Bos untuk saat ini berhati-hati. Jaga image dan citra anda. Anda wakil masyarakat sekarang. Tiga bulan lagi pelantikan anda sebagai anggota dewan. Jangan pernah ada skandal. Ingat tujuan anda untuk menjadi anggota dewan."
Bara bersedekap sambil mengisap rokok. Pikirannya kacau karena kepikiran Egi. Andai saja Egi tidak melakukan kesalahan besar semua ini tak akan terjadi.
Dian mengguncang tubuh Bara karena tidak ada reaksi dari si bos.
"Bos kenapa anda diam saja?"
Tak ada reaksi dari Bara. Lelaki itu terlihat melamun memikirkan hubungannya. Egi cinta sekaligus kekasih pertama dan selalu setia bersamanya. Selama menjadi gay, ia hanya berhubungan dengan Egi. Begitu juga sebaliknya. Mereka tidak pernah berganti pasangan.
Mereka saling setia dan tak berani berselingkuh. Meski hubungan mereka terlarang dan dilaknat Tuhan, Bara menjaga agar dirinya selalu bersih supaya jauh dari penyakit yang menjijikkan.
Dengan gemas Dian mencubit paha Bara.
"Dian apa yang kamu lakukan?" Tanya Bara geram memperlihatkan wajah masam.
"Saya bicara dari tadi bos kenapa diam saja? Saya seperti orang gila bicara sendiri," gerutu Dian sebal memegang dagu Bara.
"Singkirkan tanganmu," titah Bara dengan suara bariton. Moodnya sedang tak baik dan tak ingin bersikap kasar pada sang sekretaris yang telah lima belas tahun berada disampingnya.
"Bos anda lupa. Jika saya bayangan bos. Bos tidak bisa menyembunyikan kegundahan bos dari saya. Saya mengenal bos semenjak saya remaja dan sejak kejadian itu kita menjadi dekat seperti ini."
"Berapa kali saya bilang? Jangan pernah ungkap kejadian itu. Kejadian itu telah merubah masa depan kita berdua. Apalagi masa depanmu. Kamu terpaksa menjauh dari keluarga karena peristiwa itu," ucap Bara tegas tak suka Dian mengungkit masa lalu mereka.
"Maafkan saya bos. Saya hanya membuka mata bos. Jangan pernah memikirkan Egi sampai melamun. Peristiwa pahit bisa bos lalui apalagi cuma Egi. Maaf saya meremehkan cinta kalian, tapi bos tahu jika saya tidak pernah menyukai dan merestui hubungan kalian. Fokus pada tujuan utama kita bos. Kenapa menjadi anggota dewan? Kita harus jadi penguasa di kota ini. Ingat dendam kita pada si bajingan itu," ucap Dian berapi-api. Dari sorot matanya ia memendam dendam yang membara.
Bara memeluk Dian dengan haru. Matanya memerah menahan tangis. Malu rasanya menangis di pesta Vegi dan disaksikan semua tamu.
"Tetaplah bersama saya apa pun yang terjadi. Kuatkan dan dukung saya," pinta Bara mengelus kepala Dian. Hanya pada Dian, ia bisa menunjukkan kelemahannya. Bara yang dikenal orang seorang pengusaha kejam dan tegas. Ia dijuluki harimau Sumatera.
"Saya akan selalu bersama bos. Apa pun yang terjadi saya berada disamping bos asal tidak dianggap pelakor oleh Dila," kekeh Dian tergelak tawa. Ia melepaskan diri dari pelukan Bara.
"Masih sempat juga kamu membahas Dila disini," gerutu Bara menjitak kepala Dian.
"Bagaimana pun Dila istri bos dan dia wanita normal," balas Dian tersenyum nakal.
"Terus apa hubungannya?"
"Aku tidak ingin menjadi Da Kyung diantara kalian," balas Dian lagi. Ia mengambil wine dan menyesapnya.
"Siapa Da Kyung?"
"Dia pelakor dalam drama Korea."
"Kampret. Saya kira apa," ujar Bara tergelak tawa. Ia mencubit pipi Dian saking kesalnya.
Bara berdehem berupaya merangkai kata," Tadi kamu ke kamar. Bagaiman kondisi Egi?"
Dian melongos tak suka. Bara masih peduli dengan Egi.
"Dia menangis diperkosa kelima wanita itu dan mereka sangat binal. Semua adegan film mereka tirukan," balas Dian dengan suara ketus.
"Kenapa kamu naik darah aku menanyakan Egi? Wajar aku ingin tahu keadaannya. Dia kekasihku," ujar Bara membela diri.
"Bos anda mulai lagi." Dian geleng-geleng kepala karena kelabilan Bara. Sekarang omongannya ini nanti bisa berubah lagi omongannya. Sifat Bara seperti bunglon, berubah sewaktu-waktu.
"Saya tidak mulai. Kamu tinggal jawab pertanyaan saya."
"Ingat bos. Dia sudah berusaha membunuh istri anda. Ingat satu hal, Dila istri anda. Papa dan mama bos sangat menyayanginya. Ingat kondisi mama bos. Jangan menyesal jika mama bos meninggal karena kecewa pada bos. Menyakiti Dila sama saja menyakiti kedua orang tua bos. Andai bos mendengarkan saya dan menikah dengan saya mungkin tidak akan terjebak pernikahan dengan Dila. Dia wanita baik-baik dari keluarga terhormat. Sesama wanita aku kasihan pada dia. Yang bos pikirkan hanya cinta terlarang bos dengan Egi. Ingat bos cinta kalian itu salah. Andai peristiwa lima belas tahun itu tidak terjadi mungkin........"
"Cukup Dian," gertak Bara menahan emosi. Tangannya sudah melayang ke udara untuk menampar Dian namun ia urungkan. Ia tak mau menampar Dian.
Dian sangat berjasa dalam hidupnya. Dian bahkan mengorbankan nyawa dan masa depannya untuk menolong Bara.
Dian melengus kesal seraya meninggalkan Bara dari pesta. Ia ingin menikmati laut di atas Yatch. Udara dingin tak menyurutkan niat Dian untuk ke atas dan menikmati angin malam, menghindari hiruk pikuk pesta. Ia masih tak habis pikir dengan Bara.
Apa yang ada dipikiran Bara? Harusnya Bara tidak terjebak masa lalu dan bisa kembali straight.
Dian mengingat masa lalu mereka. Bayangan masa kelam menghantui pikirannya. Dian masih trauma dengan peristiwa yang telah menghancurkan masa depan mereka. Peristiwa itu membuat mereka dekat satu sama lain dan saling melindungi. Saling menguatkan walau mereka sama-sama terpuruk dan tak bisa berdamai dari masa lalu.
Seseorang menyentuh pundak dan memasangkan jas ditubuhnya supaya tidak kedinginan. Ternyata Bara menyusulnya.
"Tidak baik duduk sendiri disini. Angin malam tidak baik untuk kesehatan. Masuklah ke dalam."
Dian cuek tak menanggapi perhatian Bara," Aku bisa jadi diri bos. Aku bukan Dian yang lemah seperti dulu. Dian yang lemah sudah mati sejak lima belas tahun yang lalu."
"Kamu benar. Dian yang dulu telah mati. Sekarang telah lahir Dian seorang wanita pemberani, keras, tegas, dan kejam,"balas Bara tersenyum manis.
"Jika wanita itu bukan kamu belum tentu dia akan bisa berdiri tegak seperti sekarang. Aku bangga dan menyayangimu."
"Aku tak hanya menyayangimu bos, tapi aku mencintaimu," ujar Dian jujur mengungkap perasaannya. Dian sudah lama memendam rasa cinta pada Bara namun tak mendapatkan balasan karena Bara menyukai lelaki. Cintanya bertepuk sebelah tangan.
Bara tahu jika Dian mencintainya. Cinta Dian membuat Bara sangat mempercayainya. Dian tak merestui hubungan Bara dan Egi. Selain hubungan mereka terlarang, tak ada tempat untuk hubungan sesama jenis dan tak mendapat tempat bagi masyarakat. Mereka dianggap kotor karena melanggar ajaran agama dan menjijikkan. Sebagai seorang wanita harga diri Dian terinjak-injak karena dikalahkan Egi untuk mendapatkan cinta Bara.
Dian ikhlas jika Bara bersama Dila bukan bersama Egi. Jika tidak ingat Egi kesayangan sang bos, sudah dari dulu Dian menghabisi lelaki kemayu tersebut.