Chereads / Justice sword (Revisi) / Chapter 57 - The Rogue knight

Chapter 57 - The Rogue knight

Di universe ini tidak ada job class Rogue. Umumnya, para begal atau bandit disebut sebagai Rogue. Beberapa kesatria yang menyerah pada karier dan kesenjangan ekonomi memilih berhenti menjadi kesatria dan beralih pekerjaan menjadi bandit. Atau biasa disebut sebagai Rogue.

Ternyata ada kesatria yang menjadi Rogue, tetapi memilih menjadi kesatria kembali dan berada di jalan yang jujur.

___________________________________________________

Jalan distrik seven.

Seorang berpenampilan preman sedang menghalangi jalan.

"Hah.... Siapa kamu?" Violetta kelihatan jengkel.

"Hah.... Kalau begitu perkenalkan! Namaku Leo Mustang, panggil saja Leo. Pasti kamu yang bernama Nirvana itu ya kan." Awalnya Leo menjawab Violetta, lalu menunjuk kearah Nirvana.

Leo Mustang sendiri adalah pria berambut pirang bermodel spike dengan codet dikeningnya. Seperti preman dengan jaket jeans biru mudanya yang tanpa lengan jelas memperlihatkan otot lengan atas atletisnya. memakai sarung tangan sihir khusus fighter tangan kosong.

Dengan sarung tangan sihir itu, mungkin ia bisa menangkap bilah pedang dengan tangan kosong atau menangkisnya dengan jemari.

"Memang siapa kamu, memerintah seenaknya," balas Violetta dengan gestur acuh, cueknya.

"Sudah kubilang, Leo Mustang!"

"Aku mau pergi ketempat lainnya," balas Violetta.

"Aku hanya perlu dengan Nirvana! Kamu silahkan saja pergi ketempat lainnya," ujar Leo.

"Nirvana pergi bersamaku, pulang harus bersamaku juga. Apa kamu tidak pergi saja!" Violetta mengusir.

"Keras kepala! Kalau begitu aku memaksa." Leo melangkah maju. Sementara Violetta pasang badan, menghalangi.

Leo melangkah dengan santai tapi wajahnya menegang.

Leo berlagak berjalan memutari Violetta. Tetapi Violetta segera mencengkeram lengan Leo dengan kuatnya. Seolah ia bukan caster, tetapi berseker. Leo mendesis.

"Tenaga mu kuat juga, wanita lesu! Beneran kamu seorang caster, atau kamu caster salah build yang telah mengambil terlalu banyak latihan fisik." Leo dengan suara kasarnya. Bukan Kata-katanya yang kasar, melainkan logat bicara. Cenderung bernada tinggi, paling rendah nada menengah yang dikeluarkan.

"Kalau begitu, aku yang hebat ini terpaksa bertindak kasar!" Ancam Leo, mengepal tinjunya.

Leo menepis tangan Violetta lalu melewatinya.

Leo yang emosi, mengayunkan satu tamparan ke wajah Violetta. Tapi tertahan oleh tenaga pysche dari kekuatan telekinesis. Selain Satella, Violetta mampu melakukan ini.

"Apa ini, tanganku sulit digerakkan? Ada kekuatan setan yang menahan tanganku." Leo sedikit kesulitan.

Efek dari telekinesis adalah, tubuh menjadi tak bertenaga. Selagi user fokus pada kekuatan otak tengah, tubuhnya dalam keadaan pasive karena terlalu fokus konsentrasi memakai kekuatan mental. Selagi memakai telekinesis, bisa saja ada seorang yang menyerangnya lalu pengguna telekinesis tidak bisa mengelak karena sedang fokus.

Sekuat tenaga Leo menarik tangan kirinya. Menyerah, lalu secara tak terduga melakukan tendangan.

Violetta tersungkur tapi masih berposisi setengah berdiri, hanya lututnya menyentuh tanah. Kala Violetta terjatuh, Leo meninjunya.

Violetta mengunci gerakan Leo memakai telekinesis.

Leo melancarkan tendangan lagi, karena cara ini sangat berhasil sebelumnya. Tapi Violetta yang membatalkan telekinesis justru memakai skill pysche wave. Tentu Violetta kena tendang dibagian perutnya. Tapi Leo terpental kena gelombang tenaga dalam. Kekuatan pysche wave mementaskannya.

Betapa kuat daya supranatural Violetta membuat semua sihirnya terkesan powerful. Atau biasa kita sebut sebagai magic power.

Terhempas jauh tubuh Leo hingga empat meter ke atas. Tubuh Leo menabrak pohon kelapa sebelum terjatuh kebawah. Pohon kelapa nyaris tumbang, akar masih kuat menopang. Beberapa buah kelapa jatuh menimpa kepalanya.

Mau cari aman, Violetta memakai telekinesis. Violetta mengentalkan tubuh Leo, dijatuhkan ke parit. Leo hanyut terbawa arus parit.

"Sakit, ini sakit, sakit sekali. Orang tadi tenaganya kuat juga, hu .... ini sakit." Violetta masih dalam posisi merangkak ditanah sambil tangan kirinya memegangi perut.

Nirvana merangkul Violetta lalu membopong tubuh jangkung nya. Membantu Violetta berjalan kearah kastil kota, Violetta tertatih-tatih.

"Andai saja kamu lebih tinggi dari aku. Kalau saja kamu lebih tinggi, kamu aku suruh menggendong sampai kastil," Violetta tertawa dengan nada lesu, senyum minim.

Tangannya yang jenjang dan atletis melingkar di bahu Nirvana. Tubuh Violetta agak sedikit membungkuk karena berjalan bertumpu pada seorang yang lebih pendek darinya.

***

Kastil kota Arata.

Nirvana membantu Violetta jalan sampai ke sini. Aula dalam kastil dengan banyak furniture kayu dan sofa mewah juga meja.

"Dudukan posisi tubuhku disofa!" Pinta Violetta.

Pada akhirnya Violette mengambil posisi rebahan disofa panjang. Sofa itu tak terlalu panjang bagi tubuh Violetta sehingga kakinya harus menindih dudukan tangan sofa ini.

Sofa panjang berukuran tanggung untuk diduduki dua orang saja.

"Kalau posisinya seperti ini, jadi kelihatan menawan," bisik Nirvana kala bicara dalam hati.

"Aku dengar...." Violet dengan nada datarnya. Diakhir dengan lekukan bibir yang tersenyum sangat tipis.

"Mau rebahan kan, mengapa high heels tidak dilepas dulu?" Tanya Nirvana.

"Tolong bantu," seru Violetta.

Posisi Violetta seperti rebahan didalam kursi mobil. Tentu tubuh Violetta terlalu jangkung, tubuh Violetta setinggi 186cm. Sehingga dirinya harus setengah melingkar kala rebahan disofa yang ukuran panjangnya tanggung ini.

Nirvana melepas high heels di kaki jenjang Violetta.

"Dasar kamu pecinta kaki wanita." Violetta mengolok-olok dengan nada bergurau yang lebih ekspresif dari biasanya kendati nadanya datar.

"...." Nirvana mengerutkan kening.

Nirvana mulai menyingkirkan high heels dari kaki Violetta.

Seseorang datang.

"Barusan aku lihat kalian datang dalam keadaan yang tidak baik. Kenapa dengan nyonya ini, sesuatu telah terjadi?" Tanya prince Henry.

"Kami diserang preman," jawab Nirvana.

"Preman? Uh, iya benar. Sudah kuduga kalau ditempat seperti ini banyak preman. Padahal barusan kepala kesatria ku aku suruh tuk menyusul kalian berdua loh," ujar prince Henry.

"Benarkah," balas Nirvana.

Kala Nirvana bicara dengan prince Henry, ia berposisi di atas kepala Violetta. Violetta menyimak dengan menengadah.

"Ngobrolnya jangan disitu dong! Leherku pegal nih," seru Violetta, menengadah keatas.

"Nyonya, apa kamu baik-baik saja?" Tanya prince Henry.

"Aku, hanya mau santai sedikit kok," balas Violetta.

Tau-tau seseorang dengan keadaan basah kuyup memasuki area aula kastil. Kendati dari luar itu istana, dalamnya nyaris sama dengan vila bangsawan. Mengotori lantainya dengan air parit.

"Akhirnya kalian pulang! Tadi aku jemput, tapi kok tidak mau. Dasar kalian ini!" Leo memprotes dengan nada khas nya yang agak tinggi.

"Loh dia kan premannya," kata Nirvana.

Prince Henry pun tersentak kaget disertai wajah konyolnya.

"Maaf atas ketidaknyamanan ini. Lupakanlah kesalahpahaman ini. Sekali lagi perkenalkan, ini kepala kesatria ku. Leo Mustang seorang jawara, fighter knuckle." Dengan muram, prince Henry menjelaskan.

"Memangnya aku ini tidak mirip kepala kesatria ya? Sampai kalian tidak menyadari bahwa aku ini seorang kepala kesatria ya. Dasar kalian...." Leo uring-uringan.

"Walau gimana juga dia terlihat seperti preman daripada seorang kesatria," bisik Nirvana.

Preman di dunia ini sebutannya adalah Rogue.

"Aku sukses dipermalukan dua kali." Batin prince Henry. Suaranya pun nampak murung.

"Camkan ini Leo!" Prince Henry menegur kepala kesatria nya.

"Yeah...." Leo melipat tangan. Raut wajahnya nampak acuh.

"Bagaimana aku bisa mendapat sekutuku, jika perangai mu saja seperti begitu!"

"Baiklah. Sudah dulu ceramahnya. Aku ingin mengeringkan diriku terlebih dulu." Leo segera pergi meninggalkan tuannya.

Siapa sangka kalau orang dengan penampilan preman itu adalah seorang kepala kesatria.

***

Malam hari Nirvana mengobrol dengan prince Henry.

"Apa didunia ini ada seorang yang kamu takutkan?"

"Kalau pertanyaan seorang, maka tidak ada. Dengan sesama manusia apanya yang harus ditakuti?"

"Jawaban yang kuinginkan."

Duduk di satu tempat yang mirip dengan ruang tengah. Mirip-mirip dengan riang bila bangsawan. Ini persis ruang VIP di kastil sekolah.

Jawaban Nirvana membuat prince Henry tepat memilih kawan.

"Apa kamu tahu bahwa ayahku hendak menjodohkan kakak ku dengan kak Stella?"

Atas pertanyaan prince Henry, Nirvana negatif thinking.

"Aku pernah dengar ini dari adik angkat Satella. Jangan bilang anda ingin memperingatkan aku agar menjauhi Satella," ucap Nirvana.

"Tidak, malah sebaliknya." Prince Henry tersenyum penuh arti.

"...." Nirvana diam tanpa kata. Raut wajahnya bertanya-tanya.

"Jika kamu menggagalkan rencana ayahku, justru akan kuberi hadiah yang menggiurkan loh. Aku hanya ingin melihat wajah nelongso dari kakakku Philips. Ingin ku melihat wajah penuh penderitaan dari si pangeran kedua. Hahaha." Prince Henry tertawa puas.

"Tapi kenapa?" Tanya Nirvana.

"Sudah jelas kan! Hubungan aku dengan kakakku tidak baik. Waktu kecil aku sering di-bully. Terutama kakak kedua. Kakak kedua juga memperlakukan kakak keempat dengan buruk. Imbasnya kakak keempat malah melampiaskan dengan memperlakukan adik ku dengan buruk. Tiga kakak tertua selalu menganggap kami itu tidak setara. Sungguh tega.

"Aku juga tidak mau kak Stella berpasangan dengan pangeran keempat si sampah itu. Termasuk aku yang payah ini." Prince Henry bercerita panjang, Nirvana dapat mencerna ceritanya.

Suasana hening sejenak karena diselingi cemilan dimeja.

"Kuharap dimasa depan kita bisa menjadi sekutu. Kak Stella bilang bahwa kamu adalah justice sword. Yaitu sebutan kami bagi seorang pencabut pedang dari batu." Atas pernyataan prince Henry, Nirvana hanya menyimak dan merasakan kesan yang baik.

Sejauh ini faksi prince Henry masih terlihat sebagai faksi miskin. Mulai dari kepala kesatria ala kadarnya, tanpa kombatan kelas atas ataupun orang suruhan kelas profesional.

Sumber daya dana juga tak terlalu berlimpah, cenderung terbatas.

Men-jeda sejenak, prince Henry bercerita kembali.

"Kakak kedua adalah orang yang sosiopat. Tidak punya rasa empati. Sifat paranoid nya membahayakan orang lain. Supremasi terhadap orang-orang yang dianggap lebih rendah, sungguh semena-mena. Menindas yang lebih lemah secara brutal. Kakak kedua tidak kalah parahnya. Kak Davina merupakan sosok wanita alpha sejati. Memiliki kemampuan militeristik yang amat diluar nalar. Menikmati menindas musuhnya yang dianggap lemah.

"Sementara kakak pertama sosok militeristik sejati. Dibanding dua kakak yang lebih muda, pangeran William Arthas Valois adalah yang tidak bengkok. Sepertinya berjiwa otoriter."

Nirvana mencerna cerita prince Henry. Akan tetapi Nirvana tetap mempertanyakan kebenarannya.

"Kamu tidak bohong kan?"

"Intinya, jika nanti kamu sudah menemukan kebenarannya. Aku bersedia menjadi aliansi apabila kamu ingin menentang mereka."

Nirvana hanya berperan sebagai pendengar.

"Hanya aku yang pantas menjadi seorang raja. Bukan karena akulah yang terbaik. Tetapi aku takkan membuat orang-orang merasakan penderitaan seperti jika kakak ku lah yang memimpin." Prince Henry mengklaim dengan semangat nan ambisius.

Nirvana sedikit mengenal prince Henry.

~Bersambung~