Chereads / Justice sword (Revisi) / Chapter 62 - Serbuan binatang iblis

Chapter 62 - Serbuan binatang iblis

Pergelangan tangan Nirvana tak mampu menahan otot rahang dari binatang iblis. Nirvana seolah lagi memegangi bola dari permainan American football.

Inugami mengeluarkan kilat petir rendah untuk melawan helhound. Sementara itu Gabi mengayunkan buster sword dengan pola gerakan memutar 360 derajat ketika ia dikepung helhound.

Gabi diterkam helhound dari tiga arah sekaligus. Gabi berhasil menebas ke-tiga helhound dengan cara tebasan memutar penuh. Gabi menunjukkan kapasitasnya sebagai kepala kesatria.

Nirvana masih menahan rahang anjing berekor dua agar terus tertutup.

Rahang anjing mulai terbuka dan sedikit memuncratkan liur menjijikkan. Setengah terbuka, helhound bisa menerkam kearah Nirvana lalu menggigit kapanpun.

Helhound memajukan rahangnya sangat dekat, hampir dekat dalam jangkauan mengigit.

Slash....

Anak panah menusuk leher binatang iblis. Binatang iblis pun mulai kehilangan tenaga. Nirvana kini mampu mendorong rahang anjing hitam menjauh. Setelah rahangnya sudah jauh, Nirvana menendangnya.

Anjing terhentak mundur.

Nirvana berdiri dan mengambil pedangnya. Anjing lebih cepat. Bahkan Nirvana belum sempat mengarahkan pedang, helhound sudah mau melompat. Satu anak panah lainnya menembus leher helhound sehingga lompatannya melenceng, lalu terjatuh. Nirvana menusuk nya hanya untuk yakin bahwa itu benar-benar mati.

Menusuk kebawah dibagian paru-parunya.

"Siapa yang menolongku?"

Mengabaikan si archer, Nirvana segera menghunuskan pedang ke binatang iblis. Nirvana membantu yang lainnya didalam perburuan binatang iblis.

"Inugami!" Nirvana memberikan tanda untuk menyerang kepada inugami.

Thunder bolt !!

Inugami terus menembak kilatan petir berdaya rendah.

Walau sihir tier satu, mampu tuk membuat anjing hitam shock dan kejang-kejangnya dalam durasi singkat ditanah. Nirvana segera menusuk kearah bawah semua helhound yang terkena shock.

Beberapa menit berlalu, helhound tidak ada habisnya. Nirvana telah menebas belasan binatang iblis.

Inugami kembali melempar sihir thunder bolt.

Anjing hitam terjatuh dan kena dampak shock.

Nirvana teringat perkataan dari Violetta bahwa spirit dapat di beri feed. Kertas mantra adalah fitur berupa item sihir sekali pakai yang berbentuk kertas jimat Chinese.

Nirvana mengaktivasi kertas sihir. Seberkas cahaya emas muncul dan membakar kertas mantra. Muncul lingkaran sihir dari helhound yang sedang terkena efek shock. Anjing tersebut berubah menjadi lumpur. Fragmen roh terhisap ke tubuh inugami. Spirit telah diberi makan.

Retribution !!

"Jadi begini cara memberi makan artificial spirit," seru Nirvana.

Walau sangat lama, bila diberikan feed terus-menerus maka spirit nya akan berevolusi jadi greater spirit.

Tiba-tiba ada belasan helhound bermunculan mengitari Nirvana. Sementara Gabi berlari kearah pasukannya yang mulai kalah.

Hanya karena anjing berekor dua, beberapa kesatria tewas.

Anak panah yang tadi membantu Nirvana, terus berdatangan.

Sepertinya sang archer masih terus-menerus membantu Nirvana.

"Terimakasih, siapapun itu."

Nirvana kewalahan menghadapi binatang iblis yang lebih banyak.

Sampai seorang kesatria berseru, dengan nada berteriak.

"Mereka lemah terhadap api!"

"Apa katamu?"

"Navigator bilang, mereka lemah terhadap api!"

Itulah yang diteriakkan pasukan. Seorang kesatria menyampaikan pesan dari navigator.

Kesempatan bagus bagi Nirvana.

"Pyrokinesis!"

Hanya dengan teknik pysche sihir mental, anjing terbakar. Mereka terkena weakness poin, akan tetapi binatang iblis nya bisa bangkit lagi setelah Nirvana menghiraukannya.

Nirvana yakin bahwa anjing itu sudah dibakar.

Pysche api Nirvana terlalu lemah untuk membunuh bintang Ibis itu dalam satu serangan saja.

"Api ku gak sakit," keluh Nirvana.

Sambil menembak api dari jari telunjuk kiri.

Keadaannya semakin sulit. Nirvana harus berlari kesana-kemari agar dapat menghindari terjangan dari anjing berekor dua yang melompat menerjang. Kadang harus lompat kesamping untuk mengecoh nya.

Ternyata anjing yang telah dibakar dua kali, masih hidup.

Nirvana menembak api sekali lagi. Suara lolongan panjang terdengar ketika api membakar nya sebanyak tiga kali. Sementara Nirvana terus melompat kesampaian, berlari kedepan untuk menghindari arah terjangan anjing yang melompat.

"Tiga kali baru mati? Katanya weak poin? Atau jangan-jangan serangan apinya saja yang terlalu lemah nilai serangnya."

Dari sini Nirvana mendapatkan sebuah ide yang bagus.

"Gimana kalau satu kali api, saat anjing kena efek weak tebas saja berkali-kali."

Lalu Nirvana menembak api ke anjing yang sedang berlari kearah dirinya. Terkena weak, anjing itu tersungkur di tanah tak bergerak untuk sementara waktu. Nirvana segera menusuknya dengan pedang diayunkan kebawah beberapa kali.

"Mati!"

Akhirnya Nirvana tahu cara lebih efektif melawan binatang iblis. Bila dibanding kesatria penjaga kota, Nirvana kini punya pengalaman dalam bidang perburuan binatang iblis. Ditambah ini adalah tingkat kesulitan dimana kerumunan sangat ricuh, amat berkerumun.

Anjing berekor dua terus menerus berdatangan.

Nirvana mulai terbiasa dengan serbuan binatang iblis. Kini nilai pengalamannya Nirvana semakin banyak saja.

Belasan binatang sihir dikalahkan, mereka tak datang lagi.

Wave berhasil ditaklukan.

Hari semakin dekat ke sore. Sudut dari matahari menunjukkan jam 4.

Nirvana melihat pocket watch.

"Jam setengah empat."

Nirvana cukup kelelahan. Seperti mengikuti turnamen olahraga saja rasa lelahnya. Nirvana berjalan ke sekumpulan pasukan.

Gabi menyeret tubuh kesatria yang terluka, disenderin ke pohon.

"Ya ampun banyak juga yang luka. Harusnya aku tidak meremehkan binatang sihir." Gabi menyesal.

Nirvana terus melangkah kearah sekumpulan pasukan. Akhirnya Nirvana survive meski awalnya terpencar dari formasi pasukan.

"Astaga, apa kamu terluka?" Saat melihat kearah Nirvana, Gabi agak sedikit khawatir.

Membawa peralatan palang merah yang semula dibawa tim logistik, ia melangkah kearah Nirvana.

"Dipikir-pikir kepala kesatria ada feminimnya juga," bisik Nirvana, dalam hati. Memandang sisi manis dari kesatria yang tangguh. Dari penampilan jelas Gabi tomboi.

Gabi sedang merawat Nirvana memakai peralatan palang merah.

Sementara hanya satu cleric yang menangani semua orang luka.

"Aku pun terluka sedikit," curhat Gabi.

Seorang kesatria datang, melapor kepada Gabi.

"Rekan kita ada yang tewas satu."

"Apa? Sampai ada yang terbunuh karena binatang iblis?"

Untuk sejenak, Gabi berfokus mengobati Nirvana.

"Yang luka berat boleh pulang!"

"Akan aku sampaikan."

Sementara itu ketua regu polisi militer menghampiri Gabi.

"Kepala kesatria Gabi," seru ketua regu polisi militer.

"Ya?" Gabi menatap sejenak.

"Kondisi tidak memungkinkan jika melanjutkan perburuan. Saran ku, perburuan dilanjutkan besok saja!" Ketua regu polisi militer memberi usulan.

"Jika kalian ingin pulang, silahkan. Aku ingin terus berjuang untuk prestasi politik tuan putri. Diriku masih mau berburu binatang iblis." Gabi menolak mundur pasca wave pertama serbuan binatang iblis.

"Kalau begitu, kami akan mundur."

Maka satu regu polisi militer pun bergegas mundur. Mereka mundur bersama rekan Gabi yang terluka. Bergegas mundur kebelakang dan berharap sampai dengan selamat.

"Sudah," seru Gabi.

"Terimakasih." Nirvana mencoba menggerakkan tubuhnya dan itu terasa lebih baik.

Maka mereka berkumpul. Gabi melihat tiga rekannya sedang menendangi binatang sihir yang masih hidup tapi tak berdaya.

"Apa yang kalian lakukan!" Protes Gabi.

"Mahluk ini sangat berbahaya kan. Mahluk ini juga manifestasi dari kutukan," balas kesatria.

"Biar aku akhiri," kata Nirvana.

"Kalian bubar!" Gabi pun mengusir ketiga anak buahnya dari sana.

Selanjutnya Nirvana akan memberi feed pada artificial spiritnya dengan kertas mantra retribution.

Untuk saat ini semua punya waktu untuk rehat sejenak.

Recovery berlangsung.

Kebetulan Nirvana bersandar di pohon yang berdekatan dengan kepala kesatria, Gabi.

"Apa tanganmu tidak pegal karena memakai pedang seberat itu, buk kepala kesatria?" Tanya Nirvana.

"Pedang ini memang berat. Tapi tanganku sangat kuat dan berotot, kamu tahu! Lihatlah ini tanganku." Gabi menyodorkan lengan yang terbuka dari lengan bajunya.

"Astaga, dasar wanita maskulin. Seperti aku sedang melihat lengan pria saja." Nirvana menanggapi sambil menyentuh lengannya tuk mengukur masa ototnya.

"Ara.... Apa kamu suka dengan tipe wanita yang tangguh?" Tanya Gabi, dengan raut wajah sedikit centil.

"...." Nirvana menunduk canggung.

"Waktu kamu ditodong moncong anjing, aku pikir kamu akan mati. Maaf, aku gak sempat menolong. Habisnya aku juga kerepotan sih." Gabi dengan suara agak feminim dibanding biasanya.

Nirvana lagi menyender sebentar dipohon. Tanpa sadar ketiduran. Melihatnya, Gabi terkekeh. Wanita tangguh berambut hitam di kuncir satu itu menepuk pundak Nirvana.

"Cepat bangun!"

"Apa?"

Gabi terkekeh lagi setelah melihat Nirvana terbangun.

***************

Kamar putri Tina.

Tanpa mengetuk pintu, Satella pun masuk kedalam kamar. Si pemilik kamarnya senang kala dikunjungi.

"Hai ... hai.... Tuan putri." Satella memanggil dengan seruan manja.

"Yeay, pengasuh datang." Perasaan gembira diluapkan Putri Tina.

Sementara Satella mulai berjalan mendekat kearah putri Tina yang duduk di sofa kamar. Itu adalah kamar yang luas sekali sampai ada satu set sofa dan meja yang persis seperti ruang tengah keluarga.

"Masih menganggap ku sebagai kepala maid yang menjadi tukang asuh anak raja? Aku kan nyonya ningrat." Satella dengan nada yang sedikit mengeluh.

Melihatnya wajah frustasi yang berlebihan dari ekspresi Satella, membuat putri Tina tertawa puas.

"Iya-iya nyonya," bisik putri Tina, dengan gestur mengolok-olok.

Kemudian datang seorang wanita berseragam maid.

"Kepala pelayan? Ada apa Hilma?" Tanya putri Tina.

"Saya melihat kepala kesatria pergi keluar. Apa anda yang memberikan perintah? Kalau kepala kesatria tak ada, saya merasa kurang aman, tuan putri." Hilma melaporkan keadaan.

"Apa, aku tidak memerintahkan?" Putri Tina menjadi sebal sekaligus merasa kaget.

"Saya mohon pamit." Hilma segera meninggalkan ruangan.

"Bagaimana ini kak Stella? Kepala kesatria pergi begitu saja. Kepala kesatria bertindak sendiri tanpa minta ijin dariku. Dasar ya, Gabi!" Putri Tina uring-uringan.

Satella menjentikan jarinya.

"Tenang! Aku sedang memanggil Theodore," tukas Satella.

Beberapa saat kemudian, seorang dengan seragam butler datang memasuki ruangan. Baru datang, tanpa mengucapkan sepatah kata, Satella sudah memberi perintah.

"Tolong cari kepala kesatria Gabi!" Satella memberi perintah.

"Akan segera ku cari, masterku." Theodore pergi keluar ruangan.

Akankah Theodore menyadari keberadaan kepala kesatria?

~Bersambung~