" Risyaaaa." Arul segera berlari ke arah Risya, Arul begitu panik melihat darah yang mengucur Deras dari pinggang Risya. Jantungnya seperti terlepas ketika melihat gadis itu limbung, dan dengan cepat dia menangkap tubuh gadis itu sebelum jatuh ke tanah.
Flasback
Risya berbalik akan kembali ke kamarnya dengan hati yang bahagia karena Dia yakin kalo kali ini Bela tidak akan mengganggu hubungan mereka lagi. namun ketika Dia akan melangkahkan kakinya. tiba-tiba Bela menusuknya dari belakang.
" aaaargh...."
" ka...kamu..." mata Risya terbelalak melihat Bela dibelakangnya.
*******
Tubuh Risya akhirnya roboh dipelukan Arul yang berteriak histeris.
" Risyaaa....Risyaaa...tolooooong. " Arul menangis sambil memeluk tubuh kekasihnya itu. airmatanya tak mampu dia bendung lagi. Hatinya hancur melihat tubuh wanita yang dicintainya bersimbah darah.
" kaaa...kakak..." Risya merintih memanggil Arul merintih.
" tenanglah..sayang semua akan baik-baik saja. kamu yang kuat ya. kamu harus bertahan. aku akan segera membawamu ke Rumah sakit..."
Arul lalu bangkit dan menggendong Risya keluar dari Mess. tak dipedulikannya orang-orang di sekitarnya yang meneriakinya. Diotaknya hanya memikirkan agar Risya selamat.
" te..tenanglah sayang. ka..kamu pasti akan segera selamat. " kata Arul berusaha menenangkan hari kekasihnya.
Tubuh Risya mulai menggigil kedinginan. mukanya semakin pucat karena kehilangan banyak darah. Arul segera membawa Risya ke Klinik PT terdekat untuk mendapatkan Pertolongan pertama.
Air mata Arul mulai tumpah melihat kondisi Risya yang semakin pucat. Arul meminta mang Ali mengantarkannya ke klinik dengan motornya. Arul tetap menggendong Risya diatas motor Mang Ali. Bibir Risya semakin membiru.
" be...bertahanlah sayang. aku tau kamu orang yang kuat...kamu harus bertahan demi aku, demi cinta kita...bertahanlah sayang. mang lebih cepat lagi...Ris...Risya...jangan tidur sayang..bentar lagi sampe. mang ayooo lebih cepat lagi."
Mang Ali menarik pedal gas lebih cepat lagi. walaupun dengan tangan yang gemetar.
dan keringatnya bercucuran.
Sampai di klinik, Dia segera berlari seperti orang gila dan manggil dokter.
" Dokter....dokter....tolong saya."
Dokter Radith segera keluar membawa ranjang pasien dibantu 2 orang perawat. sebelum di baringkan dokter mengambil pisau kecil yang menancap di pinggang Risya dekat dengan tulang rusuknya.
" aaargh..." Risya menjerit saat pisau itu dicabut dari tubuhnya. tubuhnya membiru dan darah mengucur deras dari pinggangnya. jeritan Risya serasa menyayat hatinya hingga bertubi-tubi. Bela sudah keterlaluan. kemarahan Arul begitu terpancar dimatanya. tapi saat ini dia tak akan meninggalkan Risya. yang terpenting adalah kondisi kekasihnya.
Risya di dorong ke kamar operasi oleh dokter Radith untuk segera mendapat pertolongan karena Dia kehilangan banyak darah. Arul ingin sekali mendampingi kekasihnya itu tapi dihentikan oleh perawat di ruang operasi.
" Bapak tunggu saja disini, biar kami yang merawatnya."
Arul terduduk di depan ruang operasi, dadanya terasa sangat sakit melihat kondisi Risya hingga Dia menekan dadanya dengan kedua tangannya, jantungnya serasa berhenti melihat kekasihnya dibawa ke ruang operasi. lukanya memang tidak panjang tapi besar kemungkinan pisau itu beracun sehingga wajah Risya membiru. Dia terduduk dengan tubuh lemas tanpa tenaga dan bersimpah darah. membuat Pak Andi dan Mang Ali yang melihatnya, begitu iba melihat keadaannya.
Mang Ali yang sudah seperti orang tua bagi Arul merasa ikut terpukul melihat kondisi Arul yang terpuruk seperti itu. Dia mendekati Arul dan menepuk pundak lelaki itu, berusaha memberikan kekuatan. Arul yang merasakan sesak di dadanya kemudian memeluk mang Ali dan menangis dengan keras dipelukan mang Ali. Mang Ali membiarkan Arul menumpahkan segala beban dihatinya dipelukannya. Dia hanya menepuk punggung Arul dengan lembut berusaha memberikan ketenangan.
Dan saat itu Mas Darma, mba Andri, Ani dan Teguh baru datang ke tempat itu. mereka baru tau insiden yang terjadi pada Risya dan langsung menuju ke klinik namun melihat Arul yang seperti itu membuat mereka menjadi khawatir sesuatu yang buruk terjadi pada Risya.
Mas Darma sampai terhuyung ke belakang takut membayangkan adik satu-satunya itu pergi meninggalkannya. untung saja langsung ditangkap oleh Teguh yang berjalan di belakangnya.
Tidak ada yang berbicara, semua larut dengan pikirannya masing-masing sampai beberapa teman Risya dan Arul datang ke klinik. mas Sam, Edo, Nila datang untuk melihat kondisi Risya. namun melihat semua orang menangis seperti itu membuat mereka juga berpikiran buruk. Mas Sam akhirnya bertanya pada pak Andi.
" gimana kondisi Risya pak ?"
" mba Risya kehilangan banyak darah dan harus dioperasi. "
" ya Allah separah itu pak? "
" iya mas. trus gimana yang menusuk mba Risya mas Sam udah ditangkep?"
" Belinda udah diamankan di Pos Satpam pak."
" Syukur deh. kalo begitu."
Lampu Ruang operasi padam menandakan operasi udah selesai dijalankan. sekitar hampir 3 jam operasi itu berjalan. Semua yang berada disitu menjadi tegang menunggu Dokter Radith keluar , terutama Arul. Dia langsung berlari mengejar Dokter Radith begitu dia keluar dari ruang operasi. Klinik di PT memang dilengkapi ruang operasi. agar jika sewaktu-waktu terjadi kecelakaan kerja akan bisa segera ditanggani. tapi klinik tersebut tidak dilengkapi dengan ruang rawat inap.
" gimana kondisinya dok? "
" pasien kehilangan banyak darah. tapi operasinya berjalan lancar. saat ini pasien sudah bisa dibawa ke ruang rawat. Saya sudah menghubungi ambulance agar pasien bisa dibawa ke rumah sakit yang peralatannya lebih lengkap. dan Ruang rawat inanya juga lebih baik sehingga pasien bisa mendapatkan perawatan lebih optimal. "
" Lakukan yang terbaik dok untuk Risya. kalo butuh biaya lebih saya akan usahakan." kata Arul pada dokter Radith
" Saya akan usahakan yang terbaik. karena Risya juga pasien favorit saya. jadi saya akan dengan senang hati merawatnya."
" hah..pasien favorit apa artinya?" pikir Arul namun segera ditepiskan pikiran buruk itu. yang terpenting Risya harus sehat.
" Boleh saya menemani calon istri saya dok. " kata Arul menegaskan bahwa Risya adalah calon istrinya pada Dokter Radith.
Sesaat Dokter Radith terkejut dan merasa sangat kecewa. Dia teringat pada pertemuan pertamanya dengan Risya.
Flashback
Malam itu Dokter Radith sedang jaga malem di PT. karena kebetulan hari itu sepi makannya Dr. Radith berjalan-jalan di sekitar PT. kebetulan Dr. Radith berpapasan dengan Risya yang sedang sibuk dengan pekerjaannya. Dr. Radith langsung terpesona melihat Risya yang sedang bekerja dengan serius. Sejak saat itu Dr. Radith sering memikirkan Risya. dan waktu melihat Risya berlumuran darah tadi Dia ingin segera menyelamatkannya. bukan untuk orang lain tapi untuk dirinya sendiri. dia juga merekomendasikan perawatan terbaik untuk gadis pujaannya itu. walau dia belum mengenal baik dengan gadis itu namun dia sudah jatuh cinta pada pandangan pertama dengan gadis itu. Dan ternyata sekarang Dia sudah punya calon suami.
*******
" Gimana dok? " Tanya Arul membangunkan lamunan Dr. Radith tentang Risya.
" Jangan sekarang. Dia masih dalam tahap pemulihan pasca operasi. nanti ketika sudah dibawa ke rumah sakit dan sudah berada di ruang rawat inap baru bisa dikunjungi. untuk sementara ini biarkan Dia istirahat dulu."
" Baik Dokter. "
" oh ya... nanti coba carikan Donor darah "O -" buat pasien. karena kebetulan golongan O Negatif itu sangat langka dan stok di bank darah Rumah sakit juga kosong. " pinta Dr. Radith.