan berevolusi menjadi greater spirit. Memakan jiwa lebih banyak lagi, berevolusi menjadi great spirit."

Violetta menjelaskan, sementara Nirvana menganalogikan sebagai sistematika dalam game.

Jika major spirit adalah spirit yang berlevel 1 sampai 40, maka greater spirit adalah spirit menengah yang berlevel 40 keatas lalu great spirit adalah kelas boss monster dari artificial spirit. Mungkin apa yang disebut great spirit adalah artificial spirit level 99.

Begitu pikir Nirvana.

"Untukmu!" Violetta memberikan katalis pemanggilan spirit kepada Nirvana. Violetta terlihat di cermin, berdiri dibelakang Nirvana.

"Sekarang aku punya tiga katalis pemanggilan artificial spirit," ucap Nirvana.

"Selain merubah roh gentayangan atau roh monster, masih ada cara lainnya untuk membuat artificial spirit loh," kata Violetta.

"...." Nirvana menyimak sambil sesekali menatap wajah cantiknya Violetta dari pantulan cermin.

"Menjadikan Atma kita sendiri sebagai artificial spirit. Nantinya wujud kita akan berubah menjadi versi horornya. Haha, bercanda, karena itu artificial spirit maka menjadi mirip hantu. Walaupun gak sama seramnya dengan di cerita horor."

"Atma?"

Violetta bercerita, lalu Nirvana membalas dengan nada bertanya.

Atma itu roh, tapi apa maksud perkataan Violetta?

"Atma adalah salinan dari jiwa seseorang. Dengan itu kita bisa membuat roh buatan versi diri sendiri. Entah bagaimana atma milikku bangkit sejak aku kecil, menjadikan tubuhku sebagai inang dari kedua jiwa. Itu yang aku--"

"Maksudnya jin pendamping?"

"Itu yang aku tahu. Ap-- apa, apa maksudmu jin pendamping?"

Nirvana memotong pembicaraan Violetta, lalu Violetta bertanya.

"Sejak lahir manusia memiliki jin pendamping. Satu menyarankan kebaikan, satunya menyarankan kejahatan. Itu yang aku tahu sih." Nirvana menjelaskan teorinya.

"Ini berbeda dari yang kamu tahu loh." Violetta menyanggah.

"Sejak kecil atma ku memberikan kekuatan penerawangan. Aku bisa melihat ke area yang tidak ku tuju. Dengan ini, aku menolong banyak orang waktu kecil. Sebelum diriku belajar disekolah sihir." Violetta menceritakan detailnya dan juga pengalamannya.

"Bagaimana cara membangkitkan atma?" Tanya Nirvana.

"Mudah kok. Sebentar, aku akan menunjukkan punyaku. Dulu atma milikku selalu terpersona dalam tubuhku. Menjadikan diriku dapat buff kekuatan paranormal tingkat tinggi karena spirit ada didalam diriku dalam keadaan pasive," ujar Violetta, sambil menunjukkan batu katalis pemanggilan miliknya.

Violetta melakukan sumoner tuk memanggil spirit didalam kristal katalis pemanggilan. Lingkaran sihirnya muncul, munculah sosok spirit dengan wujud menyerupai Violetta. Hanya saja memakai gaun sederhana, itu nyaris seperti spray saking sederhananya.

Violetta versi spirit memiliki perbedaan penampilan.

Rambutnya terjuntai ke bawah, sangat panjang. Bahkan artificial spirit itu berdiri dengan kaki tak menyentuh lantai, tapi rambutnya menyentuh lantai. Violetta versi artificial spirit memiliki rambut sangat panjang. Wujud Violetta versi spirit bahkan diatas dua meter. Karena spirit melayang diatas lantai maka spirit seolah sangat jangkung.

"Dirimu tidak menyentuh bumi. Violetta menjadi kuntilanak?"

Nirvana menanggapi sosok spirit Violetta.

"Namanya Viola the Oracle. Itulah nama spirit ku!"

Nirvana memandang kearah sosok spirit tersebut.

Sosok Viola memiliki mata ketiga dikeningnya. Dua mata utamanya selalu tertutup, memanifestasikan sosok peramal yang selalu fokus menerawang dan melihat dengan clairvoyance. Tangannya selalu diulurkan kesamping agak keatas. Seolah lengannya mengambang di atas air.

Kendati rambut Viola berwarna hitam, wajah Viola sangat mirip dengan Violetta. Viola tidak punya poni yang menutupi salah satu matanya melainkan terbelah dua pada poninya.

~Bersambung~