Chereads / Justice sword (Revisi) / Chapter 51 - Buku keberuntungan cinta

Chapter 51 - Buku keberuntungan cinta

Spoiler nya adalah, Violetta akan berperan sangat besar kedepannya. Violetta adalah sumber plot armor utama bagi main caracter. Bahkan keahlian paranormalnya jauh lebih berguna dari keahlian restart yang dimiliki Satella.

Satella masih sangat berguna saat berjalannya plot.

____________________________________________________

Ruang VIP.

Nirvana kembali duduk diruangan paling megah di kastil.

"Pagi-pagi begini sudah manggil," keluh Nirvana.

"Gimana perkara pengintaian mu yang kemarin-kemarin itu?" Tanya Satella.

"Tunjukkan dirimu Casper!"

Casper yang true form nya invicible, segera melakukan penampakan.

"Hai, hai," seru Casper yang baru menampakkan wujudnya.

"Woah, penampakan hantu!" Nada heboh Satella yang terkejut.

"Hasil laporannya!" Pinta Nirvana.

Casper menaruh telunjuk tepat di pelipis wajahnya. Kemudian saat telunjuknya ditarik, lendir putih sedikit abu-abu keluar dari jemari Casper. Satella tidak kaget ataupun merasa jijik, wajah Satella melongo.

"Mewarisi sebuah mimpi." Satella segera menyodorkan tangannya seolah ia ingin meraup air keran.

"Aku akan membaca mimpi! Aku bakalan terlihat seperti melamun, jangan ganggu! Stella akan fokus melihat rekaman memori hantu tersebut," ujar Satella.

Awalnya Satella terlihat mengeluarkan gulungan sihir. Ini adalah gulungan yang efeknya dapat memunculkan item yang sebelumnya disegel didalam gulungan.

Kemudian Satella memunculkan guci air berbahan tanah liat, warnanya hitam. Guci tersebut berisikan air, diameter guci cukup besar untuk memasukkan kepala kedalam guci berisi air itu.

"Biasanya kita akan memasukkan daging hantu berisi ingatan hantu. Setelah masuk kedalam air, celupkan kepala kita kedalam airnya maka ingatan itu bisa kita akses."

"Saat memasukkan kepala, kamu dapat bernafas?" Tanya Nirvana.

"Bisalah." Raut wajah Satella begitu lurus. Entah bagaimana, mimiknya seolah sedang menahan tawa.

"Tapi, karena aku orangnya sakti bin ajaib, diriku gak butuh pot ini!" Menjentikan jari, benda sihir berwujud guci air pun tersegel kembali kedalam gulungan.

Tanpa basa-basi Satella memakan daging roh tersebut. Sorot mata Satella menjadi kosong layaknya seorang yang melamun dalam.

"Menyelinap lewat kereta dagang? Hantu pintar, hantu pintar, dasar hantu pintar," Ceracau Satella.

"Dia sedang membaca memori ku ketika mengintai," bisik Casper.

Beberapa saat berlalu, Satella masihlah bengong dengan sorot matanya yang kosong.

"Dasar lelaki tanduk jahat! Kamu, huhuhu jengkelnya!" Satella yang terlihat bengong, marah-marah sendiri. Seperti lagi day dreaming.

Tidak lama kemudian seseorang masuk ruangan. Semua menoleh kearah pintu masuk.

"Ini aku loh," seru Violetta dengan nada lesunya dan mimik datar khas.

"Paranormal itu lagi!" Casper gemetaran.

Violetta pun langsung mengambil duduk didekat Nirvana agar dirinya bisa gabung mengobrol. Jika dekat, suaranya bisa lebih didengar.

"Akan ada musuh melewati jalanan yang terjangkau Totem Satella. Kita hadang, tapi kita tidak bisa mengalahkannya sekarang. Kalau musuhnya kita buat kewalahan, pasti akan memberikan kita semacam item sihir sampah," ujar Violetta.

"Kalau item sihirnya tidak berguna, lantas untuk apa kita dapatkan?" Tanya Nirvana.

"Memang, tapi kalau digunakan sebagai katalis pemanggilan maka akan memanggil familiar langka." Violetta menjelaskan ramalannya.

"Begitu," ucap Nirvana.

"Oke, ini dia rencana ku!" Violetta mulai menerangkan.

*************

Ivalice field.

Sore hari di hamparan padang rumput nan indah. Seorang gadis berperawakan berisi juga sintal sedang berdiri dipingigran jalan setapak. Seolah menunggu kereta datang memberi tumpangan.

Tunggu, gadis itu? Apa gadis biasa-biasa? Nampak seperti gadis yang tangguh.

Seorang gadis? Sepertinya kepala kesatria sedang berpakaian formal untuk dijadikan umpan. Apakah ini bagian dari rencana Violetta untuk menyergap buruan yang ia maksud? Langit masih oranye agak kuning, belum terlalu memerah. Seberapa banyak sumber daya fighter yang mereka bawa untuk misi ini? Kita saksikan eksekusi rencana!

Seekor kuda melintas. Kesatria menaiki seekor kuda.

Umumnya orang lokal memakai tunggangan naga darat ataupun hipogriffin. Sementara itu unggas darat lebih umum di pegunungan kota Juno. Siapapun yang menaiki kuda, sudah dipastikan bukanlah masyarakat asli dataran ini atau dunia ini.

Silvia melambaikan tangannya kearah penunggang kuda. Sebagai gestur minta tumpangan gratis.

Penunggang kuda berhenti, turun dari kudanya. Membuka helm besi kesatria nya. Pria berambut hitam keriting menyapa gadis didepannya.

"Hei, nyonya. Butuh tumpangan?" Tanya pria keriting. Meski pria itu perawakannya besar, Silvia tidak terlalu berbeda posturnya.

Silvia mengulurkan tangan sebagai gestur berkenalan. Tetapi ketika pria itu menyambut jabat tangan, tau-tau Silvia membanting pria itu dengan teknik bergulat.

Silvia menembak flare ke udara. Violetta adalah sosok yang paling pertama muncul karena wujud transfigurasi nya sangatlah cepat. Violetta bersiap dengan teknik ilusi andalannya. Memakai sihir ilusi untuk membatalkan ilusi lawannya.

"Tunjukkanlah wujud sejati mu!" Teknik anti ilusi dikeluarkan Violetta.

Seketika pria kesatria zirah itu berubah wujudnya.

Kuda yang tadi ia bawa berubah wujudnya menjadi tikus raksasa menyerupai mole cerberus. Kesatria rambut hitam keriting berubah menjadi wujud terkutuk. Tinggi badannya memang asli, tapi wujud aslinya sangat gempal dan berlemak. Wujud aslinya tidak memakai zirah besi, melainkan tampil dengan bertelanjang dada. Memamerkan tubuh berlemak yang tidak enak dipandang. Kepalanya memiliki wajah jelek dengan tanduk lembu.

Mole cerberus adalah singa tanpa bulu, memiliki kepala tikus. Kulitnya ungu gelap, tetapi juga mirip biru gelap.

"Ya ampun, hoek." Bahkan Silvia Mercedes muntah ditempat saat melihat wujud asli demon of sin, representatif lust.

Silvia segera mengeluarkan pedang berseker andalannya.

"Aku Asmodeus! Akan aku balas kalian! Aku akan kalahkan kalian. Akan dijadikan kalian budak s*x, karena akulah pangeran neraka yang mewakili dosa kenafsuan! Akulah Asmodeus!" Iblis memperkenalkan dirinya.

Alih-alih membawa pedang, iblis tersebut membawa dua tongkat di kedua tangannya. Tongkat emas sekuat besi tempa, seringan kayu.

"Aku akan mendukung. Majulah kepala kesatria!" Violetta mulai mengirim buff sihirnya. Punggung tangan Violetta mulai menampakkan lambang sihir. Violetta memakai magic crest andalannya.

"Sihir buff sekelas magic crest? Aku jadi penasaran kekuatannya." Silvia langsung mengayunkan pedangnya.

Serangan dilancarkan Silvia, Asmodeus sanggup mengimbanginya. Kekalahan bisa menurunkan gengsi Silvia, sebab Silvia merupakan kepala kesatria dari keluarga aristokrat Charlotte.

Tempo ayunan pedang bagong ini semakin cepat temponya, daya hentakan kian kuat.

Theodore dengan pedang panjang sukses menebas Asmodeus. Pertarungan menjadi berat sebelah, luka sayat tak terelakkan bagi Asmodeus. Theodore pun menunjukkan kapasitas sebagai caster spesialis api. Sihir bawaan sang Phoenix ditembakkan.

Asmodeus terbakar oleh lesatan tombak api Theodore.

Tau-tau pedang es bermunculan, melesat kearah Asmodeus. Kalau Satella menyerang, lalu dimana Nirvana berada? Mungkin sedang berdiri di rute yang lain, kalau-kalau lawan melarikan diri.

Bahkan Violetta menembakan proyektil bola white magic, napalm beat menghantam Asmodeus. Tidak sakit, tapi mengganggu. Violetta lebih sering memakai telekinesis untuk menghambat gerakan tangan dari Asmodeus hingga tangannya sulit untuk melakukan tangkisan atau serangan.

Atas duel berat sebelah, Asmodeus melarikan diri dengan seekor mole cerberus andalannya. Wujud aslinya bukan kesatria penunggang kuda, melainkan iblis gemuk penunggang mole cerberus biru menjijikkan.

****************

Di tempat lain Nirvana sedang bersembunyi dibalik rumput yang tinggi. Lewatlah sosok penunggang mole cerberus biru dengan penampilan gemuk. Sosoknya buruk rupa sekali. Nirvana masih memantau dibalik semak-semak.

"Wujud macam apa itu? Kenapa mahluk itu menaiki tikus biru mengerikan?" Nirvana merinding menatap wujud iblis ke nafsuan.

"Itu mole cerberus dari mitologi Yunani?" Gumam Nirvana.

Nirvana memiliki Casper dalam kondisi pasive, memberinya buff ledakan ektoplasma.

"Alirkan energi sihir!" Nirvana meminta enchantmen pedang.

Justice sword diselimuti seberkas cahaya emas.

"Aku mengorbankan lif point ku untuk memperkuat pyrokinesis!"

"Lifrasil!"

Dari balik rumput tinggi, Nirvana menodong telunjuk kirinya kearah penunggang mole cerberus. Masih membidik, menyesuaikan akurasi.

"Ektoplasma pyrokinesis!"

Terjadilah ledakan besar tingkat menengah yang mengenai sosok penunggang mole cerberus. Tubuh Asmodeus terbakar oleh kobaran api biru.

Lantas Nirvana keluar dari semak-semak, sementara Asmodeus terjatuh.

Nirvana berlari kearah penunggang mole cerberus yang sedang tersungkur ditanah. Tidak sempat bangkit, Asmodeus kesakitan oleh api biru.

Sementara Nirvana berlari kearah Asmodeus.

Efek ledakan ektoplasma bikin movement speed Nirvana sedikit menyamai manusia super.

Asmodeus baru akan bangun, ia menyadari. Sebenarnya sempat mengelak, tapi efek buff Nirvana cukup kuat sehingga serangannya mengenai Asmodeus. Serangan berbasis white magic, Asmodeus terkena weak point.

"Argh...."

Lalu menembak lagi dengan pyrokinesis api biru.

"Baiklah aku menyerah! Aku tidak akan bertarung denganmu! Sebagai gantinya aku akan berikan kamu sebuah item. Anggap sebagai uang damai!" Asmodeus segera melempar sebuah item sihirnya kearah Nirvana. Lalu ditangkap.

Sebuah buku cover kulit binatang, cover berwarna hitam.

"...." Nirvana memberi gestur bertanya-tanya.

"Itu adalah item sihir terkutuk. Ini disebut buku keberuntungan cinta. Cenderamata ini pasti akan kamu sukai," ujar Asmodeus.

"Sekarang, biarkan aku pergi dari tempat ini!" Asmodeus kembali menaiki mole cerberus biru lalu melarikan diri. Datanglah Violetta yang diawali kemunculan kabut hitam transfigurasi.

"Kamu dapat item sihir terkutuk kan?" Tanya Violetta.

Nirvana menyodorkan buku yang baru didapatnya.

"Benda laknat ini biar aku yang simpan!" Violetta segera merebut paksa benda gaib tersebut.

Setelah menyimpan item sihir terkutuk, Violetta menghela napas.

"Kalau pertarungan diteruskan maka kamu yang akan mati. Kamu beruntung bahwa lawan mu cukup pengecut dan takut mati." Violetta menampakkan wajah lesunya yang khas. Minim ekspresi, begitu cantik.

*****************

Lorong sekolah.

Selepas konfrontasi dengan iblis Asmodeus, Violetta bicara dengan Nirvana dilorong sekolah. Malam, selepas makan malam. Iris mata Violetta berubah warna seketika.

"Bukannya mata kamu warnanya hitam?" Nirvana terkejut.

"Ini kekuatan mata nila, tidak semua indigo memiliki mata nila. Kebanyakan indigo hanya punya indera keenam. Aku punya mata ketiga, mata nila, indera keenam. Mata nila mampu melihat wujud unseen." Violetta berbicara amat tertata. Meski nada lesunya masih jadi ciri khasnya.

"Mau bicara apa?" Tanya Nirvana, memulai.

Mata nila Violetta melihat kearah berbagai sudut lorong, tidak ada sosok invicible yang dilihat oleh kekuatan mata nila.

"Tentang siswi yang bernama Anna, tolong kamu atur agar emosinya tidak bergejolak. Anna sensitif dengan sebutan kekuatan mistik mata ular. Anna memiliki semacam kekuatan mistik. Mata dengan kesaktian, sama sepertiku. Mataku adalah mata paranormal, sementara Anna itu mata mistis berkekuatan mahluk mitologi. Itu mata yang memilih kutukan dan kekuatan mengerikan. Mata sihir yang memberi buff fisik kekuatan, kecepatan, reflek dan persepsi. Itu kekuatan mata sakti yang pantang dipandang sebelah mata." Violetta menjelaskan, entah darimana sumbernya.

"Aku baru tahu," gumam Nirvana. Berfikir dalam, berandai-andai. Nirvana tidak habis pikir tentang bagaimana Anna ternyata punya kekuatan seperti kata Violetta.

"Tapi jangan tanyakan itu sekarang! Atau suasana akan jadi makin keruh." Violetta menasihati sambil memberi tatapan serius.

"Oke, ayo kita kembali ke ruangan dormitori. Jangan sampai begadang oke. Atau kamu punya urusan pribadi denganku?" Violetta memberi raut wajah genit pada kata-kata terakhirnya.

"Apa?" Nirvana tersentak kaget dengan candaan itu.

"Bercanda." Violetta tertawa tanpa suara.

"...." Nirvana malu menatap kearah Violetta.

"Tapi, serius loh." Violetta dengan nada terkekeh.

"Tapi gak maksa. Oke kalau sudah gak ada apa-apa lagi, aku pergi. Selamat malam...." Violetta dengan senyum yang minimnya, melambaikan tangan sebelum berpisah.

Mereka berpencar. Lantas buku keberuntungan cinta, apa fungsi benda tersebut?

Tunggu saja....

****************

Lorong sekolah.

Tiga minggu telah berlalu....

Malam ini adalah bulan purnama. Menurut Violetta, tidak ada bulan darah yang terjadi di bulan ini. Ia bahkan berpapasan dilorong kala Nirvana akan mengadakan makan malam pribadi di atap kastil.

"Hai, mau dinner?" Tegur sapa diberikan Violetta.

"Dinner?" Nirvana lambat dalam mencerna kata-kata Violetta.

"Bukannya malam ini kamu akan makan malam berdua saja, tidak makan malam diruang umum lagi, benar kan?" Violetta memperjelas kata-katanya.

"Oh, iya, hampir kelupaan," balas Nirvana, agak spontan.

"Hati-hati dengan stalker! Tenang, Anna akan aku bujuk agar tingkat temperamennya bisa terpelihara dengan baik. Jadi selamat malam." Violetta mengambil rute berbeda dengan Nirvana.

Sementara Nirvana akan menaiki tangga menuju atap kastil.

"Stalker?" Masih ambigu, Nirvana terus melangkah, mengabaikan kata-kata Violetta yang tidak bisa dimengerti oleh Nirvana.

Sebenarnya ini adalah tiga minggu setelah konfrontasi dengan demon lust, Asmodeus. Dalam waktu yang sebanyak itu, Nirvana sudah sukses meningkatkan keterampilan dalam pertarungan. Baik pedang, pistol dengan mantra, pyrokinesis. Bulan darah diprediksi hadir pada bulan berikutnya. Waktu masih panjang.

~Bersambung~