Chereads / Marrying My CEO / Chapter 11 - HoneyMoon(2)

Chapter 11 - HoneyMoon(2)

Akhirnya setelah memakan waktu hampir seharian di jalan,motor sport Alfando masuk ke dalam teras sebuah villa mewah bergaya victoria.

Villa ini menawan,halamannya luas,jendela-jendelanya berukuran besar, lampu-lampu hias indah pun menyalah terang disekitar villa dan taman.

Hari memang sudah malam ketika mereka sampai, tidak heran suasana di sini begitu sepi.

Tapi hembusan angin di sini sungguh menyejukkan, menghilangkan kelelahn yang dirasakan Monika akibat perjalanan panjang menuju tempat ini.

"Senangnya akhirnya sampai, badanku sungguh terasa remuk."

Monika merentangkan ke dua tangannya ke atas, menikmati udara malam sambil menutup mata.

Senyuman kebahagiaan tergambar dibibir tipisnya, seolah ia telah berhasil mengnyingkirkan beban berat dari hidupnya.

Melihat sikap Monika, Alfando menggelengkan kepala dan tanpa sadar sudut bibirnya telah tercipta sebuah senyuman. "Kau pasti lelah, mandilah kemudian tidur."

Monika membuka mata, menoleh ke arah Alfando.

Memastikan ia tidak salah dengar dengan apa yang diucapkan oleh pria di sampingnya ini.

"Bisa kau ulangi ucapanmu?"

Alfando menarik pergelangan tangan Monika, sehingga jarak mereka hanya sekitar 5 cm sekarang. pria itu mencium sebelah pipi Monika. "Malam ini aku sedang mau,bersiaplah."

"Tadi kau tidak berkata seperti itu, kau bilang aku harus mandi setelah itu tidur."

Pluuuukkk...

Satu sentilan mendarat di kening Monika, Monika mengusap keningnya.

Kalau begitu kenapa kau masih bertanya lagi? Kau tidak budeg,kan?."

Alfando melepaskan jaket serta kaos basahnya setelah itu celana jeansnya.

Sehingga sekarang ia hanya memakai celana bokser.

Badan sempurna miliknya dihiasi rangkaian otot disekitar, lengan kekar dan perut six pack menghiasi kulit cokelat bersihnya.

Alfando memang tengah asik mencoklatkan kulit putihnya karena menurutnya terkesan lebih macho jika seorang pria berkulit coklat.

Membuatnya terlihat benar-benar terlihat semakin seksi.

"Astaga kau ini, apa tidak malu melepas pakaian di depanku seperti itu?" Monika membalikkan badan ,membelakangi Alfando.

Tanpa mempedulikan protes sang istri, Alfando membuka jok motor sport nya dan mengambil bungkusan berisi pakaian ganti miliknya.

Menggunakan kaos dan celana pendek dengan warna senada.

Setelah itu berjalan santai menuju pintu di ikuti oleh Monika dari samping.

Menekan tombol pada interkom,menyebutkan nama.

Klik..

Pintupun terbuka seketika.

Muncullah seorang pelayan tua berkumis, berbadan besar.

Berpakaian pelayanan formal disertai tiga pelayan perempuan dan tiga pelayan kaki-laki muda di belakangnya berdiri dengan rapih.

Mereka tersenyum ramah pada Alfando dan Monika.

"Selamat malam, tuan.. nyonya." sapa mereka secara bersamaan dengan sikap sopan disertai senyuman ramah.

Alfando menggoyangkan jari telunjuk agar si pelayan itu mendekat.

"Malam, Berto kau ambil pakaianku di motorku dan taruh di mesin cuci.suruh yang lain menyiapkan makanan untukku dan.." Alfando menoleh ke arah sang istri yang tengah menguap karena mengantuk."kau mau makan atau langsung tidur?"

Monika menggeleng, "Aku langsung tidur saja, aku sungguh lelah."

"Nolla." panggil Alfando pada pelayan perempuan muda yang berambut kriting, "kau antar istriku ke kamar."

"Baik,tuan. Nyonya silakan ikuti saya, ransel anda biar saya yang bawakan."

"Tidak perlu, biar aku saja."

Monika mengikuti Nolla dari belakang,sepajang perjalanan Nolla dengan tingkah ceria menjelaskan setiap ruangan yang mereka lewati.

Nolla berhenti di depan sebuah pintu berukuran besar,memutar knop pintu secara perlahan hingga terbuka lebar.

Terlihat kamar luas berwarna gading,bergaya modern.

"Silakan masuk,nyonya." Kata Nolla ramah.

Monika masuk ke dalam kamar berukuran luas tersebut, melihat sekeliling kamar lalu menoleh pada Nolla yang masih berdiri manis dibelakangnya.

"Sekarang kau boleh pergi, aku ingin beristirahat."

"Baiklah,kalau anda perlu apa-apa tinggal katakan lewat interkom." Nolla menunjukkan dengan sopan letak interkom di sisi almari.

"Okay,aku mengerti."

Nolla berpamitan kemudian keluar kamar.

Monika memastikan pintu terkunci dengan baik, ia tidak mau saat berganti pakaian nanti Alfando tiba-tiba datang.

Meskipun suaminya itu seorang gay.

Dan dipastikan 1000%

Suaminya juga tidak akan tertarik dengan dirinya meskipun ia telanjang bulat sekalipun.

Tetap saja Monika masih merasa canggung bila Arfando melihatnya tanpa sehelai benang pun.

Monika melepaskan sepatu, jaket kulit,kaos dan terakhir celana jeans'nya.

Sekarang tubuh seksi'nya hanya berselimut bra dan cd merah,ia melepaskan ikatan rambutnya.

Dengan santai mengeluarkan seluruh pakaiannya dari dalam ransel,meletakkannya di atas ranjang.

Monika memilah dress tidur mana yang akan dikenakan malam ini.

Pandangannya tertuju pada sebuah kotak,ia mengerutkan dahi. "Astaga ini kan hadiah dari Radit, kenapa aku sampai salah membawa kotak? Kau sungguh ceroboh Monika." Monika menepuk keningnya.

Dan ia membuka kotak itu untuk kedua kali-nya lalu mengeluarkan Lingerie merah super seksi di dalamnya.

Lingerie itu sungguh di desain untuk menggoda,terlalu transparan.

Pada bagian payudaranya saja hanya menutupi bagian puting.

"Astaga ini menjijikkan, apa harus aku buang saja?tapi sebelum itu apa aku coba dulu?" sebelah alis Monika terangkat.

"Tidak ada salahnya,bukan? Lagian seumur hidup aku tidak pernah memakai lingerie setelah itu aku bisa membuangnya atau menjualnya hihi."

Monika melepaskan bra dan cd miliknya lalu memakai lingerie super seksi itu secara perlahan pada tubuh putih mulus'nya, memutar badan ke kiri ke kanan kemudian mengibaskan rambut dari bawah ke atas.

Memonyongkan bibir bergaya seolah bagai seorang perempuan penggoda tepat di depan cermin rias.

Berliuk-liuk bagai penari striptis murahan dan berjoget liar.

Ploook... Plook...

"Aku tidak menyangkah ternyata kau memiliki potensi untuk menjadi perempuan penggoda ckckck." Monika segera menoleh ke arah suara, astaga ternyata Alfando sedang bersandar pada dinding.

"Bagaimana kau bisa masuk? Aku kan sudah mengunci pintu,sejak kapan kau di sini?" dengan sigap Monika mengambil selimut dan menutupi tubuhnya.

Alfando menyeringai, "aku lupa mengatakan padamu,ada sebuah pintu rahasia untuk masuk ke kamar ini dan hanya aku yang tahu."

Monika menelan saliva, "se...sejak kapan kau berada di sini?"Monika mengulang pertanyaan.

"Sejak kau melepaskan pakaianmu." Alfando mendekat pada Monika,meranggul pinggul perempuan cantik itu yang masih terbalut selimut.

"Kau mau apa?"

Perlahan Alfando menyinkirlan anak-anak rambut dari telinga sang istri.

"Kau..." melemparkan tatapan tajam dan kembali menyeringai. "Kau melepaskan lingerie sialan itu dari tubuhmu karena lingerie itu sungguh tidak cocok untukmu, Istriku bukan perempuan murahan!!!"

******

Suasana pagi ini, sungguh ramai.

Para pelayan sibuk dengan pekerjaan masing-masing, ada yang sibuk mengelap guci, bersih-bersih dan ada pula yang menyiram tanaman.

"Pagi, nyonya." sapa para pelayan serempak begitu melihatnya Monika.

"Pagi semua, ada yang bisa aku bantu?Tidak ada, sebaiknya anda segera sarapan pagi." balas salah seorang pelayan laki-laki berwajah imut.

"Namamu siapa?"

"Saya Leo,nyonya."

"Oh,salam kenal Leo.. Bisakah kau memperkenalkan aku dengan yang lain? Aku baru mengenal Berto, Nolla dan kau."

"Dengan senang hati,nyonya." Leo menyebutkan nama pelayan satu per satu sambil menunjuk orangnya, kemudian setiap orang yang disebutkan namanya tersenyum ramah lalu menunduk hormat pada Monika.

"Sekarang anda sudah tahu nama kami, jadi jika anda membutuhkan sesuatu tinggal panggil kami." Kata Leo sopan sambil membimbing Monika menuju meja makan.

"Sekarang anda sarapan dulu,nyonya."

Monika mulai menyantap sarapan paginya, untuk ukuran sarapan pagi ini terlalu berlebihan.

Semua tersedia mulai dari roti,spagetti,sop,sereal dll.

Setelah selesai sarapan Monika memutuskan untuk membantu Nolla dan Mira menyiram tanaman, sesekali tawa keluar dari mulut mereka bertiga.

"Hahahaha..Jadi suamiku pernah digejar anjing galak karena tanpa sengaja menginjak buntut si anjing saat tengah asik menelepon. Dan ia naik ke atas pohon untuk menghindar dari kejaran anjing sambil berteriak minta tolong pada kalian."

"Ssst... Nyonya tolonglah jangan keras-keras suaranya nanti tuan Alfando mendengar,matilah kami."

"Okay, apa ada cerita lucu lainnya?" Tanya Monika begitu antusias mendengarkan fakta lucu mengenai suaminya tersebut.

Tapi...

"Jadi menurutmu hal lucu jika aku dikejar-kejar anjing?sweet lovely."

Monika menoleh ke arah suara suaminya berasal,memutar kedua bola matanya. "Astaga kau ini benar-benar seperti hantu,selalu muncul secara tiba-tiba."

Alfando menyuruh Nolla dan Mira segera pergi meninggalkan mereka, "Tampaknya kau sangat senang mendengar fakta memalukan tentang aku huh?."

"Tidak."

"Tidak?masih saja mengelak sudah jelas begitu."

"Apa kita akan ribut hanya karena persoalan ini?kau sudah makan? "

"Belum,"

"Kalau begitu makanlah,aku akan menemanimu."

"Kenapa kau tidak pernah membangunkan aku setiap pagi? Apa kau tidak tahu salah satu kewajiban seorang istri membangunkan suami?bagaimana kalau aku telat ke kantor?"

"Baiklah, mulai besok aku akan membangunkanmu, aku janji. Sekarang kau harus makan."

Alfando tersenyum evil. "Bagus,awas kalau kau mengingkarinya."