Chereads / Justice sword (Revisi) / Chapter 55 - Kunjungan ke Kiyomi

Chapter 55 - Kunjungan ke Kiyomi

Tiga minggu telah berlalu. Satella mendapat surat dari seorang yang penting. Satella mengunjungi satu kepulauan kecil di tenggara daratan Aluscia. Kepulauan Kiyomi adalah bagian dari teritorial Vilenchia.

Pergi kesana menaiki kapal layar besar. Perjalanan di kapal kelas eklusif. Satella juga mengundang beberapa kerabatnya.

Turun dari kapal layar, menaiki kereta yang ditarik manusia.

"Becak besar?" Nirvana terkejut dengan rasa kocak.

"Becak?" Satella dengan nada kebingungan.

Nirvana duduk diatas kereta yang ditarik manusia bersama Satella duduk disampingnya.

"Anu, adik angkat mu menentang kedekatan kita." Nirvana dengan topik yang lain.

"Aku akan menasihatinya!" Satella tidak mengindahkan.

Mereka ditarik oleh kereta becak besar menuju ke kastil pemerintah daerah kepulauan Kiyomi. Kiyomi sendiri adalah kepulauan kecil yang memiliki dua kota. Seorang putri kerajaan sedang mengurus salah satunya sebagai syarat dari seleksi kerajaan. Sang raja akan memberi tahtanya kepada anak yang pandai mengelola daerah administratif.

Ada dua kota di kepulauan Kiyomi. Kota Hiro adalah yang pertama didirikan. Kota Arata adalah kota kedua yang didirikan. Arata baru dibangun enam puluh tahun lalu, sementara kota Hiro berdiri sejak empat tahun yang lalu.

Tina Roseanne Valois adalah putri kedua, anak ke-enam raja Abraham IX. Tina adalah anak bungsu.

Tina mengurus kota Araya sebagai wilayah administratif untuk seleksi calon raja atau ratu. Putusan siapa yang berhak, siapa yang akan dilantik sebagai raja adalah ayah mereka sendiri. Tradisi ini terbilang baru, sebelumnya belum ada.

Sebelumnya hanya anak laki-laki tertua yang diangkat menjadi raja. Entah bagaimana raja memakai kebijakan yang baru tahun ini.

Kepulauan Kiyomi berdekatan dengan kepulauan Amaterasu sehingga hubungan bilateral pun terjalin. Perjalanan dari Kiyomi menuju Amaterasu membutuhkan dua satu perjalanan laut.

Perjalanan sudah hampir selesai, kastil tinggi dan megah sudah bisa dilihat dari atas becak. Kastilnya berukuran sama saja dengan kastil akademi sihir milik Satella.

"Gak sabar ingin bertemu adik imutku," seru Satella, dengan perasaan berbunga-bunga.

"Adikmu?" Tanya Nirvana.

"Waktu aku masih berusia delapan tahun, aku sering berkunjung ke kastil utama kerajaan di kota. Main bersama anak bungsu raja. Tina masih berusia lima tahun, lucunya, lucunya. Aku disangka pengasuh pengganti masa. Tapi mengasuh dik Tina asik sekali, habisnya imut sih. Sekarang dia udah berusia 17 kalau tidak salah. Gak sabar mau ketemu adik imutku. Imotou kecilku, imut." Satella bicara dengan nada cepat, tanpa bernapas. Menjadi terlalu bersemangat.

Nirvana sedikit bergeser, memberi jaraknya.

"Jangan-jangan yuri," bisik Nirvana, bicara dalam hati.

Ada satu dinding melingkar yang menutupi sebagian kota. Dinding disini tak setinggi dinding di kota utama kerajaan Vilenchia. Tujuh puluh persen pemukiman berada diluar dinding kota. Kota dikelilingi area hutan kecil setelah melewati pesisir pantai. Dinding barat adalah bagian tanpa pemukiman, hanya hamparan padang rumput saja.

Tak terasa jarak perjalanan hampir sampai. Selain mereka berdua, ada beberapa yang diajak dalam rute perjalanan antar pulau ini. Satella mengajak adik kembarnya dan adik angkat. Satella juga membawa satu Servant setia lainnya, yaitu ras neko ahli sihir yang ber-spesialisasi ilmu penyembuhan. Kucing tabib wanita yang agak galak bernama Rika.

Satella juga membawa butler dari mansion utama ibu kota. Butler tersebut adalah apa yang disebut sebagai war butler. Selain ahli melindungi majikannya, ia sangat terampil dalam mengurusi vila bangsawan. War butler tersebut bernama Virgo.

Berarti sekarang Satella punya tiga Servant. Satu perempuan dan dua pria. Mereka semua sangat loyal.

Adapun orang sekolah yang Satella bawa adalah Violetta seorang.

****************

Kastil daerah, kota Arata.

Sampai di aula lantai dasar kastil, mereka disambut.

"Selamat datang kakak pengasuh." Sambutan hangat, nada yang imut, membuat Satella tersipu sekaligus terkikik geli.

"Dik Tina--"

"Maaf, maksudku tuan putri."

Satella memberi gestur hormat, bahkan berlutut menunduk.

"Kak Stella...." Tina kecil berlari kearah Satella, melompat.

"Uluh, beratnya." Satella terhentak hampir jatuh kala Tina kecil lompat kearahnya lalu memeluk erat.

Tina hanya setinggi 133cm.

Setidaknya anak SD itu tingginya 124cm kan.

Fakta bahwa putri Tina berusia 17 tahun, sukses bikin Nirvana melongo agak heran. Lalu dia senyam-senyum.

"Inikah yang dinamakan loli legal?" Nirvana terkekeh, bicara berbisik pada diri sendiri.

Bukan hanya itu, nada suara putri Tina pun seperti lolita.

"Tuan putri, tuan putri Tina kecil sekali yah. Kenapa tuan putri sangat ringan? Apa tuan putri mogok makan?" Satella menjadi khawatir.

"Berat badanku 30 kg loh, kak Stella." Tina dengan riangnya.

"Ya tuhan," batin Satella.

"Tenang kak, Tina sisa satu tahun masa pertumbuhan. Tina masih bertumbuh kok. Nanti kak Stella bakalan Tina susul." Tina sangat periang dihadapan Satella. Seolah Satella ini pengasuh kesukaannya.

"Kak putar-putar aku!" Tina masih dalam gendongan Satella. Akhirnya Satella menggendongnya sambil memutar-mutar tubuh lolita sang tuan putri loli diudara.

Putri Tina merasa sangat dimanja sang pengasuh dadakan.

Satella menurunkan tuan putri kecilnya dilantai.

"Hilma!" Tina memanggil kepala pelayan dikastil nya.

"Iya, tuan putri." Hilma berlutut.

"Antar para tamu ke kamarnya!"

"Iya, tuan putri."

Kepala pelayan pun memberikan isyarat kepada beberapa maid tuk membantunya. Beberapa maid mengantar tamu-tamu yang hadir.

Nirvana diam terkesima melihat keimutan princess loli tersebut. Seorang maid malu-malu untuk menegur Nirvana, diam ditempat dengan wajah gelisah. Lalu kepala kesatria lah yang menegurnya.

"Permisi tuan tamu," seru kepala kesatria.

Kepala kesatria memakai pedang broadsword dipunggungnya dan memakai jaket kulit tebal warna kebiruan. Rambut hitam panjang seperti battousai samurai, pedang katana dipinggang adalah senjata cadangan.

"Maaf pak," seru Nirvana.

"Apa, pak!" Protes kepala kesatria.

"Kepala kesatria ku adalah seorang wanita," kata putri Tina.

Nirvana terkejut.

Ternyata kepala kesatria adalah wanita tomboi.

"Permisi tuan tamu, maukah saya antar?" Tanya maid yang sejak tadi berdiri menunggu.

Akhirnya Nirvana mengikuti maid menuju kamar tamu.

Enam anak raja yang menjadi kandidat seleksi calon raja punya kepala kesatria masing-masing. Mereka juga diberikan daerah administratif, kepala staf untuk menunjang kinerja pemerintah daerahnya masing-masing.

Kebetulan kepala kesatria nya putri Tina adalah kesatria wanita tomboi yang berpakaian silang bernama Gabi. Nirvana melihat Gabi lebih atletis daripada Minerva. Nirvana memandang Minerva seperti atlet petenis kelas dunia yang menawan.

****************

Kamar tamu.

Nirvana sudah beristirahat cukup lama. Setidaknya beberapa waktu telah berlalu. Nirvana melewatkan makan malam dengan memakan makanannya sendiri dikamarnya. Sekarang sudah jam delapan malam dilihat dari jam kayu yang setinggi lemari. Suara ketukan terdengar.

Tok ... tok....

"...." Nirvana memilih pura-pura tertidur.

"Aku menerawang, kamu terjaga. Kamu ini sebenarnya gak tidur tau gak. Bolehkah aku masuk?" Tanya Violetta dengan nada lesunya.

"Masuklah," seru Nirvana.

Alih-alih membuka pintu, kabut hitam muncul. Kanit hitam masuk melalui lubang kunci, bergerak menuju Nirvana. Meski awalnya Nirvana kelihatan gelisah karena merasa dibodohi penyusup.

Aku lupa kalau Violetta pengguna sihir transfigurasi.

Seketika Nirvana tenang. Violetta muncul disamping Nirvana.

"Aku dapat beberapa surat dari orang-orang di desaku. Masih ada orang yang memandang baik pada keluargaku loh." Sekilas Violetta seperti mengekspresikan hatinya.

Wajah minim ekspresinya kini memperlihatkan senyuman yang minimalis tapi indah dipandang.

"Lihat aku!" Violetta tersenyum melebihi sebelumnya.

Tidak seperti biasanya, Violetta tersenyum begitu sumringah.

"Boleh aku mencurahkan segala kegembiraan yang ku rasa? Mau dengar ceritaku, hah?" Violetta bertanya dengan mimik bahagia. Bahkan Violetta menggerakkan alisnya. Tak seperti biasanya.

Sepuluh menit berlalu, kemudian setengah jam berlalu. Bagaikan berbicara di telepon saat masa pendekatan, tak ada rasa bosan.

Tau-tau Violetta tersentak kaget.

"Aku merasakan perasaan seperti diintip? Seseorang menggunakan clairvoyance. Jangan-jangan, ulah dari--" Indera cenayang Violetta sedang bereaksi. Nirvana segera memotong lamunan Violetta.

"Lanjutkan!" Nirvana memotong.

"Di surat mereka bilang bahwa festival dari tempat lain harus diaplikasikan agar desa menjadi meriah. Lalu farmer Kun punya banyak gurauan konyol lucu dan menggelitik. Jangan lihat mukaku yang sulit tertawa lepas ini, kamu lihat kan aku sudah berekspresi sesenang ini. Senyumku, tawaku, semua lebih ekspresif daripada biasanya kan. Terus teman masa kecilku, lalu, lalu, lalu."

Violetta lebih periang daripada biasanya. Wajah lesu, wajah yang pelit senyum kini berubah lebih enteng. Violetta sedang bahagia.

Nirvana menatap ke cermin kala duduk dipinggir kursi. Violetta bercerita sambil duduk disebelah Nirvana. Lalu Nirvana menoleh kearah Violetta, menyimaknya.

Tau-tau terdengar suara pintu terbuka.

"Selingkuh!" Suara nada sebal terdengar.

"Tapi kamu dan kamu tidak ada hubungan spesial kan." Violetta mengolok-olok Satella.

Violetta berbisik kearah Nirvana sambil ketawa-ketawa.

"Lihat itu, putri salju mu telah cemburu. Memang rayuan yang seperti apakah yang kamu beri sampai ia se-cemburu itu? Kamu tidak memberikan janji-janji kan? Bisa-bisanya kita hanya bertukar cerita, lalu datang marah-marah."

Violetta membisiki dengan gestur yang mesra dan dibuat-buat untuk mengompori Satella. Gurauan itu sukses buat kepala Satella berasap.

"Ahem!"

Satella berdeham.

Satella dengan gaun tidur hitam terlihat lebih menarik daripada biasanya. Clip rambut kupu-kupu masih menjadi ciri khasnya.

Satella menatap Violetta dengan tajam. Wajahnya seperti putri kecil yang galak. Setelah lelah melotot kearah Violetta, Satella menoleh kearah Nirvana lalu memprotes.

"Tapi kan, JELAS AKULAH YANG PERTAMA!" Satella dengan raut wajahnya yang cemberut, semakin cemberut tiap detiknya.

Violetta terbahak-bahak. Biasanya tertawa tanpa suara, tapi sekarang suaranya meledak keluar.

Tau-tau Nirvana merasa kaget.

Nirvana merasa gejala Dejavu.

"Aku seperti pernah merasakan kejadian ini sebelumnya." Batin Nirvana, dalam hati.

Seketika Nirvana teringat.

"Aku pernah memimpikan hal ini di hari sebelum aku ke dunia baru!"

Akhirnya Nirvana ingat bahwa ia pernah memimpikan kejadian ini sebelumnya.

"Kalau gitu aku yang kedua dong." Violetta bergurau hanya untuk mengolok-olok Satella.

Satella bergetar meredam rasa jengkelnya.

Namun Satella membalas nada olok-olok dengan sebal.

"SERTERAH! MAU KEDUA KETIGA ATAU KEEMPAT. Yang jelas aku bisa hidup ratusan tahun! Terus aku tuh cuma mau kasih ramuan raja peri buat pasangan manusia ku. Aku masih awet muda, sementara kamu udah menua." Satella mengatur napas, tubuhnya kelelahan karena sudah marah-marah pada Violetta.

Ramuan dari raja peri biasanya diberikan kepada sekutu manusia terpercaya. Ramuan dengan efek memperpanjang usia dan menjadi peminum awet muda.

Sementara manusia menjadi awet muda, jika ras elves meminumnya maka akan keracunan dan mati.

"Mau minum?" Tanya Violetta, dengan tanpa ekspresi.

Violetta menyodorkan botol kaca berisi air mineral dari pegunungan Juno. Sangat jernih, sangat nikmat.

"Boleh." Satella seolah lupa kalau dirinya baru aja marah-marah.

Mimpi yang Nirvana alami waktu tertidur, akhirnya menjadi nyata.

Satella meminum air dari botol. Sebotol kaca yang bentuknya mirip botol plastik air mineral di bumi.

Setelah puas minum dan napas kembali stabil, marah-marah tetap berlanjut.

"BUBAR KALIAN SEMUA!" Satella mengomel, berteriak.

Nadanya menjadi pelan, tapi wajahnya masih galak.

"Waktunya tidur!"

Violetta menahan tawa, Violetta tertawa tanpa suara. Violetta pun segera pergi, disusul Satella yang habis marah-marah.

~Bersambung~