"Haaaaaaaaaaahhh,"
Teriak Monika sambil mendekapkan bantal pada wajahnya, melempar bantal itu dengan kasar ke lantai.
Kemudian dengan perasaan kesal mengacak rambut panjangnya sehingga terlihat menjadi semakin berantakan.
Moodnya benar-benar buruk sekarang.
Bagaimana tidak buruk? Dua minggu lagi dia harus menikah.
Itu artinya..
Kurang dari sebulan dia akan menjadi istri dari seorang Ceo Killer.
"Arghhh....belum jadi istrinya gue udah stres gini,apa lagi nanti pas gue udah nikah?mungkin gue bakal mati muda gara-gara tekanan batin!" Cerocos perempuan cantik itu.
Bruukkk...
Satu guling kembali menjadi korban kekesalan perempuan cantik ini.
Tiba-tiba handphone Monika bergetar tanda ada pesan baru masuk.
From :Monster Alfando
Besok setelah pulang kerja kita pergi ke butik temanku untuk fitting busana penggantin.
Dengan cepat dia langsung membalas pesan calon suami killernya itu.
To : Monster Alfando
Baik,sampai bertemu besok.
Monika memang sudah mengganti id Alfando di handphonenya dari master menjadi monster, menurutnya panggilan itu lebih pantas untuk pria kejam seperti dia.
Lagi pula tidak mungkin Alfando sampai mengecek Handphonenya, jadi bukan masalah besar ketika Monika memberikan sebutan apapun untuk Alfando.
Diliriknya jam berbentuk burung hantu di atas nakas.
11:17 malam.
Besok pagi dia harus kembali kerja, Monika beranjak dari ranjang kemudian mengambil bantal dan guling yang tadi dilemparnnya ke lantai.
Menata dengan rapih bantal serta guling itu di atas ranjang, mengganti dress yang dikenakan dengan baju pijama.
Monika kembali ke atas ranjang,mencoba untuk tidur dan akhirnya dia terlelap.
*****
Hari ini suasana kantor heboh karena pria paling tampan dan berkuasa di perusahaan akan segera mengakhiri masa lanjangnya.
Alfando sudah memberikan pengumuman bahwa dua minggu lagi dia akan menikah.
Berbagai macam reaksi di dapat dari para karyawan.
Ada yang ikut merasa bahagia,kecewa dan ada pula yang patah hati karena pria the most wanted incaran mereka akan segera berstatus suami orang.
@ Kantin kantor
Empat perempuan cantik yang sudah menjalin persahabatan dari awal menyandang gelar karyawan di perusahaan bergengsi ini,seperti biasa berkumpul untuk makan siang bersama.
Citra,Evalina,Tania dan Monika.
"Siapa sih perempuan beruntung itu?ngiri gue sama dia." Seru Citra lemas sambil memasang wajah sedih,kedua tangannya menopang wajah cantiknya.
"Iya ngiri gue,setiap hari gue dandan cantik dan menarik cuma buat menarik perhatian pak.Alfando tapi dilirik juga nggak." timbal Evalina dengan sikap kecewa.
"Lu berdua kenapa sih?alay banget,harusnya kita tuh ikut bahagia bos kita bakal menikah.Siapa tahu aja kalau dia udah nikah sifatnya nggak terlalu killer amat." Tania ikut nimbrung percakapan dua sahabatnya.
Monika yang merupakan bagian dari mereka,sedari tadi hanya diam sambil asik memakan spageti.
"Kita tuh harusnya ikuti sikap nyantai Momo donk,dia itu sekretaris pribadi pak.Alfando. kesempatan dia jadi pacar pak.Alfando lebih besar dibandingkan kita,tapi nggak ada tuh dipikirannya buat jadi pacar bos kita." Lanjut ocehan Tania dengan gaya sok bijak.
Monika memang dipanggil Momo oleh ketiga sahabatnya,karena itu merupakan panggilan sayang mereka untuknya.
Monika menghentikan kegiatan makannya lalu memandang satu per satu sahabatnya itu. "Apa sih yang lo semua iriin?apa enaknya menikah sama bos killer kayak dia?bisa-bisa mati muda karena stres dan tekanan batin."
Dumel Monika kesal lalu kembali melanjutkan kegiatan makannya.
"Tapi pak.Alfando ganteng banget apalagi body atletisnya itu bikin para perempuan pada mupeng." Ucap Citra sambil senyam-senyum nggak jelas,entah apa yang dia bayangkan.
"Asal lu semua tahu ya, terkadang kalau gue sama sammy lagi mesra-mesraan.Gue ngebayangi sammy itu Pak Alfando lho." tanpa malu Evalina mengatakan rahasia kecilnya.
Monika,Citra dan Tania bersamaan menggelengkan kepala mereka,kemudian serentak menjitak kepala Evalina.
"Auuuuhh,sakit tahu." Protes Evalina sambil mengusap kepalanya.
Mereka bertiga tertawa puas kemudian secara bersamaan mereka serentak berkata.
"RASAAAAIIIN,"
*****
Alfando dan Radit makan siang,disalah satu restoran langganan mereka yang terletak tidak jauh dari kantor Alfando.
"Menikah dalam kurung waktu dua minggu?hahaha..kakekmu itu pintar sekali membuat orang terkejut."
Seru Radit lalu bertepuk tangan untuk beberapa saat,kemudian menyesap black coffe miliknya.
"Apa ini hal lucu untukmu hah?." Guman Alfando kesal.
Seketika pria tampan mantan top model saat masa kuliah dulu dan memutuskan berhenti karena ingin fokus melanjutkan bisnis keluarga itu menghentikan tawanya.
"Ayolah sayang,kenapa kau jadi marah?bagiku ini hal lucu,bagaimana tidak.
Pacar tersayangku ini disuruh menikah secara paksa oleh kakeknya sendiri dalam kurun waktu tak disangka."
Wajah Alfando terlihat mulai kesal,rahangnya pun terlihat mengeras.
"Jadi menurut pacarku ini,hal yang mengesalkan untukku adalah hal lucu?" Ucap Alfando benar-benar sudah terlihat kesal.
"Baiklah, aku minta maaf." Radit memperlihatkan raut menyesal.
"By the way, apa kau serius akan melakukan seks dengan perempuan itu?maksudku kau bahkan belum pernah punya pengalaman bercinta dengan seorang perempuan." Radit kali ini dia terlihat serius.
"Kenapa tidak?Untuk memberikan cicit kepada kakek-nenekku,aku harus menghamili Monika terlebih dulukan." Ucap Alfando santai sambil terus fokus berkutik dengan laptopnya.
Radit mengganti posisi duduknya menjadi disamping Alfando.
"Tapi menggunakan sistem bayi tabung sudah bisa memberikan cicit untuk kakek-nenekmu."
Alfando melirik sekilas pria disampaikannya lalu melanjutkan mengetiknnya.
"Tidak,aku ingin kami melakukan secara alami sampai Monika mengandung anakku." tolak Alfando tegas.
Radit mengkerutkan dahi tanda tidak mengerti dengan pola pikir pacarnya itu. "Kenapa?Jangan katakan kau tertarik pada Monika?"
Alfando menghentikan kegiatan dengan laptopnya lalu menyantap makan siangnya tanpa menjawab pertanyaan Radit.
Sehingga membuat Radit marah,tapi dia tidak peduli.
'Aku tertarik pada Monika?benarkah?apa aku sudah mulai menyukai perempuan?mustahil.'
Seru batin Alfando.
"Jawab pertanyaanku,Al?" Bentak Radit.
"Aku hanya ingin merasakan bercinta dengan seorang perempuan dan membuatnya hamil anakku. aku juga mau memiliki anak."
"Apa katamu?wow jawaban yang sungguh diluar dugaanku."
"Bukankah kau juga sering tidur dengan sekretaris seksimu itu kan." Sindir Alfando
"Hanya bedanya sekretarismu itu berstatus simpananmu,sedangkan sekretarisku berstatus istriku."
Lanjut perkataan Alfando berhasil membuat Radit membebeku,tidak menyangka Alfando mengetahui hubungan rahasianya dengan Rossa.
"Baiklah,kau boleh tidur sepuasmu dengan sekretarismu tapi ingat jangan sampai menggunakan perasaan sama sepertiku."
*****
>>>Celinor's Bridal
Begitu tulisan yang terpampang dibagian depan bangunan.
"Ini butik pengantin?"
"Tentu saja,apa tempat ini terlihat seperti rumah bersalin bagimu?" Ujar Alfando santai melepas seatbeltnya.
Uh...ingin sekali rasanya Monika memukul Alfando sekali saja.
"Tunggu apa lagi? ayo turun,"
Monika mengangguk salah tingkah lalu mengekor Alfando memasuki bangunan tersebut.
"Akhirnya kau datang juga Al,kau pasti Monika calon istri temanku ini." Sapa ramah seorang perempuan cantik dan memiliki bentuk badan seperti seorang model.
Dia mengenakan short dress tanpa lengan yang memperlihatkan kulit putihnya yang terlihat halus terawat.
"Aku sudah menantikan kalian." Lanjut perkataan perempuan cantik itu.
Dia terlebih dahulu memeluk Alfando kemudian tersenyum ramah pada Monika,menjabat tangan Monika dengan erat.
"Hai,perkenalkan aku Celine. Pemilik butik ini sekaligus teman Alfando.Senang bertemu denganmu Monika."
"Wah kau jauh lebih cantik dibandingkan di tv,aku merasa senang bisa bertemu dengan seorang desainer terkenal sepertimu,Celine."
Ucap Monika begitu bersemangat.
"Benarkah?aku juga senang bisa bertemu dengan perempuan hebat sepertimu."
"Hebat?" Tanya Monika bingung dengan maksud perkataan Celine.
"Hahaha...kau pasti bingung ya,kau hebat karena bisa membuat temanku ini memutuskan mengakhiri masa lanjangnya."
Alfando berdehem. "Okay,aku rasa saatnya untuk melihat-lihat koleksi rancanganmu,"
Potong Alfando menyela pembicara kedua perempuan cantik di hadapannya.
"Tentu saja! Ayo ikut aku,"
Tiba-tiba tangan Alfando mengenggam tangan Monika,lalu mengikuti langkah Celine.
Monika mengira mungkin dia melakukan hal itu agar terlihat mesra seperti pasangan lainnya.
Sebenarnya Monika kurang merasa nyaman dengan sikap Ceo Killernya ini,tapi dia bahkan tidak bisa memprotes.
*****
Monika melihat kagum deretan koleksi gaun pengganti cantik yang siap pakai dalam ruangan berukuran besar ini.
Semuanya terlihat begitu bagus, indah dan mahaĺ.
Baik yang digantung ataupun yang dipakai oleh para manekin.
Caline mempersilakan Alfando dan Monika duduk di atas sofa berwarna hitam yang terletak dalam ruang kerjanya.
"Nah, kalian ingin konsep seperti apa?"
Tanya Celine setelah mereka duduk,tidak begitu lama asisten Celine datang membawa tiga cangkir teh dan beberapa toples berisi kue.
Diletakkan diatas meja lalu pamit pergi.
Alfando menghardikkan bahu disertai wajah bingung. "Aku akan menuruti rekomendasi darimu saja," Jawab Alfando tak ingin ambil pusing.
"Hmmm..kurasa kalian berdua cocok dengan sesuatu simple namun elegan. Bagaimana jika konsep busana pernikahan kalian bernuansa modern?" Tawar Celine.
Alfando mengangguk setuju dan melihat ke arah Monika.
"Bagaimana kau setuju?sweet lovely.Jika kau tidak suka maka kita bisa ganti konsepnya."
Monika tersenyum. "Aku suka kok,honey lovely."
Sebenarnya Monika tidak peduli konsep apa yang akan dipakai diacara pernikahan mereka nanti, karena konsep apapun toh tidak bisa membantu mood Monika menjadi lebih baik.
Kemudian Celine meninggalkan Alfando dan Monika sebentar untuk mengambil beberapa contoh gaun dan tuxedo yang cocok untuk mereka.
Setelah beberapa kali menolak puluhan contoh busana pengganti usulan Celine,akhirnya Alfando menjatuhkan pilihannya pada satu style tuksedo keren dan gaun indah untuk pernikahan mereka nanti.
"Kalau begitu saatnya aku mengukur kalian."
*****
"Baiklah,aku akan mengantarkan busana penganti kalian hari senin ya?"
"Oke, kami pergi." Pamit Alfando lalu memeluk Celine beberapa saat.
"Sampaikan salamku pada kakek-nenekmu."
"Okay,"
Alfando menggandeng tangan Monika pergi menuju mobilnya, membuka pintu mobil untuk calon istrinya agar masuk kedalam.
Alfando menyusul masuk ke dalam mobil dan memicu mobilnya keluar area butik temannya itu.
"Oh iya, apa bulan ini kau sudah haid?" Alfando mulai membuka pembicaraan.
"Kenapa bertanya seperti itu?" Tanya Monika bingung.
"Jawab saja," jawab Alfando dengan nada suara tegas.
"Belum,mungkin dua atau tiga hari lagi."
Alfando menyeringai mendengar pengakuan Monika,membuat perempuan yang duduk disampingnya semakin bingung.
"Berapa lama biasanya siklus datang bulanmu?"
"3 atau 4 hari tapi untuk benar-benar bersih sekitar seminggu. " dengan jujur Monika menjawab pertanyaan Alfando.
"Bagaimana caramu mengetahui kapan kau datang bulan selanjutnya?"
Monika memutar kedua matanya dengan santai menyadarkan tubuhnya pada kaca mobil. "Sangat mudah, Aku hanya mengingat tanggal terakhir mendapatkan haid, karena siklus haidku tiga minggu sekali."
Monika semakin tidak mengerti maksud Alfando?untuk apa pria seperti dia menanyakan hal itu?
'Apa dia sudah tidak normal?sudah pasti dia memang tidak normal, karena pria normal tidak mungkin menyukai sesama pria bukan.' Seru batin Monika semakin tidak mengerti dengan sikap Alfando.
Tiba-tiba Alfando tertawa cukup keras seolah ada yang lucu. Alfando melirik sekilas pada Monika lalu kembali fokus mengemudikan mobilnya. "Bagus kalau begitu,dihari pernikahan kita nanti, kita bisa langsung membuat cicit untuk kakek-nenekku."
Jrengggggh....
Bagai terkena petir disiang hari begitu dengan mudah Ceo killernya menjelaskan maksudnya.
'Bego banget sih gue! kok bisa-bisanya nggak kepikiran kesitu!'
'Oh my goodness, How stupid me !!'