"sayang...tunggu." Risya mencekal tangan Arul.
" ada apa?"
" kamu ngomong apa sama mas Darma.Ayo cerita. " paksa Risya sambil menarik-narik baju Arul kaya anak kecil.
Arul sangat suka kalo melihat Risya manja kaya gitu.
" udah nanti aja aku jelasin kalo dah sampe kamar kamu. "
" sekarang....pokoknya sekarang." rengek Risya sambil terus menggoyang-goyangkan tangan Arul bikin Arul jadi gemes dan mencubit hidung Risya.
" kamu ya kalo udah ada maunya harus dituruti. beneran mau cerita disini? nggak takut nih, dah malem loh, udah jam 10. banyak yang bilang katanya kalo malem disini suka ada penampakan." bisik Arul ditelinga Risy membuat Risya jadi bergidik ngeri.
" ihh...jangan nakut-nakutin deh." Risya langsung merapatkan tubuhnya ke tubuh Arul.
Arul terkekeh-kekeh karena berhasil ngerjain kekasihnya.
" hm...bilang aja kalo mau dipeluk pake acara pura-pura takut. " Arul langsung memeluk Risya dengan erat sampe Risya sesak nafas. merasa dikerjain, Risya berusaha melepaskan diri dari pelukan Arul, tapi kemudian menghentikan usahanya karena merasa begitu nyaman berada di dada bidang Arul. Sesaat mereka terdiam. merasakan kehangatan lewat pelukan. apalagi udara malam itu dingin banget. cukup lama mereka berpelukan, Arul kemudian menceritakan pembicaraannya dengan mas Darma tanpa melepas pelukan mereka.
" Sayang, tadi mas Darma bilang Dia akan merestui kita. Dia mau melihat kamu bahagia, dan meminta janjiku agar selalu menjagamu dan mencintaimu sepanjang umurku. "
" trus... kamu jawab apa kak?"
" ya aku setuju dengan syaratnya."
" Alhamdulillah, beneran ka? mas Darma ga menentang kitakan?"
" enggak. Dia malah menyerahkan kamu sama aku."
" Ya Allah makasih banyak ya Allah. semoga cinta kita selalu terjaga ya ka."
" Aamiin..." kata Arul sambil menangkupkan kedua tangannya ke wajahnya sendiri.
"Lama-lama merinding nih Ris" goda Arul lagi sambil melepaskan pelukannya tapi langsung dipeluk lagi sama Risya.
" aah...kak Arul jangan nakut-nakuti deh. "
Arul tertawa kemudian memeluk Risya dan mengantar Risya pulang ke kamarnya.
Sampai dikamar, "istirahat ya sayang". kata Arul sambil mengusap kepala Risya.
" Iya ka. "
" aku pamit ya. Assallamuallaikum."
" waallaikumsalam."
Arul kembali ke kamarnya dengan perasaan bahagia. sambil bersiul dia turun ke kamarnya. tiba di kamar Arul terkejut melihat Belinda yang sedang ngobrol dengan Edo dan Mas Sam. Arul bersikap cuek dan mau langsung masuk ke kamarnya tanpa menyapa. tapi keburu dipanggil sama mas Sam.
" eh..itu Arul. Rul, dicariin Belinda nih daritadi. " maaf mas aku cape banget mau istirahat."
" tapi Dia udah 2 jam loh nungguin kamu. temui dulu lah "
Akhirnya Arul menyerah dan berbalik menemui Belinda. sementara mas Sam dan Edo kembali ke kamarnya membiarkan mereka bicara berdua. Arul sengaja berdiri agak jauh dari Belinda karena Arul nggak mau membuat kesalahpahaman jika tiba-tiba Risya melihat mereka dari atas.
" Rul, aku mau minta maaf." ucap Belinda setelah menarik nafas panjang.
" Untuk apa Bel?"
" untuk sikap aku selama ini. aku mohon Rul, bisakan kita mulai dari awal lagi?aku nggak mau kehilangan kamu Rul "
" maaf Bel, aku nggak bisa. aku mungkin bisa memaafkan perbutanmu padaku. tapi tidak bisa memaafkan perbuatanmu terhadap Risya. dan untuk hubungan kita. semua sudah berakhir Bel. aku sekarang sudah punya kekasih Bel. dan kami akan segera menikah."
" Apa ?? menikah? kamu dan Risya akan menikah?
" ya kami akan menikah secepatnya. "
" Tapi Rul, bagaimana dengan aku ? aku mecintaimu Rul..." ucap Bela lalu menjatuhkan dirinya dan memeluk Arul dengan Erat. Arul berusaha melepaskan Pelukan Bela, namun Bela malah mengeratkan pelukannya.
" Please Bel, jangan kaya gini Bel. kamu cantik, dan kamu bisa mendapatkan cowok yang lebih segalanya dari aku. tolong lepasin aku Bel." teriak Arul.
tiba-tiba ada sebuah tangan yang membuat Bela melepaskan pelukannya pada Arul. Arul kaget dan melihat ke pemilik tangan itu.
" Maaf saya bukan mau ikut campur, tapi saya dengar teriakan cowok ini Bel. dia nggak mau dipeluk sama kamu. jadi saya cuma bantuin Dia aja. dan saya cuma mau ngembaliin Pager milik kamu ka. maaf udah mengganggu." Ucap Risya menyerahkan pager Arul lalu pergi.
Arul meraih tangan Risya dia nggak mau Risya salah paham.
" Risya tunggu aku bisa jelasin. "
Risya terdiam dan mencoba mengatasi emosinya lalu tersenyum daneraih tangan Arul menciumnya dengan sangat lembut.
" Aku sudah dengar semuanya kok. jangan khawatir, aku percaya sama calon suami aku. " Risya sengaja melakukan itu untuk memberi pelajaran pada Belinda dan memberitahunya bahwa Arul adalah miliknya dan tidak akan mudah memisahkan mereka dengan drama seperti tadi.
Risya tau kalo Belinda sengaja memeluk Arul ketika melihatnya turun dari tangga untuk membuatnya cemburu tapi Risya bukan orang bodoh yang mudah terprovokasi makannya dia berjalan mendekati mereka supaya mendengar percakapan mereka dengan jelas. Risya sangat bahagia karena kekasihnya menolak Bela dan menegaskan bahwa mereka akan segera menikah supaya Bela berhenti mengejarnya. Arul bahkan menolak pelukan gadis secantik Bela.
Arul tersenyum bahagia. ternyata kekasihnya tidak mudah terprovokasi. Arul lalu mendekati Risya dan mengecup kening Risya.
" makasih ya sayang. sudah percaya sama Aku. kamu harus selalu ingat aku akan selalu cinta dan sayang sama kamu. udah istirahat sana. " ucap Arul mesra.
" iya aku tau kak. kamu juga istirahat ya. jangan diluar terus dingin nanti masuk angin loh. " ucap Risya manja sambil membelai pipi Arul tapi ujung matanya melirik sinis ke arah Belinda.
Arul memegang tangan Risya yang membelai pipinya dan mengecup punggung tangan Risya. sekarang justru Arul yang ngga mau ditinggal Risya. seakan dunia hanya milik mereka berdua, tak peduli dengan Bela yang menatap penuh amarah kepada mereka berdua.
" Lepasin tanganku, aku mau pulang. "
" aku jadi kangen lagi nih..." rengek Arul seperti anak kecil yang minta dibelikan mainan.
" aku pengin cium kamu..." bisik Arul ditelinga Risya.
Risya menyikut pinggang Arul. " hust...malu banyak orang. aku pulang ya. "
" iya. met bobo ya. jangan lupa mimpiin aku. "
Risya tersenyum manis sekali " iyaa"
Belinda mengepalkan tinjunya, emosinya sudah sampai ke ubun-ubun melihat kemesraan yang mereka tunjukan. Belum pernah dia merasakan sakitnya dipermalukan seperti ini. Di begitu membenci Arul dan Risya.
Arul kembali ke kamar tanpa melihat ke Belinda. Baru saja sampai pintu Arul sangat terkejut mendengar teriakan kekasihnya.
" aaaaarg..."