Chereads / Justice sword (Revisi) / Chapter 48 - Aku jadi mata mu

Chapter 48 - Aku jadi mata mu

Nirvana makan siang bersama sang owner sekolah. Makan siang sudah berganti ke kafetaria sekolah pada kesempatan kali ini. Remaja rambut ungu memantau dari kejauhan.

"Ternyata aku bukan satu-satunya yang diperlukan baik."

Gadis rambut ungu menekuk raut wajahnya.

Sementara Nirvana sedang diam menyimak Satella.

"Kemarin Stella melakukan aksi pengintaian. Aku menemukan satu desa mencurigakan. Saat aku berniat masuk dengan perwujudan transfigurasi sihir, aku dihambat medan sihir. Jikalau aku coba merusakkan medan sihir penghalang, maka aku bisa ketahuan. Apa pendapatmu?" Satella mencurahkan cerita yang dialaminya kemarin.

"Apa kamu mau aku mencaritahu?" Usul Nirvana.

"Eh, itu, apa kamu yakin? Satu-satunya cara adalah masuk lewat gerbang yang dijaga penjaga. Resikonya gak main-main loh. aku jadi khawatir kalau kamu nekat menyelinap ke sana loh." Satella enggan menatap ketika berbicara. Kala menunggu jawaban, ia meminum lagi tehnya.

"Tidak masalah, jangan khawatir, aku bisa mengatasi ini. Ngomong-ngomong dimana desa mencurigakan itu?" Tanya Nirvana.

"Ah, sebentar!" Satella merogoh kedalam kantung hitam. Mencari sesuatu didalam magic bag nya.

"Ini dia!" Satella pun mengeluarkan selembar peta. Peta skala kecil ini hanya mencakup tiga kota dan beberapa desa.

"Apakah ini peta tingkat provinsi?" Tanya Nirvana.

"Tidak, kerajaan kita tidak seperti kerajaan sebelah yang ada banyak kota. Kota kita tidak ada sistem provinsi. Tapi kita dibagi antara wilayah bagian barat, tengah, timur, utara dan tenggara. Beberapa kota di bagian timur sedang dijajah faksi demi-human." Satella menyanggah Nirvana.

"Tolong ajarkan aku tentang dunia baru ini. Tapi kapan-kapan saja."

"Tentu."

Berdeham, Satella menjelaskan intinya.

"Tanda yang aku silang di peta ini adalah lokasinya!" Satella menunjuk kearah peta dengan jari lentiknya.

"Mengerti," balas Nirvana.

"Susah-susah, makan siang dulu." Satella tersenyum ramah.

***************

Protokol street.

Keluar dari gerbang kastil akademi, berdiri di jalan raya utama Geffenia. Nirvana mencari taxi kereta naga. Seseorang yang invicible muncul tiba-tiba dihadapannya.

"Mau berkendara denganku?"

"Anna?"

Nirvana terkejut, mengapa Anna bisa mengikutinya.

"Aku bilang, mau berkendara denganku?" Tanya Anna.

"Apa kamu tidak ada kelas? Apa kamu membolos?" Nirvana enggan menjawab.

"Sekali-kali." Anna terkekeh.

Nirvana menghela napas.

"Antar aku ke desa yang ada di sini!" Pinta Nirvana memberikan peta kepada Anna.

Kemudian Anna membuka petanya.

"Yang di silang ini kan. Desa Kama, benar kan. Kalau begitu pinjamkan Anna ijin memakai hipogriffin, lagi!" Anna menggulung lembar petanya.

"Ok," jawab Nirvana.

"Dasar stalker!" Gumam Nirvana, dengan nada berbisik.

Anna yang berjalan menuju kearah gerbang, tau-tau terhenti.

"Aku dengar loh." Anna menoleh sambil tersenyum penuh arti.

****************

Desa Kama.

Berada disamping jalan setapak menuju desa misterius. Posisinya sangat jauh dari desa agar tidak dicurigai penjaga. Nirvana ada di hamparan padang rumput.

"Kenapa hipogriffin menjadi tidak tenang? Anna pikir ini hipogriffin dengan tingkat temper yang tenang dan sangat jinak. Apa yang bikin hipogriffin jadi resah?" Anna lagi mengusap bulu, memijit hipogriffin supaya lebih tenang.

Menyimak Anna, Nirvana fokus melakukan sumoned spirit. Lalu muncullah sosok spirit berwujud hantu putih agak abu-abu.

"Casper disini, rekan." Tegur sapa ramah diberikan Casper.

"Bisa kamu mengintai desa disana untuk mendapat informasi?" Tanya Nirvana.

"Tentu, apa itu desa yang tertutup? Aku akan mencari informasi yang banyak," ujar Casper.

Anna menginterupsi.

"Anna baru tahu kalau kakak ini seorang sumoner," seru Anna.

"Summoner?" Nirvana memalingkan pandangannya ke Anna.

"Orang-orang yang memanggil ras spirit tuk membantu mereka bertarung. Mirip beast master yang memanggil binatang sihir untuk bertarung bersama. Seperti alchemist yang memanggil homonculus untuk bertarung bersama mereka. Atau mage yang memanggil peliharaan sihirnya sebagai familiar untuk membantu mereka bertarung. Iya seperti itu," ujar Anna, nada bicaranya sangat tertawa. Bahkan diusianya yang masih menginjak 16 tahun, Anna sudah seperti seorang penasihat.

"Apakah kamu seorang sekretaris? Kemampuan bicaramu seolah kamu bukan remaja berusia enam belas tahun. Kamu terlalu cepat matang, Anna," kata Nirvana.

"Begitu kak." Anna tersipu, wajah Anna terlihat gembira.

"Tapi kak." Anna menginterupsi.

"Kapan-kapan kalau kakak ingin mengintai, Anna punya keahlian mengintai. Kemampuan invisible, aura penyembunyian, kemampuan bersembunyi, mengendap-endap, menguping. Semua Anna bisa kok." Anna memberi protes kecil.

"Aku hantu loh," seru Casper.

"Bukan tadi kamu udah pergi ke sana?" Anna kaget.

"Di sana dipasang medan Sihir yang bikin aku susah lewat. Tapi Casper punya solusi. Aku akan nungguin kereta dagang lewat, Casper akan menyelinap dengan cara sembunyi didalam kereta," kata Casper.

"Jadi kamu akan menunggu kereta dagang lewat?" Tanya Anna. Setelah Casper mengangguk, Anna menoleh kearah Nirvana.

"Apa kakak mau nunggu? Lama loh, baiknya kita pulang. Serahkan saja sepenuhnya pada hantu jelek ini." Anna memberi usulan. Atas ledekan Anna, Casper mengerutkan kening.

"Baiklah, aku tinggal ya Casper!" Nirvana unjuk pamit.

"Baiklah rekan," balas Casper.

Anna mengendarai hipogriffin, kembali ke kastil sekolah.

*****************

Seorang gadis manis berambut hitam lagi melangkah seorang diri. Menoleh kesegala sudut Seolah ia sedang mencari sesuatu. Gadis itu selalu memegang buku besar, sebuah buku yang agak mirip dengan yang Duke Pegasus punya. Apakah masih ada algoritma guide book lainnya? Kalau benar, artinya artefak yang Pegasus punya tidak sebegitu langkanya. Tidak seperti artefak restart milik Satella yang hanya ada satu di dunia ini.

Gadis manis diam, memperhatikan. Gadis tersebut berpapasan dengan Violetta, lalu memperhatikan Violetta dari bawah hingga bagian atas. Memperhatikan amat detail.

"Gaun ungu kehitaman? Rambut panjang, wajah yang suram juga tanpa gairah, apa mungkin itu wajah pemalas pada umumnya yah? Begitu cantik, tapi begitu lesu, minim ekspresi. Apakah ini orangnya?" Gadis itu terus memperhatikan Violetta.

"Permisi profesor--"

"Aku ini guru pertahanan terhadap ilmu Hitam!"

"Anu, guru, profesor--"

"Namaku Violetta Luciana!"

Ekspresi gadis itu menegaskan bahwa ia sudah menemukan apa yang ia cari.

"Namaku, Fiana, panggil saja Fiana." Gadis tersebut memperkenalkan diri

"Ada yang bisa aku bantu?" Tanya Violetta.

"Aku sedang mencari sebuah pekerjaan. Apakah disini ada pekerjaan?" Tanya Fiana.

"Em, sebentar...." Sekilas Violetta seperti memperhatikan Fiana secara detail.

"Nampaknya kamu punya wajah cenderung manis. Apa kamu mau bekerja di bagian administrasi? Gadis dengan wajah manis seperti kamu, cocoknya bekerja di bagian administrasi. Maaf bukannya aku lesbian, habisnya wajahmu beneran manis sih."

"Iya, aku mau, mau sekali."

Tak butuh waktu lama bagi Fiana untuk memutuskan.

Sekilas Violetta diam memperhatikan Fiana seolah hendak menerawang.

"Sepertinya kamu sedang kabur dari rumah yah?" Violetta menggali sedikit ingatan dari lawan bicaranya.

"Itu--"

"Di kastil ini, ada kamar asrama khusus pengajar atau staff. Kalau kamu lagi malas tinggal di rumah, kamu bisa tinggal disini selama kamu bekerja disini kok." Violetta menjelaskan, secara bersamaan Fiana mendapat apa yang sedang ia butuhkan.

"Terimakasih banyak, terimakasih banyak, terimakasih banyak." Fiana memberi gestur riang.

"Ayo, ikut aku menuju ke ruang pemilik sekolah!"

Akhirnya Fiana mengikuti Violetta menuju ruangan milik Satella.

***************

Desa Kama.

Kereta dagang sedang diperiksa di gerbang depan. Yang jadi penjaga disana adalah lima orang kesatria berzirah. Dua penjaga gerbang saja sudah terlalu banyak daripada kru penjaga di desa biasa. Empat orang penjaga memeriksa muatan, satu lainnya berdiri menjadi palang di gerbang selagi muatan diperiksa.

Ini adalah konvoi yang berjumlah empat kereta dagang.

Umumnya desa hanya dijaga oleh pasukan kelas milisi yang bukan lulusan resmi akademi militer asli kerajaan. Mereka dilatih secara amatir di desa oleh instruktur asli lulusan akademi militer. Penjaga tingkat desa adalah milisi amatir dengan senjata tombak dan perisai kayu tanpa zirah.

Selain lima penjaga kesatria zirah berjaga di gerbang utama, belasan kesatria berjaga di dinding kayu. Sementara di dalam ada puluhan, sepertinya diatas seratus kesatria berzirah yang berjaga. Ini terlalu mahal untuk keamanan satu desa, sangat mencurigakan.

Kereta yang memuat barang pun dipersilahkan masuk.

Sosok manusia putih agak sedikit abu-abu turun dari salah satu gerbong. Nyaris tak terlihat, malah orang yang menatap kearahnya takkan mungkin melihat wujudnya.

Bergerak, melesat, kakinya adalah ekor ektoplasma.

"Seperti ada udara dingin yang bertiup melewati ku?"

"Panas terik gini ada udara dingin? Kamu pasti berimajinasi. Ku yakin."

"Mungkin fatamorgana."

Dua penjaga berbicara setelah satu diantaranya merasakan sensasi dari hantu lewat. Kalau ini malam hari, sudah pasti api obor akan berubah menjadi warna biru. Tapi mereka, orang awam dikalangan ahli sihir takkan menyadari gejala tersebut.

Casper berkeliaran dalam wujud astral nya.

"Sejauh ini belum ada informasi. Tetapi jumlah penjaganya terlalu banyak untuk ukuran satu desa. Kurasa ini poin yang patut untuk dicurigai. Semasa aku hidup, desa manapun pasti tidak memiliki penjaga sebanyak ini. Kru penjaga desa mana ada yang dilengkapi dengan zirah besi yang mahal ini?"

Casper masih berkeliling dengan wujud buntut ektoplasma, melesat, melayang diudara.

"Bagaimana kalau aku mulai dari balai kota!"

Casper memutuskan melakukan investigasi di balai kota.

Cukup banyak lahan terbuka yang digunakan untuk menumpuk kayu gelondongan. Cukup banyak kebun buah didalam dinding kayu. Walau beberapa perkebunan ada diluar dinding. Sepertinya lebih banyak barang yang dibawa kedalam desa daripada dijual keluar. Lantas jika terlalu sedikit menjual komoditas, darimana sumber pemasukan desa?

Apakah desa ini dihuni organisasi gelap? Ataukah sarang para bandit? Mungkin jawabannya tergantung pada hasil investigasi Casper.

~Bersambung~