Chereads / Justice sword (Revisi) / Chapter 39 - Pro archer

Chapter 39 - Pro archer

Berlari, melesat, dengan kekuatan asap ia bergerak cepat. Movement speed Starla tak tertandingi. Walau tubuhnya mungil, ini diimbangi dengan agility yang tinggi.

Memakai clairvoyance, mengintai keberadaan musuh.

Berlari dan melompat dengan kekuatan asap. Kelompok assassin mengejarnya sampai kejalan gang.

"Cepat cari dia!"

Dua orang assassin menyusuri jalan. Satu terhenti dan mulai mengamati, mencari aura keberadaan. Secara bersamaan ada yang berdiri diatas genteng. Starla memegang busur panah proyeksi. Membidik kearah langit. Arah bidikannya adalah 89 derajat, apabila lurus kedepan 0 derajat. Anak panah dilesatkan nya adalah satu lusin lebih.

"Hai aku menemukan pemanah!"

Assassin mengungkapkan lokasi persembunyian archer. Menunjuk kearah genteng, Starla berdiri, tak berniat menyembunyikan diri.

Tau-tau tubuhnya tertembus anak panah. Lusinan anak panah datang dari arah atas. Dagingnya terkena tembus anak panah yang menancap dari tempurung atas kepala. Cukup mengerikan kondisi assassin ini.

Selang beberapa saat setelah kena tusukan anak panah, anak panah proyeksi menguap. Anak panahnya menjadi api merah kekuningan.

"Argh..."

Assassin tewas seketika. Baru saja mengetahui lokasi lawan, ia sudah tewas tanpa sempat melawan balik. Kelas magic archer yang sudah profesional, memang mengerikan.

"Huhu ... tak sia-sia aku memberi tugasnya padamu adik kecil. Aku sudah tahu bahwa kamu pemanah paling profesional di kerajaan ini. Bagaimana aku tahu? Tentu karena aku memiliki buku ini. Adikku...."

Starla meniru nada bicara kakak pertamanya. Juga meniru gestur dengan olok-olokan yang sungguh menjengkelkan. Diakhir dengan tertawa terpingkal-pingkal.

"Ohohohoho."

Setelah tawa itu, empat assassin berdatangan dibawah. Melihat temannya sudah dikalahkan, lalu geram. Tanpa pikir panjang lagi, mereka bergerak menyerang.

"Itu dia!"

Starla langsung berlari, melompat dari genteng ke genteng dengan kekuatan asap. Asap mendorong tubuhnya, melesat cepat, fleksibel.

Terus mengejar.

Lagi-lagi assassin kehilangan jejak pemanah.

Bukan karena assassin itu lemah terhadap archer. Tetapi yang jadi archer, level job skill nya sudah terlampau profesional. Sementara para assassin hanyalah bawahan.

Apabila assassin kelas atas, maka ceritanya lain.

Pemanah kelas atas, dengan segala penguasaan trik cerdik ala archer. Cukup mudah mengelabui assassin kelas bawahan. Setidaknya mereka bukan trainee assassin tapi sudah mencapai army creed of assassin guild. Tinggal menunggu waktu sampai mereka diratakan seorang magic archer kelas profesional.

Dua orang berdiri diatas genteng, mengintai keberadaan archer yang mereka buru. Justru mereka yang sedang diburu archer profesional.

Terdengar suara genteng pecah karena diinjak. Lalu menyeringai karena tahu keberadaan lawan. Mereka pikir itu kegagalan dalam mengendap-endap. Tetapi mereka salah. Situasi sungguh tak terduga.

Baru balik badan. Starla melesat dengan flyng magic yang diperkuat tenaga asap. Di kedua tangan Starla, pedang dipegang erat. Itu pedang panjang untuk dua tangan. Starla menggunakan pedang dua tangan seolah seperti pedang satu tangan.

Sangat cepat manuvernya.

Baru balik badan, baru menyadari, perut mereka ditebas. Memegangi perutnya, agar isinya tidak keluar. Jelas, tebasan nya begitu dalam dan begitu kuat. Dua assassin terjatuh. Masing-masing ditebas perutnya.

"Apapun yang aku tiru, jadi lebih ringan dari bentuk aslinya," ucap Starla. Melenyapkan senjata ilusi.

Lima assassin mencegatnya.

"Apa kalian yang terakhir?" Tanya Starla.

Satu assassin mengangguk sambil menyeringai.

Starla pun memproyeksikan busur panah yang efektif untuk serangan menengah atau jarak dekat. Starla memproyeksikan satu lusin anak panah. Menembakan secara acak lusinan anak panah, tak hanya satu kali. Terus menembak tanpa henti.

Hingga tersisa dia assassin. Starla memproyeksikan belati ganda lalu berlari kearah assassin. Ia sudah mendekat. Starla melempar belati kembarnya kearah satu assassin.

Satu assassin tertusuk dua belati. Assassin melaju kearah Starla yang tanpa senjata. Assassin menikam belatinya kearah Starla.

"Fire bolt!"

Rentetan baut api melesat, assassin terhempas kebelakang. Tubuhnya seperti terkena proyektil senjata api.

"Oh astaga, ternyata tentara dari serikat assassin dibuat rata begini. Padahal yang dihadapi hanya satu anak kecil."

Tau-tau seorang wanita berbicara dibelakang Starla.

"Siapa yang--" Starla menoleh kearah belakang.

Yang dilihatnya adalah assassin profesional.

Seorang wanita berambut cokelat dengan gaya kepang Perancis. Ia memakai gaun assassin berwarna putih dengan jubah terbuka.

Mengeluarkan Kukri dikedua tangannya.

"Aku bukan anak kecil!" Starla memproyeksikan belati kembar.

"Oh, jadi kamu build dual dagger." Assassin wanita memasang posisi siaga.

"Kenapa kamu macam-macam denganku!" Omel Starla.

"Kamu membunuh rekan kami. Makanya kami harus membalas," balas assassin wanita.

"Ngomong-ngomong, tadi kalian berkelompok?" Tanya Starla.

"Well, dia beda kepentingan dengan kami. Tapi flare nya membuat kami datang karena kami ingin menolong sesama assassin. Di guild assassin, memiliki ikatan seperti ini. Namaku Yelena." Assassin menjelaskan.

"Lalu, ada berapa banyak assassin dikota ini?" Tanya Starla.

"Ada banyak. Mereka tersebar dimana-mana. Ada yang menjadi informan, ada yang jadi backup."

"Aku hanya menjalankan tugasku," kata Starla.

"Dari siapa tidak penting. Karena diriku sedang tidak bekerja untuk klien yang jadi lawan klien mu itu. Tapi kamu cukup membayar ku, sehingga aku mengabaikan aturan serikat assassin," ujar Yelena.

"Tidak akan!"

Starla menyerang, Yelena langsung berlari kearah Starla.

"Kalau begitu, rasakan akibatnya!" Yelena mengayunkan Kukri kepada Starla. Belati diayunkan, intens.

Kendati serangan dapat Starla mentahkan, ia terus menyerang.

Agility Starla sangat tinggi, mereka sangat imbang. Adu serang dengan tempo yang tinggi.

Suara benturan bilah belati kian nyaring berbunyi.

Bilah beradu, saling tolak terjadi ketika dua bilah bertemu. Dorong mendorong. Starla mendorong sekuatnya. Sling terhentak, belati berayun ketitik mati.

"Argh...." Starla kian buas.

Fire pillar !!

Starla membuat tornado api didepannya. Sihir ini umumnya sebagai pertahanan, tapi bisa digunakan untuk crowd control. Tornado api juga memberikan kerusakan ringan pada lawan.

Yelena terhempas kebelakang. Terkena efek knock back sihir tornado api. Starla merencanakan combo ini. Sesaat setelah Starla menyulap tornado api, ia segera melesat kearah belakang Yelena.

Starla pun menggunakan kekuatan asap tuk memperkuat tendangan. Yelena terhempas ke depan. Starla belum berhenti sampai disini.

Fire wall !!

Menyulap dinding api didepan lawannya. Dinding api memiliki dampak knock back. Yelena pun terhempas lagi kebelakang. Dari belakangnya Starla menembakan lusinan anak panah proyeksi.

Yelena masih sanggup tuk bangkit, dengan memuntahkan darah.

"Tidak aku kusangka akan bertemu archer profesional. Sesulit inikah sekelas archer profesional. Diriku sudah membunuh banyak archer. Sayangnya mereka tidak sekuat dirimu. Bocah kecil," ucap Yelena.

Datang dua temannya.

"Ya ampun, ya ampun, Seorang assassin senior bisa dibeginikan."

Seorang membopong Yelena yang kondisinya telah luka-luka.

"Hadapi dia--" Yelena terbatuk lagi.

Satu orang membopong Yelena lainnya melawan Starla.

"Cari mati!" Starla memasang posisi siaga menyerang.

"Sekarang hadapilah kekuatanku. Sebagai assassin senior, aku cukup mudah membunuh kelas archer!"

Saling menantang, Starla melesat mengincar lawannya.

Ditangkis belati. Lawannya juga pengguna belati ganda.

Lawan lompat jauh kebelakang.

Lingkaran sihir muncul, ia segera memperbanyak dirinya. Sekarang assassin itu berjumlah puluhan.

"Berapapun akan aku hadapi!"

Starla membidik dengan panah proyeksi. Melesatkan lusinan anak panah secara bertubi-tubi. Tetapi mereka terlalu banyak, banyak bayangan assassin mencapai titik berdiri Starla. Starla pun segera memproyeksikan belati kembar.

Secara bersamaan banyak pedang memproyeksikan. Di atas, dengan ketinggian lima meter di atas titik Starla berdiri. Melompat jauh dan cepat. Masing-masing ilusi assassin memiliki kecepatan diatas assassin kelas creed, dengan jumlah banyak.

Starla melakukan gerakan tebasan memutar 360 derajat. Menangkis beberapa belati lawan sekaligus.

Menebas beberapa kali setelah ia menangkis banyak serangan.

Tau-tau puluhan pedang proyeksi meluncur deras kebawah, seolah digerakan oleh telekinesis. Pedang digerakan dengan kekuatan sihir proyeksi api bintang, bukannya telekinesis. Menancap ditenteng.

Para assassin itu tewas tertusuk pedang proyeksi.

Setelah semua pedang proyeksi diluncurkan, ilusi assassin tersisa sedikit. Itu dengan mudah dihabisi Starla memakai mele atack.

Assassin terakhir yang tersisa merupakan sosok yang asli.

"Aku telah menghabisi seluruh bayanganmu!" Starla menodong busur panah proyeksi.

"Baiklah, aku pergi!" Assassin itu melarikan diri.

Starla tersenyum bangga.

"Dengan ini, tugasku selesai kakak."

"Tugas apa dik Starla?"

"Eh?"

Starla menoleh kebelakang, tau-tau sudah ada sosok kembarannya.

"Apa maksud dari tugasku sudah selesai?"

Kini dua orang dengan tampilan serupa berhadapan. Hanya saja, Starla memakai gaun archer yang berwarna merah sementara itu Satella memakai gaun penyihir berwarna hitam. Starla terdiam.

"Anu kakak." Starla kesulitan mencari-cari alasan.

"Ah, kakak lagi apa disini?" Tanya Starla.

"Jangan alihkan pembicaraan! Aku yang bertanya! Lagi apa kamu ada disini?" Tanya Satella.

"Aku, lagi jalan-jalan," kata Starla.

"Lantas kenapa kamu ada diatas genteng?" Satella memarahi adik kembarnya.

"Kakak juga, kenapa bisa sampai berada disini?" Tanya Starla.

"Apa katamu, kenapa skill sense mu gagal membaca aura keberadaan ku kan! Wujud transfurasi ku memiliki banyak keunggulan. Tidak seperti murid yang asal berbuah jadi wujud samaran, tapi juga berbekal aneka keterampilan pasive," ujar Satella.

"Jadi wujud merpati hitam kakak, memiliki aura penyembunyian ya." Starla menunduk, resah.

"Hu ... hu...." Starla merengek dan memainkan rasa kasihan kakak kembarnya.

"Maafkan Starla kak." Starla pun berakting.

"Yasudah, aku pergi." Satella pergi memakai wujud transfigurasi.

Starla pun memakai flyng skill, kembali ke mansion keluarga.

Di dalam kerajaan Vilenchia, ada beberapa akademi sihir. Setiap akademi memiliki kelebihan yang tidak terdapat di akademi lain.

Akademi Griffin Quen, memiliki pelatihan pemeliharaan Griffin. Karena kelas penunggang Griffin dimonopoli kementrian sihir, pelatihan penunggang di akademi tidak diperbolehkan. Kelebihan akademi yang berikutnya adalah pengajaran transfurasi. Muridnya mempelajari keterampilan pasive tambahan yang membuat wujud transfigurasi lebih efektif lagi.

***

Perspektif kembali pada Nirvana. Sehari setelah kejadian ini, Nirvana bertemu dengan Isabel di ruangan guru pertahanan terhadap ilmu hitam. Orang yang sebenarnya itu Edmond, kini Isabel menyangka sebagai Nirvana. Entah apa yang direncanakan Duke Pegasus itu.

"Kakak kan orangnya?" Isabel bertanya.

"...." Nirvana masih diam.

"Isabel adalah murid private ku dalam teknik navigasi sihir. Walau bakatnya itu bukan di bidang ilmu navigasi, tetapi keahlian navigasi Isabel lumayan juga," ucap Violetta.

"Aku pergi dulu."

Nirvana meninggalkan ruangan.

~Bersambung~