Mana burst nya membuat kastil mengalami kerusakan pada satu lorong dan ruang penyimpanan. Sesaat setelah laser nya padam, Historia dijerat oleh rantai Anna. Bahkan Anna menjeratnya sambil melompat diudara. Momentum jatuhnya dipakai untuk menarik Historia ketanah.
Historia dijerat ketanah, tersungkur. Anna dengan teganya membanting tubuh Historia kearah tembok. Historia menderita cidera hingga pelipis berdarah karena ulah Anna yang bar-bar ini.
Nirvana berlari kearah Anna tuk mencegahnya.
Ledakan dari mana burst spontan mengejutkan banyak orang.
"Lepaskan!" Nirvana memberi teguran.
"Tapi--"
"Lepaskan!"
Anna dengan gestur membantah, tetapi Nirvana kembali memberi perintah untuk melepaskannya.
"Kamu ini membahayakan sekali!" Anna mengomeli Historia yang tersungkur karena dijerat rantai.
Alhasil orang-orang datang karena mendengar sumber ledakan.
****************
Ruang VIP.
Akhirnya Satella menyidang adik angkatnya diruang kerjanya. Yaitu ruang khusus owner sekolah ini.
"Tolong jelaskan kenapa kamu menyerang Nirvana!" Satella pun mengintrogasi Historia.
"Gadis ungu itu juga menganiaya diriku kak. Aku luka berat loh kak. Tolong bela adikmu. Pentingkan adikmu daripada orang lain kak." Historia cemberut, menatap sang kakak angkat dengan wajah yang dipenuhi rasa protes.
Alih-alih memarahi adik angkat karena ulahnya, Satella bertindak sangat lunak kepada Historia.
"Huh, dasar adik manja!" Satella memberi wajah jutek.
"Gadis ungu itu brutal kak.... Gadis ungu itu harus dikeluarkan dari sekolah," keluh Historia.
"Jangan ngomporin! Jawab dulu, jelaskan kenapa kamu menyerang Nirvana?" Satella menginterogasi.
"Yang mulia raja memintaku tuk menjauhkan kakak dari laki-laki. Diriku diminta mengatur supaya kakakku tidak didekati orang lain kecuali putra raja," ujar Historia.
Didasari oleh sikap Satella yang terlalu memanjakan adik-adiknya. Didasari oleh pemikiran bijaksana. Satella mencerna alasan Historia, mengadilinya dengan toleransi.
Satella mengadili Historia dengan berkata, "Kalau alasannya begitu, berarti kamu tidak salah sayang."
"Fuhuhu kakak sayang." Historia merasa lega.
"Cepat berbaikan dengan Nirvana yah!" Perintah Satella.
"Kalau itu, gak mau!" Historia pun menjawab dengan menjulurkan lidahnya, kemudian raut cemberut.
Satella melangkah menuju adik angkatnya. Berdiri sambil menolak pinggang, menatap galak. Historia belas menatap dengan galak juga. Kakak dan adik saling menatap tajam.
"Selama ini aku selalu menurut, kak Stella. Sekarang Historia sudah besar, jadi sudah tahu mana yang benar. Sekarang aku udah gak mau disalahkan lagi seperti waktu kecil dulu. Maaf kak Stella!"
Melihat adik angkat melawan kehendaknya, Satella menanggapi dengan santai.
Satella sangat santuy. Santuy itu adalah di saat barbar dan ramah menjadi sulit untuk dibedakan. Satella berupaya tuk bertindak barbar, tetapi dengan gaya penuh sopan santun.
"Boleh barbar, asal sopan." Satella bicara didalam hati, menyeringai dengan aura penindasan yang pekat.
Inilah ketika bangsawan hendak bertindak barbar dengan cara nan elegan dan sangat beretika.
Barbar dengan etika bangsawan.
"Hmmm.... Jadi begitu, jadi begitu." Satella bernada santai dan penuh dengan intonasi imutnya. Tetapi itu diakhiri senyuman yang menyeringai.
Satella mengeluarkan topi sulap miliknya.
"Sudah ku putuskan!" Satella pun menunjuk kearah Historia.
"Aku akan memberi hukuman jika kamu tidak mau menurut--"
"DASAR TUKANG MAKSA!"
"Kenapa dipotong?"
Historia memotong perkataannya Satella, Historia malah lupa diri. Historia lupa diri dan malah balik memarahi kakaknya.
"Kakak tau tidak! Waktu kecil kak Stella dikenal sebagai anak tukang maksa yang selalu memaksakan kemauannya kepada anak-anak bangsawan lain. Sewaktu acara perkumpulan. Di usia sepuluh tahun sudah jadi tukang maksa. Sebagai adik yang amat sayang, Historia cuma mau ngasih tahu nasihat kak! Berhentilah jadi tukang maksa yang membuly orang karena mereka tidak mau menuruti kehendaknya!"
Setelah diceramahi adik, Satella menatap Nirvana dengan ekspresi bertanya-tanya.
"Apa aku dulu sejahat itu? Tidak mungkin bukan! Aku yang lucu ini memiliki pribadi jahat sewaktu kecil dulu?" Satella dengan nada polos bertanya pada Nirvana.
"Bahkan Adrian yang care selalu kakak usir dan kakak balas dengan tindakan brutal apabila menolak diusir dari hadapan mu!" Historia kembali mengungkit masa kecil.
Ada perubahan di dalam ekspresi Satella.
"Aku benci pamvire!" Bisik Satella, dengan wajah muram.
"Itu kisah masa kecilku, jangan ikut-ikutan!" Satella menunduk depresi.
Ada apa tentang kisah masa kecil Satella dengan anak pamvire itu?
Satella menatap Historia dengan senyum masam. Mencoba ekspresi palsu yang dibuat-buat. Satella memberi mimik wajah super ramah.
Ramah, tapi palsu.
"Hukuman mu adalah memberi makan kelinciku!"
Atas hukuman Satella yang enteng itu, Historia bernapas lega. Ia sangat nyaman sampai akhirnya menyadari sesuatu yang terlupakan.
"Aku kira apa. Kalau begitu sih, ku pilih memberi makan kelinci saja--"
Ditengah-tengah perkataannya, Historia tersentak kaget.
"KELINCI KAK!" Historia mendadak trauma.
"Aku ingat betapa evil nya perilaku Stella kecil itu. Ibu sering memberi hukuman. Tapi saat ibu meninggal karena Drakula laknat, gak ada lagi yang menghukum ku. Stella kecil bebas melakukan apapun kepada anak-anak bangsawan lain karena tidak ada ibu yang memarahi lagi."
Setiap mengatakan kata ibu, Satella akan menjadi murung sejenak.
"Aku ingat setiap ada anak yang gak menuruti keinginanku, aku datang memperkenalkan kelinciku."
Ketika Satella membahas tentang kelinci, Historia kelihatan trauma.
Satella memasukkan tangan kedalam topi sulap. Mengeluarkan kelinci putih salju. Tapi kelinci itu memiliki lebih banyak taring dan memiliki tanduk setan yang kecil. Ketika dielus Satella, sekilas sosok kelinci salju sangatlah imut.
"Monster kecil ini hanya jinak ditangan ras snow elves. Itulah kenapa ibu marah dan memukul pantatku saat aku bawa pulang kelinci ini. Ini mengunyah tangan pelayan dirumah. Aku kan masih berusia enam tahun, mana ngerti tentang itu. Saat aku berusia delapan tahun. Aku cukup memakai hewan lucu ini sebagai alat penindas dikalangan anak-anak bangsawan sebaya."
Tapi untungnya tangan pelayan rumah bisa dipulihkan dengan kemampuan sihir healing berbasis air dari sang ibu.
Ditengah cerita, Historia menjadi sangat ketakutan dan mencoba melarikan diri. Historia terkejut karena pintunya membeku. Pintu membeku dan tidak bisa dibuka.
Historia mengeluarkan tongkat permata sapphire dan bersiap tuk melakukan mana burst terhadap tembok untuk kabur.
"Merusak properti sekolah, kamu bakalan bikin aku jadi marah besar loh!" Satella menggertak dengan santun.
"Kya ... tidak.... Hentikan!" Meski tidak diapa-apakan, Historia sudah ketakutan duluan.
Apa yang dapat diakibatkan oleh kelinci peliharaan Satella?
Historia terpojok, menyender didinding. Terduduk, berjongkok menutup kedua mata dengan sepasang telapak tangan seperti seorang anak kecil ketakutan.
Dari balik telapak tangan, adik angkatnya mengintip. Satella kini sudah berdiri sangat dekat sambil memegang kuping kelincinya. Satella memegang kuping kelinci seolah menenteng kantung plastik.
"Iya, kak, aku mau minta maaf! Ampuni adik karena melawan, kak Stella.... Huhuhu, ampun." Historia merengek sejadinya.
"Coba katakan aku minta maaf!" Satella mengintimidasi dengan senyuman yang semanis gula. Entah bagaimana, Satella seperti sosok monster dalam wujud gadis imut.
"Sudah, jangan menindas adikmu sendiri," kata Nirvana.
"Tolong pegang sebentar!" Entah bagaimana, Satella lupa bahwa kelincinya tidak boleh dipegang manusia.
"Kakak...." Historia menjerit saat melihat Satella yang luput.
Nirvana memegang kelinci milik Satella. Semenjak kulit snow elves tidak menyentuh kelinci itu lagi, otomatis kelincinya sudah tidak jinak lagi.
"Aku gak akan nakut-nakutin lagi kok," sahut Satella.
"Bukan itu kak...." Historia segera menunjuk kearah Satella.
"Eh, apa sih?" Satella masih belum menyadari.
"Roar!" Kelinci meraung seperti kucing jalanan.
Seketika lengan tangan Nirvana tergigit.
"Anjer...." Nirvana merasa sensasi seperti dimutilasi. Daging yang ada ditangan kanannya terambil. Tangan kanan dan kiri sudah tidak sama. Tangannya jadi besar sebelah karena satu raup daging sedang dikunyah kelinci salju itu.
"Eh ... Eh...." Satella tersentak kaget karena sifat pikunnya.
"Waduh, argh.... Kamu tidak bilang kalau ini adalah kelinci pemakan manusia!" Nirvana mengerang dan memprotes.
Kelinci salju predator melompat kearah Historia sehingga Historia menjerit histeris. Satella menahan kelinci predator dengan tenaga telekinesis. Lalu dimasukkan lagi kedalam topi sulapnya.
"Baru kelinci kecil saja sudah merepotkan, apalagi kalau kelas babon," ucap Satella.
Ada kelinci salju yang lebih besar lagi?
Satella pun menghampiri Nirvana dengan sangat khawatir.
"Stella pelupa, Stella pelupa, Stella pelupa."
"Theodore...." Satella teriak kala memanggil tangan kanannya.
Suara diketuk tapi Theodore tidak masuk.
"Masuk!" Satella dengan nada kencang.
"Kak, itu kak!" Historia menunjuk kearah pintu. Satella pun melihat kearah pintu, ia terkejut.
"Ya ampun...." Satella terkejut.
Satella lupa bahwa pintu masuk ruangan sudah ia bekukan.
"Panggil Rika kak! Dia cleric ajaib," kata Historia.
"Rika menjadi regu palang merah dalam kesatuan royal guard kan?" Satella mengerutkan keningnya.
"Rika kan familiar mu! Panggil saja dengan menggunakan mantra perintah!" Historia mengingatkan.
Satella menanggapi dengan, "Oh."
Wajah yang melongo dari Satella, sangatlah imut.
Satella merapal mantra, munculah lingkaran sihir dilantai. Satella memanggil familiar nya dengan metode yang persis dengan sihir teleport. Sebenarnya Satella gak menguasai skill teleport, ia hanya dapat memanggil familiar saja.
**************
Muncul rona cahaya hijau ketika manusia kucing menaruh telapak tangannya dibagian daging yang lenyap karena dimakan kelinci karnivora.
"Afinitas sihir air ku sembilan loh. Afinitas white magic tujuh. Aku memiliki rune yang memberi skill pasive master of cleric yang akan meningkatkan daya penyembuhan dari sihir penyembuh yang aku kuasai." Manusia kucing sedang memulihkan Nirvana dengan skill cleric nya.
"Rune adalah keahlian acak yang didapat familiar saat melakukan kontrak dengan ahli sihir bukan?" Tanya Historia.
"Benar," seru Satella.
"Sayangnya aku tidak pernah jadi mage di kementerian sihir. Aku gak diajarkan cara men-sumon mereka. Hanya ahli sihir dari kementerian sihir yang diperbolehkan memiliki familiar. Sudah pensiun pun tetap boleh didampingi familiar miliknya bukan," seru Historia.
"Pertama, kamu harus mengikuti pelatihan tambahan di institut kementerian sihir dulu selama setahun. Karena aku terlalu berbakat maka empat bulan lulus," ujar Satella.
"Kak, aku mau memiliki familiar sendiri!" Historia merengek.
"Bagaimana kalau kamu membeli kontrak familiar?" Satella memberi usulan.
"Boleh juga," balas Historia.
Tidak lama, manusia kucing pun selesai memulihkan Nirvana.
"Sudah pulih! Kalian lihat tidak! Perasaan barusan masih kelihatan tulangnya loh--"
"Hoek...."
"Ara.... Kenapa masterku?" Tanya manusia kucing.
"Jangan katakan hal Gore!"
Satella muntah karena diingatkan dengan bentuk daging acak-acakan karena dikunyah kelinci karnivora. Ingat bahwa pada awalnya terlihat ada tulangnya, Satella terasa mual dan akan muntah. Rika memohon maaf.
"Gila, bisa sembuh," seru Nirvana.
"Tapi kulitnya tidak bisa semulus awalnya. Kalau untuk kulit, butuh ramuan sihir," kata Rika.
Nirvana berfikir....
Satella tersenyum manis seperti dipenuhi rasa kasih, ternyata dia memiliki sifat sadis. Aku terkejut, dengan betapa entengnya dia menyodorkan kelinci pemakan manusia kepada adiknya sendiri.
Satella benar-benar sadis....
Tersenyum manis, tapi menyimpan watak sadis.
Dasar kau the smiling yangire girl.
Historia yang merasa ngeri atas kakaknya, segera pulang.
~Bersambung~