Chereads / Justice sword (Revisi) / Chapter 44 - Tutorial spirit control

Chapter 44 - Tutorial spirit control

Malam berikutnya Nirvana ada di training ground yang gelap. Ada Violetta memandu lagi proses latihan. Lapangan sangat gelap, diterangi ratusan cahaya lilin. Ada lilin yang melayang diatas piring kecil, ada cahaya didalam labu Halloween. Lentera cahaya dalam labu hanya ada sedikit saja.

"Sekarang belum Halloween kan?" Tanya Nirvana.

"Bukan, ini hanya alat penerangan saja kok," balas Violetta.

Satu crifter mekanis diaktifkan. Crifter mekanis yaitu boneka kayu yang bisa bergerak. Jaraknya tak terlalu jauh dari Nirvana berdiri.

"Dengan kata lain, Ini alat untuk latihan menembak target bergerak!" Violetta memandu.

Sejauh ini crifter mekanis yang diaktifkan hanya satu.

"Summon lah spirit mu!" Violetta memandu.

Nirvana pun melakukan sumoned spirit. Casper yang semula berada didalam kristal, terpanggil keluar.

"Yo, rekan." Casper menyapa.

"Kamu bisa memerintahkan spirit untuk melemparkan sihir alami bawaannya. Kamu bicarakan pada partner spirit mu!" Violetta bicara pada Nirvana, diakhir kalimat ia menatap pada Casper.

Ditatap seperti itu, Casper segera mengerti.

"Aku memiliki beberapa skill aktif. Maksudnya beberapa itu, sedikit sekali keterampilan mantra," ujar Casper.

Casper berwujud perak abu-abu. Memiliki kaki astral manusia yang disebut daging roh. Namun ketika ingin bergerak cepat, kakinya itu berubah menjadi ekor ektoplasma. Saat kakinya berubah bentuk jadi ektoplasma, Casper bisa terbang tinggi juga melesat dengan cepat.

"Aku memiliki skill pukulan yang mengandung energi sihir." Casper mengangkat tangan untuk gestur menjelaskan.

"Sonic punch!" Casper memukul udara.

Violetta mendekati Nirvana, lalu menaruh tangan dikedua pundak Nirvana sambil tersenyum tipis.

"Keterampilan itu! Tambah mirip sama karakter kartun hantu yang kamu favorit kan, bukan." Violetta tersenyum penuh arti.

"Kalau dipikir-pikir, namanya kok begitu mirip yah. Bukan mirip lagi sih. Pertama, nama kebetulan sama. Kedua, wujudnya beda, tapi juga hampir mirip. Siapa sangka hantu disini warnanya perak agak sedikit abu-abu seperti di film kartun itu." Nirvana menanggapi.

Violetta melepas sentuhan pada Nirvana. Bergerak mundur kala memberikan Casper kesempatan untuk melanjutkan.

"Aku lihat Casper dapat meninju manusia, walau dia hantu. Aku menonton acara itu sejak kecil." Nirvana menutup pembahasan tentang saluran kartun.

"Oke lanjut," seru Violetta.

"Sebagai hantu, aku juga mampu menghisap mana mahluk hidup." Casper merentangkan tangannya kedepan seolah sedang menyihir kendati tak muncul animasi sihir apapun. Lalu ekspresi nya segera berubah jadi sedikit murung.

"Tapi daya hisapnya sangat rendah loh." Casper pun menunduk dengan ekor ektoplasma melayang diudara. Perlahan turun, hingga semakin rendah dan berubah kembali jadi bentuk kaki daging roh.

"Aku juga dapat menembakkan mantra element hantu! Element netral Maksudku. Serangan ini memberi efek knock back loh." Kemudian Casper menembakan mantra cahaya putih semu. Lalu boneka kayu yang bergerak pun terhempas sedikit jauh.

"Karena aku hantu, aku dapat menjadi matamu partner. Yaitu dengan menyelinap kedalam markas musuh-musuh mu. Karena aku sejatinya hantu, invicible bukan sebuah skill, tapi fenomena asli untukku. Kamu bisa melihat aku, karena aku memang sengaja menampakkan diriku. Kalau manusia itu sejatinya nampak, lalu memakai keahlian invicible. Kami hantu, sejatinya invicible lalu memakai keahlian mewujudkan bentuk.

"Kalau manusia memakai mana untuk menghilang, maka hantu memakai mana untuk nampak!"

Casper menjelaskan panjang. Sementara itu Violetta bergurau dengan nada datarnya.

"Ya pemirsa, jadi disini ada penampakan! Apakah kamera bisa melihat penampakan atau hasilnya tidak terliput? Dan biasanya kamera hanya menangkap sepuluh persen wujud astral hantu," ujar Violetta, hendak bergurau.

"Serius deh. Kamu sangat mirip pembawa acara dunia lain itu." Nirvana terkekeh.

"Serius partner! Perhatikan aku!" Casper memberi protes. Violetta berdeham, lalu ia menunjukkan gestur merasa bersalah.

"Aku juga bisa melakukan mantra provoke untuk memancing lawan kearah ku! Dengan kata lain, aku sebagai umpan. Ini bukan seperti diriku lagi ngatain orang, karena Casper gak jago ngatain dan gak seneng ngatain tau. Provoke yang Casper maksud adalah mantra loh."

Nirvana dan Violetta menyimak sangat tenang.

Casper tersenyum lebar karena diperhatikan saat menjelaskan.

"Sekarang aku akan menjelaskan mode pasive!" Casper mengangkat tangannya.

"Silahkan," balas Violetta.

"Dalam mode pasive aku punya kemampuan ledakan ektoplasma! Ledakan ektoplasma membuat movement speed dan atack speed kamu lebih cepat, partner," ujar Casper.

"Seperti skill akselerasi?" Tanya Violetta.

"Versi free mana!" Casper dengan bangga.

"Versi tanpa diajari! Jangan lupa tentang itu." Nirvana, sarkastik.

Casper mengacungkan jempol, tersenyum konyol.

"Hanya perasaan ku saja atau-- Aku bisa membuat api jadi warna biru. Sekarang coba dalam mode pasive untuk menembak api," kata Casper.

Nirvana melakukan control spirit agar Casper berada dalam posisi pasive. Dalam posisi pasive, spirit akan merasuki tubuh pengguna, mempersona tubuh user dengan kekuatan milik spirit.

Nirvana di enchant oleh spirit miliknya, yaitu artificial spirit berwujud hantu.

Nirvana menembak pyrokinesis kearah boneka kayu bergerak.

Secara mengejutkan, api dari pyrokinesis yang harusnya merah kekuningan, menjadi api biru.

"Keren!" Nirvana takjub.

"Api biru lebih panas loh. Pastinya lebih ada damage," kata Violetta.

Nirvana menembak pyrokinesis beberapa kali lagi.

"Coba gunakan efek self buff dari ledakan ektoplasma!" Violetta memandu proses tutorial ini.

Nirvana berlari, lajunya seakan hampir menyamai laju manusia super. Gerakan ayunan tangannya juga demikian cepat. Menendang, melompat menjadi dua meter.

"Hebat," seru Nirvana.

Violetta menatap Nirvana, lalu menjelaskan lagi.

"Dalam mode pasive, kamu akan mendapat afinitas yang menyamai spirit mu! Kekuatan, kelemahan. Casper resist terhadap serangan bersifat fisik. strike atack, piercing atack, slash atack. Terhadap empat element dasar masih seperti biasa. Tetapi Casper lemah terhadap serangan white magic. Misalnya mantra Excorcism atau mantra penyegelan," ujar Violetta.

"Kalau tidak salah, aku memiliki spirit lainnya," kata Nirvana.

"Jika kamu memanggil spirit lain, kamu harus menaruh spirit yang sedang aktif kedalam kristal nya!" Violetta memandu.

Nirvana mengembalikan Casper kedalam kristal putih bening.

"Aku memanggilmu! Wahai kau Elemental spirit. Keluarlah...."

"Setan salju!"

Keluar sosok humanoid setengah astral.

Evil Frost.

Yang muncul adalah sosok astral berwujud dasar es. Tubuhnya itu mayoritas kristal es abadi, yang takkan pernah mencair. Tubuh atasnya seperti postur manusia, wujudnya tanpa kaki. Kepalanya berbentuk segitiga, agak seperti wajahnya manusia walau tingkat kemiripannya sangat sedikit.

"Setan salju," seru Nirvana.

"Jadi kamu orangnya. Orang yang tuanku percayai. Kamu pastinya bernama Nirvana kan, wahai manusia," balas Evil Frost.

"Sepertinya ini, binatang sihir yang telah diubah menjadi spirit deh," ucap Violetta, memberi tebakan.

"Apakah kamu mau bertarung bersama aku?" Tanya Nirvana.

"Ya," balas setan salju.

"Sebutkan keterampilan milikmu!" Perintah Nirvana.

"Aku memiliki mantra pembeku, mantra proyektil es, mantra ice absorption yang memunculkan lubang penghisap es. Dalam mode pasive, aku meningkatkan afinitas element ice pengguna ke tingkatan diatas sepuluh. Pengguna kebal terhadap pembekuan." Setan salju menjelaskan.

Tapi kelemahannya, setan salju sangatlah rentan terhadap element api.

"Tunjukkan mantra pembekuan!" Perintah Nirvana.

Setan salju melempar pusaran bola salju. Dikala menabrak boneka kayu, kristal es pun membekukan boneka kayu dalam sekejap. Boneka kayu terkurung didalam kristal es pembekuan.

"Lempar proyektil salju!"

Setan salju melempar bongkah es sebesar batu karang. Menabrak boneka kayu, lalu mengakibatkan satu ledakan kecil dengan elemen es. Boneka kayu nyaris hancur.

***************

Ruang rawat sekolah.

Nirvana menjenguk Anna, dihari ketiga Anna dirawat. Kali ini Anna sudah terbangun walau masih kurang bertenaga. Duduk menyender di ranjang. Hari telah siang, sekarang jam istirahat bagi para pelajar.

"Ternyata jadinya begini kak. Anna gagal membela diri kak. Anna lemah yah." Anna menunduk, murung.

"Kamu sudah menjalankan tugas sebagai prefek sekolah dengan baik. Kamu sudah belajar menjawab kepercayaan dengan baik." Nirvana menghibur Anna yang murung.

Anna mengukir senyum tipis dibibirnya.

"Anna pengen cepat pulih. Rasanya gak sabar pengen jalankan kegiatan sehari-hari." Anna merasa bosan.

Tidak lama datanglah perawat sekolah. Perawat membawa menu makanan lunak untuk disiapkan kepada Anna. Perawat nya sendiri seorang wanita berambut cokelat dengan pola twin tail. Menaruh nampan dimeja pinggir ranjang.

"Ara.... Ku liat pria sering datang sejak kamu belum siuman. Wahai remaja cantik yang berambut ungu."

Anna pun terkejut atas apa yang perawat nya katakan. Wajah Anna memerah karena malu. Perawat mengolok-olok Anna karenanya.

"Walah, wajahnya merah." Perawat menyindir, tertawa kecil.

"Eh--" Ann mengigit jarinya sambil menunduk malu.

"Aku pergi dulu." Nirvana hendak pamit.

"Sudah mau pergi?" Anna tambah murung.

"Ada beberapa hal yang harus aku kerjakan," balas Nirvana.

Tidak lama kemudian, seseorang datang.

"Hei, penjaga." Seorang menyapa.

"Crist," balas Nirvana.

"Aku juga mau menjenguk teman sekelas ku dong," kata Cristian Hans Andersen.

"Hans Andersen?" Anna memberi seruan.

Siswa berambut biru itu nunjukin wajahnya didepan Anna.

"Kita harus cepat-cepat memanggil familiar loh. Cepat sembuh, nanti kita sama-sama lakukan pemanggilan familiar," kata Hans Andersen.

"Dengar, Anna juga maunya begitu, Hans. MEMANGNYA SIAPA YANG ORANG YANG SENANG SAKIT!" Menjawab sendu, diakhiri nada tinggi.

"Jangan marah." Hans Andersen menunduk, canggung, tak lama cengengesan.

**************

Ruang kebutuhan.

Ruang rahasia adalah tempat yang dimonopoli trio penyihir wanita. Satella bersama dua rekan lainnya. Satella sedang membahas sesuatu.

"Aku sudah bertindak tegas, tapi mengurus orang sebanyak itu sulit sekali loh," keluh Minerva.

"Bagaimana, ibu guru konseling." Violetta mengangkat menatap Isyana.

"Tau ah pusing. Terlalu banyak pelajar tuk diurus. Apalagi murid-murid bandel itu ada banyak loh." Membahasnya bikin Isyana menderita sakit kepala.

"Tapi, jumlah pelanggaran pelajar sudah berkurang semenjak ada ibu guru konseling yang baru ini," ujar Satella.

Violetta tersenyum penuh arti. Ia menyulut tembakau kering dalam sebuah pipa kayu untuk merokok.

"Bau nya gak enak," keluh Satella.

Minerva batuk beberapa saat.

"JANGAN MENGHIRUP TEMBAKAU DISINI!" Minerva mengomel keras.

"Maaf." Violetta menjauh. Sekarang berdiri, membelakangi temannya disaat ingin hisap tembakau.

"Kalau guru konseling nya punya perkataan tajam, mungkin murid akan kapok. Mereka tidak akan coba-coba melanggar peraturan karena kapok masuk ruang guru konseling. Kalian mengerti yang ku maksud?" Violetta menjelaskan opininya.

Satella tersenyum penuh arti.

"Ah, aku mengerti," ucap Satella.

"Ternyata orang toxic yang penakut itu ada gunanya. Tapi aku gak bisa lupain masa-masa aku dikatain oleh orang itu," balas Minerva.

"Eh--" Isyana melongo.

Satella, Violetta dan Minerva pun menoleh kearah Isyana.

"Kamulah orang toxic itu!"

Secara kompak mereka mengatakan itu kearah Isyana.

Isyana tersentak kaget, kemudian sedikit murung dan merasa terhina.

~Bersambung~