Saat Dia melipat sajadahnya, Dia teringat pada Anto saudaranya yang juga memiliki darah O Negatif. Dengan tergesa-gesa Arul mencari telpon Umum di rumah sakit. Dia bertanya pada OB yang kebetulan lewat. Wajahnya berseri penuh dengan harapan. Bang Anto dia pasti mau menolong Risya. pikirnya.
Sampai di sebuah Wartel Rumah sakit, Dia memutar nomer telpon Rumah Anto. sesaat kemudian terdengar jawaban dari telpon seberang.
📞 "Halooo....Assallamuallikum. "suara Anto dengan logat khas sunda nya.
📞" bang....bang...tolong aku bang. " jawab Arul terisak tak mampu berbicara.
📞" Arul...kamu kenapa? " suara bang Anto mulai khawatir. " Istigfar Rul, tenangkan dirimu. dan ceritakan pelan-pelan. "
📞" Astagfirullohaladzim." Arul mencoba menenangkan dirinya dan mulai berbicara kembali. " bang tolong aku bang, golongan Darah abang O negatif kan bang? Aku butuh bantuanmu bang buat menyelamatkan Risya bang. Dia sedang kritis sekarang bang.
📞" iya golongan darahku memang O negatif tapi siapa Risya?? " tanya bang Anto mungkin Dia lupa. tapi kenapa Arul begitu khawatir terhadapnya.
📞 " Dia calon istriku bang. tolong secepatnya Abang ke Rumah Sakit Cahaya Hati bang. Dia nggak punya banyak waktu bang. Aku mohon bang. aku mohon..bantu aku bang. tolong bang. " kata-kata Arul begitu memilukan dan sesekali disertai isak tangis membuat Anto terenyuh.
📞" oke...oke Rul.. kamu tenang dulu aku akan tiba disana dalam 30 menit. aku berangkat sekarang ya. kamu harus sabar dan kuat Rul... jangan lupa berdoa Rul."
📞 makasih banyak bang aku tunggu.
*******
Arul sedikit lega karena bang Anto mau mendonorkan darahnya. tapi Risya butuh 2 kantong Darah. siapa lagi yang memiliki darah O Negatif. Dia lalu teringat Belinda. yah Belinda memiliki darah O negatif juga. Arul ingat itu tapi Arul nggak yakin Bela mau menolong Risya. Bela begitu membenci Risya tapi Risya nggak punya waktu banyak. aku harus mencobanya sekalipun aku harus memohon padanya.
Arul bergegas telpon ke petugas keamanan Mess. Dia ingin mencari informasi tentang keberadaan Bela sambil menunggu kedatangan Bang Anto. Untung saja Arul merupakan anak yang supel jadi dia kenal dengan banyak orang.
Arul menekan no telpon keamanan Mess dan mendapatkan info bahwa Bela masih di kantor keamanan Mess untuk dimintai keterangan. Mereka belum memanggil polisi karena mereka harus meminta keterangan terlebih dahulu pada Bela apalagi Bela juga keponakan dari Manager PT. jadi mereka tidak bisa bertindak gegabah.
Tidak lama kemudian Bang Anto datang tergopoh-gopoh memasuki Rumah sakit Cahaya Hati dan langsung di sambut oleh Arul yang menunggunya di Lobi depan Rumah Sakit. Melihat bang Anto, Arul merasa sangat bahagia. Dia langsung mengantar Anto menemui Suster untuk memeriksakan darah.
" Bang... makasih bang. sudah mau membantu."
" nggak papa Rul, kita harus saling membantu kepada yang membutuhkan. "
Arul mencium tangan Anto dan berterima kasih sekali lagi pada Anto. Airmatanya berlinang disudut matanya. Anto baru melihat Arul begitu terluka seperti itu karena seorang wanita. Anto sadar bahwa saudaranya itu benar-benar jatuh cinta.
" Bang, makasih banyak bantuannya bang. tapi maaf bang saya tinggal dulu bang saya masih harus mencari 1 kantong darah lagi bang."
" Dimana ? kamu mau cari dimana Rul. Maaf ya Rul mereka hanya bisa mengambil 1 kantong darah dariku. ga bisa lebih. " kata Anto menyesal.
" Aku tau bang teman yang punya golongan darah O Negatif. Tapi aku nggak yakin dia mau nolong bang. Tapi aku akan membujuknya bang walaupun aku harus bersujud dihadapannya bang. "
" Aku anter kamu ya. daripada kamu naik ojek. lagipula kondisi kamu lagi nggak stabil gitu. "
" makasih banyak bang."
*******
Di kampung Bu Sari sedang memasak di dapur. Dia memasak sayur kangkung dan tempe goreng kesukaan Risya. kenapa tiba-tiba Dia teringat Risya ya? Udah lama Risya tidak menelponnya. mungkin Dia jadi kangen sama anak gadisnya itu.
Tapi kenapa hatinya jadi nggak enak begini ya. Mudah-mudahan nggak terjadi apa-apa pada anak Gadisku. batinnya sedih.
Bu Sari jadi nggak konsentrasi buat memasak, entah mengapa dia merasakan sedih tanpa sebab secara tiba-tiba. Dadanya menjadi sakit, dan pandangannya semakin gelap. Bu Sari terhuyung, tangannya mencoba berpegangan pada kursi dapur namu justru menabrak Gelas dan Jatuh berserakan.
" Praang..." Suara gelas pecah terdengar oleh pak Suharso yang sedang berada di ruang tamu. Dia berlari ke dapur. dan segera menangkap tubuh istrinya..
" Mama kenapa mah?" tanya pak Harso
" nggak tau kenapa, mamah pusing banget pah. tiba-tiba aja mamah teringat Risya. " kata Bu Sari pada suaminya.
" mama terlalu kangen mungkin sama Risya. udah mama duduk dulu disini. nanti papah ambilin minum hangat dulu. "
Pak Harso memberikan minuman pada istrinya. sambil memijat-mijat lembut tengkuk istrinya.
" Udah mah jangan dipikirin terus, nanti mereka nggak tenang kerjanya disana. lagipula disanakan ada Darma yang akan selalu menjaga adiknya. " pak Harso berusaha menenangkan istrinya.
" Tapi pah....perasaan mama nggak enak banget pah. mama takut terjadi sesuatu sama Risya."
" kalo ada apa-apa Darma pasti sudah menelpon mah. "
Nggak lama kemudian telepon rumah berbunyi. Bu Sari bergegas mengangkat telponnya.
📞 " Halooo...Assallamuallaikum." kata bu Sari. namun tidak ada jawaban dari seberang sana. hanya terdengar seperti suara tangis yang di tahan. Bu Sari semakin cemas. Dia mengulang lagi suaranya.
📞 "Halooo Assallamuallaikum. " masih tidak dijawab justru terdengar isakan yang semakin keras diseberang telpon sana. Wajah bu Sari menegang dan mulai tidak tenang." Da...Darma.. .Apa yang terjadi pada adikmu ?" tanya bu Sari dengan penuh kecemasan
📞 " Disela isak tangisnya Darma tertegun. Bagaimana mamanya bisa tau bahwa Risya sedang ada masalah padahal dia sendiri belum mengatakan apapun. " Mungkin feeling seorang ibu memang sangat kuat. Di bisa merasakan kalo anaknya sedang dalam bahaya. Darma terisak lagi. dia menarik nafas panjang sebelum akhirnya bisa sedikit tenang untuk berbicara. " Mah, maafin Darma mah, Darma nggak bisa jaga Risya. Risya....Risya...Darma terisak kembali."
" Ada apa dengan risya, Cepat katakan Darma. " bu Sari membentak keras anak sulungnya itu karena dia tidak segera menceritakan yang terjadi pada Risya. Darma tersentak kaget mendengar bentakan mamanya itu. sekuat tenaga Darma berusaha menenangkan Dirinya. "Risya...Risya ..Dia...Dia..Di tusuk orang mah. dan sekarang kondisinya kritis. Dia butuh tranfusi darah secepatnya. tapi darah Risya O negatif mah. sangat langka. Dan Risya cuma ada waktu 6 jam mah untuk bertahan.
" Aaapaaa????" Bu Sari langsung terkulai lemas mendengar itu