Ini adalah spesial chapter. Part ini mencapai 3500 kata.
__________________________________________________
Sebagai kesatria profesional yang terlatih, Silvia mampu mengambil senjatanya yang terlepas dengan cepat. Saling berhadapan dengan kesatria iblis, saling menebas lalu kedua bilah itu saling bertubrukan.
Benturan keras, menghasilkan percikan api. Saat Silvia bersiap mengayunkan kembali, hampir menebas leher war devil. Tetapi terkena tendangan dibagian perut, terhempas menabrak dinding.
"Uhuk-uhuk."
Silvia terbatuk, kesakitan.
Kesatria iblis segera mengambil ancang-ancang. Lawan akan memenggal leher Silvia yang masih tergeletak duduk menyender di dinding.
Nirvana berlari kearah war devil, melakukan tebasan horizontal. Menebas perut kanan war devil. Terkena weak point, war devil terkena efek stun sedetik. Sebuah tusukan menyusul kala war devil masih tersentak karena kena weak.
"Kamu menyelamatkan aku lagi," ucap Silvia.
Kapak perang nya terjatuh. Sosok kesatria iblis tergeletak ke lantai setelah dikalahkan. Silvia segera berdiri, mengambil pedangnya.
Berseker selalu memakai heavy weapon. Kesatria dengan kelas saber tidak akan mampu memakai senjata berat berseker. Uniknya berseker mampu mengayunkan senjata seberat itu, seolah-olah itu hanya senjata satu tangan yang sangat ringan.
"Siapa yang tahu, mungkin saja ia masih hidup!" Dengan kekesalan, Silvia menebas mayat war devil bertubi-tubi dengan pedangnya.
"Mereka begitu kuat ketika terjadi bulan darah," ucap Gandalf.
Violetta kembali menavigasi yang lainnya. Mereka bergerak menuju posisi Satella.
******************
Landasan airship.
Sekumpulan mage tiba di landasan airship, bagian belakang kastil. Ini masih area yang dikelilingi dinding pertahanan. Mereka dikejutkan dengan satu entitas menyeramkan.
Adalah demon witch dengan wujud curse mode.
Yang ini memiliki bentuk cursed mode sosok penunggang kuda berzirah berat. Menaiki kuda iblis bicorn. Bicorn hanya bisa dinaiki penunggang ras iblis. Sementara penunggang dapat menaiki bicorn hanya dalam curse mode nya saja.
Lempengan zirah hitam milik sang penunggang, adalah bagian sisik curse mode nya. Itu bagian tubuh yang muncul saat mengaktifkan kekuatan curse mode. Sejatinya, demon witch adalah manusia yang diberikan fragmen kekuatan oleh Diablo. Mereka ada dua belas.
Kulit hitam diwajahnya, separuh tertutup topeng. Disekelilingnya terdapat dua puluh kesatria iblis. Seorang war devil saja sulit untuk dikalahkan, bagaimana dua puluh ditambah satu demon witch.
Sementara kumpulan mage yang melarikan diri menuju landasan berjumlah tujuh puluh. Para mage memutuskan melawan. Sebagian besar adalah caster, dengan sedikit close combat mage di kubu sekutu.
Mage yang memakai senjata jarak dekat ada enam belas orang. Caster mulai melepaskan mantra yang berbeda-beda. Mantra api melesat secara bersamaan. Menghasilkan ledakan rendah. Mage dengan spesialisasi angin melepas mantra berbentuk peluru angin cembung. Tau-tau sekumpulan binatang iblis berwujud anjing berekor dua dan Imp bermunculan mengepung mereka dari berbagai arah. Jadi war devil hanya sebagai tank saja.
Demon witch dengan curse mode berwujud penunggang berisik lempeng zirah hitam pun memacu kuda iblis nya. Bicorn merupakan kuda berkulit hitam legam, dengan tapak kaki mereka sangat besar. Selain itu bicorn punya dua tanduk yang ujungnya mengarah kedepan.
Bicorn melaju ke barisan ahli sihir yang diserbu ratusan binatang sihir tanpa ampun. Beberapa dicabik, digigit, diterkam anjing hitam yang melompat kearah mereka. Caster sekutu ditebas oleh kapak perang dibagian leher, lainya diperut.
Kondisinya tidak menguntungkan. Semua yang ada disana dipastikan tewas. Dengan ini banyak darah tumpah di kementerian sihir ini.
*****************
Gerbang depan.
Tiga penjaga dipintu gerbang telah dipenggal. penjaga dinding yang bersenjata crossbow dan tombak sudah tewas jauh sebelum ini. Ada dua ratus orang yang melarikan dirinya ke gerbang depan. Akses menuju gerbang depan juga telah diblokir oleh antek-antek Diablo.
Ada tiga puluh war devil dengan kapak perangnya.
Demon witch yang ada di gerbang depan memiliki wujud curse mode tersendiri. Parahnya lagi, disini ada dua demon witch sekaligus. Wujud curse mode nya adalah kesatria berzirah hitam. Lempeng hitam di zirah nya merupakan bagian dari curse mode. Dengan kata lain itu cangkang kulit mereka. Yang satu memiliki lempengan payudara di zirah nya, menegaskan itu kesatria wanita. Sementara yang satunya kesatria laki-laki.
Kesatria wanita memiliki tubuh setinggi 2,6 meter. Perempuan ras manapun tidak mungkin memiliki perawakan sebesar itu. Tentu bisa, karena ini adalah curse mode yang merubah manusia ke wujud ras demon. Senjatanya adalah pedang satu tangan. Tangan kiri memegang sebuah kipas, mungkin senjata sihir.
Kesatria pria memiliki tinggi 2,2 meter. Menggunakan pedang dua tangan. Kedua demon witch yang berwujud dead knight punya zirah dengan ketebalan luar biasa. Apa sekumpulan mage ini mampu tuk menembus ketebalan zirah itu?
Kelompok mage melancarkan serangan. Binatang sihir kali ini berwujud burung purba. Mereka burung predator dengan paruh menyerupai bangau tapi ini lebih lancip. Tinggi tubuh burung iblis sekitar satu setengah meter.
Dua demon witch langsung masuk kedalam barisan mage kementerian sihir. Melakukan tebasan fatal dan menumpahkan banyak darah dari kumpulan ahli sihir terbaik ini.
****************
Lorong kastil.
Perspektif kembali pada Nirvana. Berlari dilorong, baru setengah perjalanan, didepan ada tiga war devil. Nirvana dan Silvia spontan menoleh kebelakang karena mulai berfikir untuk putar balik. Tetapi sekumpulan binatang iblis muncul dibelakang mereka.
Tujuh anjing hitam berekor dua beserta enam belas imp.
Imp adalah demon kelas minor bersenjata tombak trisula yang pendek. Tinggi imp tidak lebih daripada manusia dewasa. Imp berlari merangkak.
"Bagaimana ini?" Silvia resah.
"Lawan!" Nirvana pun memasang posisi bertahan.
"Satu war devil saja sulit, ini tiga. Sekumpulan bintang iblis itu juga meresahkan loh," keluh Silvia.
Memang meresahkan, tapi tidak dengan Violetta. Hanya Violetta seorang, yang paling tenang.
"Sekarang saatnya aku tunjukan kebolehan magic crest Lucia. Crest miliku kebanyakan adalah sihir support." Violetta mengangkat tangan dan memamerkan lambang sihir pada punggung tangan kanannya. Ada lambang sihir yang bercahaya.
Saat lambang sihir dipunggung tangannya menyala, sihir yang tersimpan di dalam crest akan ia digunakan.
"Striking!"
"Sekarang serangan kalian cukup untuk merusak tembok. Serang sekarang!" Violetta memberi buff.
"Berikan enchant white magic!"
"Siap!"
Setelah meminta support kepada fragmen roh pedang, Nirvana pun berlari kearah war devil. Silvia gemetaran menghadapi lawannya.
Silvia mengeluarkan botol potion disaku nya. Botol potion berwarna merah darah adalah berserk potion. Item konsumsi untuk kelas berseker. Akan mengaktifkan mode madness enchantmen.
Silvia meneguknya. Efeknya amat instan. Tau-tau pada kulitnya nampak jaringan pembuluh darah warna merah terang, agak sedikit kuning tembaga. Dua warna itulah yang berganti tiap beberapa detik. Seperti merah api membakar besi. Inilah pembuluh darah khas bagi para berseker.
"RASAKAN BAJINGAN!" Silvia pun menjadi pribadi pengamuk.
Silvia berlari menuju kumpulan binatang iblis. Silvia menebas mereka secara brutal dan membabi-buta. Ayunan pedangnya terlampau berlebihan sampai menghantam dinding. Dinding berlubang dan hampir runtuh. Selain efek dari madness enchantmen, ada buff pemberian Violetta juga. Anjing hitam dan Imp bersenjata trisula kecil habis dibantai oleh sang berseker.
"KALIAN HAMA MENYUSAHKAN!"
"Kubunuh, kubunuh, kubunuh!"
Suara amukan Silvia diucapkan secara tidak sadar. Berada didalam mode mengamuk penuh. Kekuatan fisiknya jauh meningkat menjadi diluar nalar. Menebas, memutilasi binatang iblis dihadapannya.
Dalam kondisi biasa, Silvia tidak terlalu kuat untuk ukuran kepala kesatria. Akan tetapi dalam mode mengamuk, Silvia sangatlah kuat.
"MATILAH KALIAN!"
"DASAR KALIAN MAHLUK BERBENTUK TIDAK JELAS!"
"KALIAN SAMA MENYEBALKAN SEPERTI ORANG YANG HANYA MEMANDANG WUJUD KULITNYA SAJA!"
Mode madness enchantmen nya semakin tak terkendali. Setidaknya kesatria biasa dapat kewalahan jika berhadapan dengan tiga binatang iblis sekaligus. Terlebih di realitas marmer bulan darah. Tidak memungkinkan melawan empat sekaligus, atau bisa kalah kemudian tewas. Tidak untuk seorang Silvia dengan mode madness enchantmen nya.
Puluhan binatang iblis, anjing hitam, imp, semua dilibasnya.
Namun dalam mode mengamuk, pikirannya rendah tapi kecerdasannya masih memiliki tujuan. Mind less dalam kepalanya bertujuan untuk menyelamatkan Satella.
Nirvana dan Violetta berlari kearah kesatria iblis.
Merunduk untuk mengelak dari tebasan kapak perang. Nirvana melakukan satu tebasan sebagai counter attack. Serangan berbasis white magic menumbangkan satu kesatria iblis dengan cepat. Dengan cepat Nirvana menyulap safety wall kala kedua war devil mengincarnya.
Dua tebasan kapak perang jelas membuat pelindung rusak parah. Violetta ada disisi Nirvana, ikut berdiri didalam safety wall nya.
Pedang mulai terisi energi magis kembali. Cahaya keemasan mulai menyelimuti pedang.
Setelah tujuh pukulan, barrier nya pecah.
Violetta membentuk perisai yang berbasis white magic. Lingkaran horizontal transparan merupakan perisai mistik milik Violetta. Itu sukses menahan ayunan kapak. Bentuknya seperti perisai kaca.
Sementara Nirvana melakukan tangkisan pedang. Memakai sihir berbasis tenaga pysche, Violetta menghempaskan war devil hingga membentur dinding. Lalu Violetta memakai telekinesis agar kapak perang lawannya tidak bergerak.
Dengan ini Nirvana lebih mudah dalam menyerang. Nirvana segera menusuk pedang yang diselimuti white magic kearah war devil.
Kini tinggal satu. Violetta bersama Nirvana mengeroyok satu kesatria iblis, itu sukses dikalahkan dengan lebih mudah.
Selesai membantai binatang iblis, Silvia berlari mendahului Nirvana dan Violetta.
"Mau kemana dia?" Tanya Nirvana.
"Dia dalam pengaruh madness enchantmen. Motivasinya adalah mencari Satella," balas Violetta.
"Apakah dia menuju kearah yang benar?" Tanya Nirvana.
Nirvana dan Violetta bergegas.
*****************
Pertigaan lorong.
Selepas dari pertigaan lorong, pada akhirnya mereka pun tiba di lokasi Satella. Lorong yang menuju lokasi mereka, dipenuhi dengan udara pembekuan. Dinding atau es nya mengkristal seperti didalam ruang pendingin daging.
Seorang demon witch dalam mode curse mode sedang berhadapan dengan Satella. Demon witch lagi menyemburkan udara pembekuan, sementara Satella menetralisir.
"Apakah itu kalian?"
Satella menghubungi memalui telepati.
"Iya," balas Violetta.
"Aku tidak bisa menghisap udara dingin pembekuan terus menerus loh! Lama-lama hole nya akan meledak, mengeluarkan udara dingin yang sejak tadi ku hisap. Kalian, tolong lakukan sesuatu! Kalau frost hole sampai meledak, bangunan kastil bakalan runtuh karena efek ledak!"
"Maksudmu, bom nitrogen?"
"Apapun itu, lakukan sesuatu. Kemudian, tolong jangan mati!"
Setelah terpisah beberapa saat, Nirvana melakukan interaksi lagi dengan Satella. Tapi membahas situasi yang merepotkan. Udara pembekuan, persis seperti mantra dalam magic crest milik Satella.
Yaitu misty frost.
Silvia yang masih dalam pengaruh madness enchantmen, terus lari menuju Satella. Silvia menerobos udara pembekuan. Lalu tubuhnya membeku menjadi patung es.
Selain Silvia, disana ada beberapa orang yang membeku. Ada juga patung es yang terlanjur pecah karena terlalu lama dibekukan.
"APA YANG KAMU LAKUKAN!"
Satella pun histeris melihat Silvia menerobos udara pembekuannya.
Awalnya mode madness enchantmen membuatnya seperti kebal akan udara pembekuan. Ketahanannya terhadap suhu dingin ekstrem ini, sungguh diluar nalar. Namun ketika beberapa langkah sebelum dapat menebas demon witch, Silvia kena dampak pembekuan.
"Cepat lakukan sesuatu terhadap demon witch ini! Kalahkan lah dengan segera, atau Silvia tak selamat tau!" Perintah Satella.
"Bicara sih gampang. Boss ini akan membekukan ku bila aku nekat mendekat," balas Nirvana.
"POKOKNYA LAKUKAN SESUATU!"
Satella memberi desakan. Nirvana berfikir dengan keras.
Lalu Nirvana teringat sesuatu.
Merogoh kedalam sakunya, mendapatkan sebuah kristal. Nirvana menggenggam erat kristal sebagai wadah elemental spirit.
"Keluarlah!"
"Aku memanggilmu!"
Tiba-tiba lingkaran sihir muncul. Kristal memanggil elemental spirit berelement es. Nirvana masih ingat, elves goddess menyebutnya sebagai setan salju. Lalu muncul sosok manusia es, bentuknya agak astral.
"Evil frost!"
"Kalau kamu mengontrol spiritnya dalam mode pasive, kamu bakalan kebal terhadap pembekuan!"
"Lalu bagaimana cara--"
Kala Nirvana mempertanyakan, tiba-tiba Nirvana mendadak tahu. Pengetahuan yang dimiliki oleh Gandalf, disalin pada Nirvana.
Tiba-tiba setan salju menguap jadi gumpalan cahaya biru salju besar. Cahaya itu merasuki Nirvana lalu memberikan buff kekuatan.
"Sekarang aku kebal terhadap pembekuan!"
Cahaya emas mulai menyelimuti pedangnya.
Nirvana berlari kearah lawannya. Melewati area yang dipenuhi oleh udara pembekuan. Terpersona kekuatan setan salju, Nirvana pun kebal terhadap sihir es juga kebal terhadap udara pembekuan. Lari melewati udara pembekuan, tidak terjadi apa-apa terhadap dirinya.
"Bagaimana--" Satella dikejutkan dengan afinitas es Nirvana.
Terus berlari menuju sosok demon witch dihadapannya.
Rambutnya pun memanjang, lalu menjerat pinggang Nirvana. Justice sword dengan mudah memotong rambut mistiknya. Terus melaju.
Demon witch tersebut tubuhnya jangkung. Tidak memiliki sisik zirah pelindung pada kulitnya. Sebagai gantinya dia memiliki rambut panjang dengan chaetokinesis. Chaetokinesis adalah pengendalian rambut, rambut yang lunak menjadi keras dan cukup keras untuk digunakan sebagai senjata.
Rambut panjang demon witch mendadak sekeras jarum.
Nirvana harus menebas rambut mistiknya dulu.
Pada akhirnya mampu mendekat.
"Tusuk langsung kearah jantung!" Gandalf memberi usulan.
Berlari sekuat tenaga, melompat kedepan.
Nirvana sukses menusuk lawan dengan justice sword yang telah diselimuti seberkas cahaya emas.
Ketika mencabut pedangnya, ia menyayat kearah kanan seolah hendak mengiris daging.
Inilah eksekusi demon witch yang kedua.
Melihat posisi tubuh Satella kian goyah. Nirvana pun segera berlari kearah Satella. Berlari menuju ke posisi Satella. Bertatapan, Nirvana memegang kedua pundak Satella.
"Menyulap lubang penghisap es bertubi-tubi, bikin lelah tau gak," keluh Satella. Kemudian segera menjatuhkan tubuh kedepan.
Satella memeluk Nirvana, mempertahankan keseimbangan tubuhnya. Nirvana merasa sensasi cengkeraman tangan yang tidak bertenaga, malah agak geli.
"Cengkeraman ini, tenaga terkuat Stella loh. Kondisi ku lagi nge drop banget tau," bisik Satella.
"Ya ampun, seperti cengkeraman tangan bayi. Tenaga macam apa," balas Nirvana, bergurau.
Posisi Nirvana dan Satella terlalu dekat. Hal ini membuat Nirvana cenderung menahan napas. Tetapi akhirnya harus sedikit menghirup napas juga. Kala mengirup napas terjadi keanehan disini.
Mengapa aroma tubuhnya begitu mirip dengan elves goddess itu?
Itulah pikirnya. Nirvana seperti mencium aroma tubuh dewi peri yang beberapa kali menemuinya.
"Berhenti mengendus! Dasar echi." Satella memberi protes.
"Eh, salah paham," balas Nirvana.
"Sini, aku bantu." Violetta segera membantu Satella.
"Jangan!" Satella menepis dengan tenaga lunglai.
"Ayo, aku bantu menuju ruangan evakuasi." Violetta kembali meraih tubuh Satella untuk dibopong.
"Hentikan dasar yuri!" Satella pun kembali menolak.
"Kamu mau digendong sama pria? Padahal elves itu pubertas di usia seratus tahun loh." Violetta dibuat mengernyitkan dahi.
"Cepat gendong!" Satella dengan lunglainya terus memukul ke arah bahu Nirvana.
Akhirnya melakukan gendong punggung.
"Jangan gendong punggung lagi!"
Nirvana terus membawa Satella menuju ruang evakuasi.
"Memangnya aku karung gandum, diangkut dipunggung," seru Satella.
"Harusnya?" Tanya Nirvana.
"Gendong ala pengantin, supaya persis cerita dongeng," ujar Satella.
Satella terus merengek, memukul dengan lunglainya.
"Capeknya." Pada akhirnya Satella berhenti merengek.
Melangkah dengan tenaga kearah ruang evakuasi.
"Apakah kalian akan kelelahan setelah kehabisan mana point?"
"Hampir semua mage akan lelah. Mereka yang punya vitalitas baik, masih bisa jalan sendiri. Aku kan rapuh. Vitalitas ku rendah banget. Mana point habis, bakalan lunglai seperti orang sakit. Walau sihirku sekuat monster, tubuhku rapuh."
"Oh begitu."
Nirvana mengajak Satella bicara supaya berhenti merengek.
Nirvana mengetuk pintunya.
"Siapa?"
"Aku membawa seorang arc mage masuk."
"Ini aku, Stella!"
Pintu pun dibuka. Nirvana segera masuk dan membawa Satella tuk diistirahatkan didalam ruangan.
Violetta menyusul masuk.
"Apa kalian ada mage penyembuh efek beku?" Tanya Violetta.
"Iya, ada," jawab mage itu.
Dalam ruang evakuasi, ada empat ratus jiwa.
******************
Aula pesta.
Diablo berjalan diruang aula yang sekarang berantakan. Sekitar lima puluh orang tewas saat berada diruang ini. Berarti sisanya tewas ditempat lain. Kalau saja kesatria sekelas guardian dipanggil, maka kejadian seperti ini bisa dicegah.
Kalau saja kesatria pedang suci dipanggil, mungkin semua akan terselamatkan.
Hanya raja yang punya wewenang memanggil guardian.
Diablo melangkah, menyeringai setelah melihat banyak korban manusia. Lalu terhenti saat mulai menyadari keganjalan.
"Satu demon witch, terbunuh."
"LAGI!"
Diablo mengepal tangannya lalu mencoba meredam tensi.
"Kita lihat sampai mana ia akan bertahan. Bagaimana kalau aku kirimkan binatang sihir!"
******************
Ruang evakuasi.
Orang-orang lagi diobati dari efek pembekuan. Violetta mendatangi Nirvana secara mendadak.
"Sekumpulan binatang iblis akan menuju kemari."
"Kamu meramalkan ini?"
Nirvana membalas dengan mimik konyol. Violetta mengkonfirmasi dengan anggukan wajah datarnya.
"Kita kekurangan orang. Gimana kawan?" Nirvana berusaha bicara kepada Gandalf. Fragmen jiwa itu menunda kesimpulannya.
Lalu Nirvana berdiri diluar, agak putus asa karena harus berurusan dengan binatang sihir lagi, tetapi hanya ada dirinya dan Violetta.
"Kalian tidak menungguku!"
Nirvana terkejut, ada suara dari seseorang. Menyusul keluar dari dalam ruang evakuasi.
"Kamu sudah sembuh?" Tanya Nirvana.
"Aku sudah mendapatkan obatnya." Silvia Mercedes menenteng pedang berseker yang besar dan tebal.
"Sangat tertolong," seru Nirvana.
Endurance Silvia Mercedes begitu tinggi. Baru dipulihkan dari beku, sudah mampu bertarung kembali. Kesatria kelas berseker memang memiliki endurance lebih kuat dari kesatria kelas saber.
"Aku masih sanggup kok memakai mode mengamuk sekali lagi," kata Silvia.
"Tunggu!" Seseorang keluar dari ruangan.
Semua kecuali Violetta menoleh.
"Aku akan membantu sebisaku. Mantra es ku akan memberikan bantuan tenaga."
"Itu bagus."
Ternyata itu adalah penyihir dari kementerian. Itu adalah Jack frost. Mendengar seseorang mau ikutan membantu, Nirvana kian tenang.
Yang lain lebih mungkin cari aman sampai bantuan dari militer pusat datang. Pesan sudah dikirim lewat burung hantu. Bala bantuan tidak mungkin datang secepat yang kita inginkan. Pasti memakan waktu.
"Ngomong-ngomong, mereka yang bekerja di kementerian sihir pasti bukan mage sembarangan. Kenapa mereka memilih diam didalam?" Nirvana memandang kearah pintu.
"Entah," sahut Jack.
Nirvana dan lainnya kini berdiri dipertigaan lorong. Mungkin ada wave yang datang dari dua arah. Mereka melindungi jalur menuju ruangan evakuasi.
Silvia menaruh pedang berseker disamping dinding, ia memegang pistol mauser. Memakai mantra khusus senjata api.
Jack frost memegang tongkat kayu, adalah senjata mistiknya. Magician rod, memperkuat magic power.
"Mereka datang!"
Padahal belum ada apapun yang muncul, tapi Violetta tahu bahwa gelombang serbuannya telah tiba.
Nirvana menghunuskan pedang, kemudian beralih ke lorong kanan lalu beralih ke kiri. Nirvana terus memantau dua lorong sekaligus. Membolak-balikkan arah pedang, menodong ujung bilah nya.
Jack frost berlari kearah lorong kiri. Violetta membaca sesuatu dengan third eyes miliknya. Sementara itu, Silvia bersiaga di lorong kanan.
"Cover Jack frost!"
"Serahkan pada ku."
Violetta memprediksi melalui third eyes, bahwa Jack frost akan dapat tekanan wave. Sementara Silvia khawatir karena Nirvana memilih beralih ke lorong sebelah kiri tuk membantu Jack frost. Violetta ada ditengah-tengah, menavigasi.
Jack frost setengah jauh berlari, ia terhenti sebelum belokan di lorong. Jack frost menyulap tembok es tuk memblokir wave. Tembok es nya dapat dipanjat beberapa bidak iblis.
Setidaknya membuat wave tidak terlalu deras datangnya.
"Dengan begini, kita bisa melawan mereka sedikit demi sedikit. Kita tidak akan diserbu terlalu banyak," ujar Jack frost.
"Lalu lorong yang satunya?" Tanya Nirvana.
"Serahkan pada mereka berdua!"
"...."
Melihat Nirvana diam karena tak sejalan dengan tindakannya, Jack kembali menjelaskan.
"Dengar! Aku tidak bisa memberi spam mantra di dua tempat yang berbeda," kata Jack Frost.
"Baiklah," balas Nirvana.
Tak lama suara gonggongan anjing hitam berekor dua terdengar. Imp mampu terbang, mereka langsung melewati tembok es dengan mudah.
Imp tidak seagresif hell hound. Imp dapat terbang, tapi lajunya kurang begitu cepat. Serangan Imp dengan trisula kecil, relatif dapat ditangkis dengan mudah. Sangat mungkin untuk Nirvana mengelak serangan Imp hanya dengan melompat ke arah belakang.
Jack frost memakai mantra bolter untuk menyerang Imp. Baut es ia spam berulang-ulang. Proyektil es yang deras, mengenai telak ke arah Imp. Iblis minor bersayap mulai berjatuhan kebawah. Saat mereka semakin dekat, Nirvana memakai pyrokinesis tuk membakarnya.
Imp telah diatasi, lalu hell hound mulai bermunculan. Bergantian dalam memanjat dinding es nya.
Selain membidik imp, kini harus membidik hell hound juga.
Api pyrokinesis ditembak secara rapidly.
"Mereka semakin dekat." Seolah Gandalf berperan sebagai mata, memakai clairvoyance miliknya. Ketika Nirvana terlalu sibuk, tak menyadari sosok yang lolos dari bidikannya maka Gandalf datang dengan support nya.
"Arah jam satu!"
Nirvana dengan cepat menggeser telunjuk kirinya, menembak api dengan cepat. Anjing terbakar dan terkena crowd control, jadi slow.
Nirvana menebas anjing hitam itu kala pyrokinesis tak menuntaskan tujuannya.
"Arah jam sepuluh!"
"Sangat dekat!"
"Langsung tebas!"
Gandalf memperingati dengan sigapnya.
Nirvana menebas lebih dari sekali.
"Arah jam dua belas!"
"Pakai api!"
Keadaan semakin kacau karena banyak binatang sihir dihadapi dengan dua orang saja. Ini terlalu sedikit personil. Sihir es Jack frost, pyrokinesis dan tebasan Nirvana kurang mampu menghadapi wave yang terlalu intens. Kendati sudah dibendung dengan dinding es, tapi tetap saja wave masih terlalu deras dan intens. Mereka kewalahan.
Jack frost terjatuh, gagang tongkat sihirnya menahan rahang anjing hitam. Nirvana berlari kearah Jack frost, menusuk binatang iblis itu.
"Arah jam dua belas!"
Dengan cepat menarik pedang. Ia melakukan tebasan menyamping, membelah leher anjing.
Pyrokinesis !!
"Mundur!" Jack Frost kewalahan.
Kumpulan imp menusukan trisula secara bersamaan. Nirvana segera menyulap safety wall menggunakan crest Gandalf. Jack frost menyerang seluruh imp yang menyerang circle safety wall. Jack memakai sihir pembekuan, driver frost secara berkali-kali. Sihir es pembekuan tunggal, setiap satu bola saljunya membekukan satu binatang iblis.
Hanya Satella yang membuat skill tersebut membekukan satu area. Sementara Jack hanya lah manusia biasa dengan sihir es biasa saja.
Wave semakin tak terbendung.
Didalam safety wall masih mampu menembak api pyrokinesis.
Jack frost terjatuh, anjing hitam mengigit kakinya. Sementara Jack memukuli binatang iblis itu pakai tongkat sihir kayu miliknya.
Wave kian intens....
"Fire ball!"
Sekumpulan mage datang, mulai melempar mantra. Nirvana segera menoleh kebelakang. Di sana ada belasan magic caster yang datang membantu menghadapi wave.
Nirvana pun melempar mantra magic crest. Safety wall melindungi Jack. Sementara dari arah belakang, caster melempar mantra ofensifnya.
"Akhirnya, bantuan datang." Jack bernapas lega.
"Thunder bolt!"
Sihir api, petir, angin dilempar sekumpulan caster.
Beberapa saat berlalu, wave telah ditaklukkan.
Masuklah pesan telepati.
"Datanglah kemari, boss menuju kemari." Violetta dengan telepati.
*****************
Nirvana sudah bertemu dengan Violetta di garis belakang. Semua caster telah mundur ke ruangan evakuasi. Violetta dengan skill navigasinya, merasakan ada sosok yang mendekat.
Datanglah sosok manusia setengah iblis. Itulah wadah yang digunakan untuk menampung jiwa raja iblis.
"Kamu lagi!" Diablo pun menunjuk kearah Nirvana.
"Harusnya aku yang bilang seperti itu," gumam Nirvana.
"Tugasku disini sudah selesai sih." Diablo melipat tangannya.
"Kalau begitu pergilah!" Nirvana menggertak.
"Hey bocah! Sepertinya sedikit pertarungan boleh juga untuk hiburan. Aku bosan nih, gak ada lawan. Bagaimana kalau berduel sebentar?" Diablo memberikan tantangan.
"Gak asik kalau gak ada hadiah." Nirvana membalas sekadarnya.
"Baiklah, ada hadiahnya. Sekarang ayo mulai!"
"Baiklah."
Nirvana menghunuskan pedang pusaka nya.
"Hati-hati dia kuat," bisik Gandalf.
Sebenarnya statistik Nirvana tak sebanding dengan Diablo. Kalau melakukan mele combat pastinya Nirvana akan kalah.
Nirvana mulai terbiasa dengan penggunaan magic crest. Nirvana pasti berniat memakai crest nya dengan sangat intens.
Duel dimulai....
Mereka berlari, saling mendekat. Movement speed Diablo jauh lebih cepat. Nirvana pun mengayunkan pedang secara vertikal. Tebasan ditangkis dengan tinju besi Diablo.
"Gila!"
Nirvana terkejut, baginya sungguh aneh menangkis pedang dengan tangan kosong. Itu adalah sarung tangan sihir yang membuat tinju menjadi sekuat besi. Mereka saling mendorong senjata satu sama lain.
Pedang dan tinju besi pun saling dorong mendorong.
Dua tangan Nirvana tampaknya seimbang diadu dengan satu tangan Diablo. Hanya pakai tangan kanan untuk menahan kekuatan kedua tangan lawannya. Sungguh tingkat strength yang berat sebelah. Satu tangan yang bebas pun diayunkan. Nirvana dengan mudah mengelak tinjuan tangan kiri Diablo.
Setelah saling dorong mendorong, senjata mereka pun terlepas. Adu pukul dan saling menangkis terus terjadi. Pedang diadu tinju besi.
"Hanya segini saja? Lambat sekali gerakan mu," ujar Diablo.
Nirvana dapat mengelak semua tinjuan Diablo. Ketika ia memberi tendangan itu melukai Nirvana.
Menahan dengan lengan atasnya, tetap saja terhempas karena tenaga yang besar. Walau menangkisnya, tetapi tetap saja terkena damage.
Diablo akan menyerang Nirvana selagi terjatuh. Nirvana menebas, mengincar kaki Diablo. Diablo melompat mundur, Nirvana pun punya kesempatan untuk bangun sambil recovery stamina.
Pyrokinesis !!
"Tidak sakit." Sekalipun terbakar, Diablo tidak merasa sakit. Tingkat endurance Diablo sangat tinggi.
"Ingatlah! Kamu belum terluka karena ini hanya sparing partner. Kalau pertarungan sungguhan, pastinya kamu habis," kata Diablo.
Tidak bagi Nirvana. jelas Nirvana terlalu menganggap ini serius.
Nirvana menghunuskan pedang.
"Mungkin lain waktu." Musuhnya meninggalkan begitu saja. Kendati sejak awal berkata hanya sparing partner saja, tapi tetap lawan tak tertarik berduel lebih jauh.
Nirvana berlari untuk menyerang dengan tebasan pedang.
Air bullet ditembakkan, Nirvana terhempas kebelakang dengan beberapa luka sayat akibat angin tajam. Diablo pun segera pergi.
~Bersambung~